M. Dini Adita
Program Studi Agribisnis Universitas Muhadi Setiabudi

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGENALAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI BEKAL BAGI MAHASISWA ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA Suci Nur Utami; M. Dini Adita
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v2i1.282

Abstract

Pengenalan Analisis Break Even Point (BEP) sebagai Bekal bagi Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha. Analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu alat dalam analisis ekonomi yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan suatu usaha. Usaha dinyatakan layak apabila nilai pendapatan bersih lebih besar dari nilai BEP. Visi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan adalah “Pada tahun 2022 terwujudnya Program Studi yang Unggul dalam Menghasilkan Sarjana Profesional yang Berjiwa Food Technopreneur yang Berlandaskan Nilai-Nilai Religius”. Untuk mewujudkan visi tersebut, mahasiswa harus dibekali dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan kewirausahaan. Permasalahan yang dialami oleh mahasiswa semester 1 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan adalah belum adanya mata kuliah bermuatan wirausaha atau bisnis. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Mayarakat (PkM) ini adalah memberikan bekal materi kepada mahasiswa peserta kegiatan agar lebih siap dalam berwirausaha. Materi kegiatan dapat dijadikan acuan dalam menerima materi-materi kewirausahaan di semester selanjutnya. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman mahasiswa peserta kegiatan terkait analisis BEP. Peningkatan pemahaman dapat dilihat dari hasil evaluasi kuesioner post-test yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman sebesar 69%. Peserta dapat mengetahui perhitungan dasar dalam penilaian kondisi suatu usaha. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya komunikasi peserta dan media dalam kegiatan. Media tersebut berupa produk usaha peserta yang dinilai kondisinya. Rencana keberlanjutan kegiatan adalah peserta kegiatan dianjurkan untuk membuat sebuah rencana usaha akan dibahas dan dievaluasi pada kegiatan selanjutnya, mengadakan pertemuan rutin dan insidental untuk membahas permasalahan yang dihadapi peserta dalam membuat sebuah rencana usaha, dan pendampingan bagi mahasiswa yang telah mempunyai usaha. Pendampingan dapat berupa pemberian label dalam kemasan produk, peningkatan desain kemasan, pendampingan pendaftaran ijin usaha, dan peningkatan media pemasaran bagi produk tersebut.