Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS SEBARAN Nepenthes spp. DI HUTAN KERANGAS CAGAR ALAM PADANG LUWAY DI KABUPATEN KUTAI BARAT Sulistianto Sulistianto; Muhammad Sumaryono; Ali Suhardiman
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4354

Abstract

Cagar Alam Padang dengan luas ± 5.000 Ha Luway merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan seperti berbagai jenis anggrek dan Nepenthes spp. beserta gejala alam dan ekosistemnya berupa hutan kerangas dengan ciri khas lantai hutan berupa pasir (kersik) berwarna putih yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya berlangsung secara alami, secara administrasi berada di tiga kecamatan yaitu Melak, Damai dan Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat. Pengelolaannya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran Nepenthes spp. dengan menggunakan indeks Morisita dan Nearest Neighbor Analysis serta untuk mengetahui potensinya dengan menggunakan metode analisa vegetasi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui terdapat 3 (tiga) jenis Nepenthes yaitu N. Reinwardtiana hijau dan merah, N. Ampullaria dan N. Gracilis hijau dan merah, yang tersebar pada tiga lokasi penelitian yaitu di lokasi Kersik Luway ditemukan 137 individu N. Reinwardtiana yang tersebar di 10 (sepuluh) plot penelitian, di lokasi Kersik Mencege ditemukan 120 individu N. Ampullaria yang tersebar di 5 (lima) plot penelitian dan N. Gracilis di 2 (dua) plot penelitian serta di lokasi Kersik Serai ditemukan 80 individu N. Gracilis hijau pada 2 (dua) plot penelitian dan 162 individu N. Gracilis merah pada 8 plot penelitian. Dari Indek Nilai Penting (INP) diketahui dominasi tertinggi adalah N. Gracilis Merah sebesar 58,420 % dan terendah adalah N. Gracilis Hijau yaitu 15,953 %. Sedangkan hasil Indeks Morisita untuk semua jenis nepenthes  di CA. Padang Luway adalah lebih dari 1 (Id˃1) yang menunjukan pola penyebaran mengelompok, begitu pula hasil pengolahan data dengan menggunakan Nearest Neighbor Analysis dengan hasil mengelompok (Cluster).
POLA SEBARAN ALAMI ANGGREK (Orchidaceae) DI CAGAR ALAM PADANG LUWAY KABUPATEN KUTAI BARAT Fitriany M; Muhammad Sumaryono; Ali Suhardiman
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4345

Abstract

Cagar  Alam Padang Luway merupakan salah satu habitat anggrek (Orchidaceae)  di Kalimantan Timur. Untuk melakukan kegiatan pelestarian diperlukan data dan informasi dasar tentang faktor–faktor ekologi spesies anggrek yang ada serta pola penyebarannya sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengelolaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran Anggrek dan komposisi spesies anggrek dengan menggunakan metode analisis vegetasi. Areal penelitian merupakan pulau-pulau anggrek yang terdapat di Cagar  Alam Padang Luway. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan Indeks Dispersi Morisita Anggrek rata-rata mengelompok dan Quadrat Analysis sebaran anggrek mengelompok. Sedangkan nilai INP tertinggi adalah Coelogyne pandurata Lind 47,675 yang paling rendah adalah Bulbophylum sp. 1,686 dan Dendrobium sp. 1,686. Sebaran jenis–jenis anggrek di Cagar Alam Padang Luway hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan Cagar Alam Padang Luway dimasa yang akan datang
KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe), TIMBAL (Pb) dan MANGAN (Mn) PADA AIR SUNGAI SANTAN Kiamah Kamarati; Marlon Aipassa; Muhammad Sumaryono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.49-56

Abstract

Meningkatnya pembangunan dan perkembangan daerah industri disekitar sungai maka akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai dan pencemaran lingkungan sekitar. Banyaknya aktifitas masyarakat seperti pertanian, pertambangan dan kegiatan industri lainnya akan berpengaruh terhadap kandungan logam berat pada air Sungai Santan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Pb  dan untuk mengetahui baku mutu air berdasarkan kelas pada Sungai Santan. Pengambilan sampel air dilakukan pada daerah hulu, tengah dan hilir sungai dan pada saat sebelum hujan dan sesudah hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan logam berat pada Sungai Santan masuk kedalam kelas I dan II yaitu dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi lainnya dan dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi  tanaman.Kata kunci: Logam Berat, Sungai, Pencemaran
KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe), TIMBAL (Pb) dan MANGAN (Mn) PADA AIR SUNGAI SANTAN Kiamah Kamarati; Marlon Aipassa; Muhammad Sumaryono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.49-56

Abstract

Meningkatnya pembangunan dan perkembangan daerah industri disekitar sungai maka akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai dan pencemaran lingkungan sekitar. Banyaknya aktifitas masyarakat seperti pertanian, pertambangan dan kegiatan industri lainnya akan berpengaruh terhadap kandungan logam berat pada air Sungai Santan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Pb  dan untuk mengetahui baku mutu air berdasarkan kelas pada Sungai Santan. Pengambilan sampel air dilakukan pada daerah hulu, tengah dan hilir sungai dan pada saat sebelum hujan dan sesudah hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan logam berat pada Sungai Santan masuk kedalam kelas I dan II yaitu dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi lainnya dan dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi  tanaman.Kata kunci: Logam Berat, Sungai, Pencemaran