Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JIK- JURNAL ILMU KESEHATAN

Accupresure Point Gall Bladder 21 (Gb21) Terhadap Tekanan Darah Dan Jumlah Perdarahan Pada Ibu Postpartum Desi Sarli; Arfianingsih Dwi Putri
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 4, No 2 (2020): JIK-Oktober Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v4i2.291

Abstract

Perdarahan postpartum merupakan salah satu akibat dari ibu mengalami hipertensi gestasional atau diakibatkan oleh preeklamsia. Banyak teknik yang telah ditemukan untuk membantu mengatasi hipertensi, baik dengan cara pengobatan medis maupun tradisional. Pengobatan tradisional salah satunya adalah dengan melakukan accupresure point gall bladder 21 (GB 21). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh accupresure Point Gall Bladder 21 terhadap tekanan darah dan jumlah perdarahan postpartum. Desain  penelitian eksperimen dengan post test only design, kelompok penelitian terdiri dari kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian dilaksanakan di PMB Padang selama ± 6 bulan. Jumlah sampel yang diteliti 32 responden untuk kelompok kontrol dan intervensi. Analisa data dilakukan dengan uji independen t-test. Hasil penelitian rata-rata tekanan darah sistole kelompok intervensi adalah 112,50 mmHg dan kelompok kontrol 118,44. Rata-rata tekanan darah Diastole kelompok intervensi 68,44 mmHg dan kelompok kontrol 75,63 mmHg. Rata-rata Jumlah perdarahan kelompok intervensi 200,34 ml dan kelompok kontrol 268,59 ml. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value < 0,05 untuk tekanan darah dan perdarahan artinya ada pengaruh Acupressure Point GB 21 terhadap Tekanan Darah dan jumlah perdarahan postpartum. Hasil penelitian disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah dan jumlah perdarahan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
HUBUNGAN KADAR HORMON OKSITOSIN TERHADAP LAMA KALA III PERSALINAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP JUMLAH PERDARAHAN PADA IBU 2 JAM POSTPARTUM Desi Sarli
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.234 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.20

Abstract

Maternal Mortality Rate due to childbirth is still one of the world's health problems. Bleeding caused by uterine atony is the leading cause of maternal death giving the greatest contribution (25%) to all causes of maternal mortality. Active management of the third stage, one of which is the action of oxytocin is an action to accelerate the third stage of labor and prevention of bleeding flood. The aim of this research is to know the correlation of hormone oxytocin level on the time of the third stage of labor, to know the correlation of hormone oxytocin level to the amount of bleeding, to know the relation of the old time of III with the number of postpartum hemorrhage. This research use observation with crosssectional research design, this research is conducted ± 6 month. The target of this research is normal maternal mother with 30 respondents. Measurements of the old time of the third stage will begin after birth and to assess the number of hemorrhage while IV underpad weighing is then analyzed by the volume formula (ml) = weight / density of the blood type (1.056). Examination of oxytocin levels was performed using the Human Oxytocin Elisa Kit. Data were analyzed by univariate and bivariate using statistic and regression test (p <0,05) with computerization. The result of the research that has been done on 30 maternal mothers showed the average of the hormone oxytocin level of 50,41 ± 2.07 pg / ml, the mean time duration of III 5.7 minutes ± 1.89 minutes and the average amount of bleeding postpartum 157,15 ± 76,51 ml After the sttatistic test there was a strong correlation between the oxytocin hormone level on the time of the third stage (r = 0.702 and p = 0.0001), there was a correlation with the moderate category between the oxytocin hormone levels and the amount of postpartum hemorrhage (r = 0,514 and P = 0,004). There was a correlation with the moderate category between the time of the third stage with the number of postpartum hemorrhages (r = 0.575 and P = 0.001). Based on these results it can be concluded that the higher the oxytocin level, the less time duration of the third stage, the higher the oxytocin level a little more the number of postpartum hemorrhage, and the less time of the third stage, the less the number of postpartum hemorrhages.Angka Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri merupakan penyebab kematian ibu bersalin yang memberikan kontribusi paling besar (25%) terhadap seluruh penyebab kematian ibu melahirkan. Manajemen aktif kala III yang salah satunya adalah pemberian oksitosin merupakan tindakan untuk mempercepat persalinan kala III dan mencegah terjadinya perdarahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar hormon oksitosin terhadap lama kala III persalinan, untuk mengetahui hubungan kadar hormone oksitosin terhadap jumlah perdarahan, untuk mengetahui hubungan lama kala III dengan jumlah perdarahan postpartum. Penelitian ini menggunakan observasi dengan desain penelitian crosssectional, penelitian ini dilaksanakan ± 6 bulan. Sasaran penelitian ini adalah ibu yang bersalin normal dengan 30 responden. Pengukuran waktu lama kala III akan dicatat dimulai setelah bayi lahir dan untuk menilai jumlah perdarahan kala IV peneliti melakukan penimbangan underpad kemudian dianalisa dengan rumus volume (ml) = berat/massa jenis darah (1,056). Pemeriksaan kadar oksitosin dilakukan menggunakan Human Oxytocin Elisa Kit. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik korelasi dan regresi (p < 0,05) dengan komputerisasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang ibu bersalin menunjukkan bahwa rata-rata kadar hormon oksitosin sebesar 50,41   ±  2,07 pg/ml, rata – rata lama kala III 5,7 menit  ±  1,89 menit dan rata – rata jumlah perdarahan postpartum 157,15 ± 76,51 ml. Setelah dilakukan uji sttatistik terdapat hubungan yang kuat antara kadar hormon oksitosin terhadap lama kala III (r=0,702 dan p=0,0001), terdapat hubungan dengan kategori sedang antara kadar hormon oksitosin dengan jumlah perdarahan postpartum (r= 0,514 dan P=0,004). Terdapat hubungan dengan kategori sedang antara lama kala III dengan jumlah perdarahan postpartum (r=0,575 dan P=0,001). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar oksitosin maka semakin sedikit waktu lama kala III, semakin tinggi kadar oksitosin semakin sedikit jumlah perdarahan postpartum, dan semakin sedikit waktu lama kala III maka semakin sedikit jumlah perdarahan postpartum.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI KELURAHAN BALAI GADANG PADANG Desi Sarli
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 2, No 1 (2018): JIK- April Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.306 KB) | DOI: 10.33757/jik.v2i1.71

Abstract

Diperkirakan 20% kehamilan akan mengalami komplikasi. Tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan upaya terobosan mempercepatan penurunan angka kematian Ibu dan bayi baru lahir. Dari data DKK Padang tahun 2014 Puskesmas Air Dingin mempunyai penanganan komplikasi dengan angka tertinggi (77,06 %). Dari survey awal yang dilakukan terhadap 10 ibu hamil terdapat 60 % tidak menerapkan P4K. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana penerapan P4K dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan ± 6 bulan. Populasi yaitu ibu hamil sebanyak 128 orang. Pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling. Data diambil menggunakan kuisioner, dianalisa secara multivariat, dan diolah secara komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 128 ibu hamil yang tidak menerapkan P4K sebanyak 66,4 %, tingkat pengetahuan rendah sebanyak 18 %, peran keluarga rendah 57,8 %, peran kader rendah 43,8 %, peran bidan rendah 57,8 %. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan, peran keluarga, peran bidan dengan penerapan P4K. Peran keluarga dan peran bidan mempengaruhi penerapan P4K memelui uji statistik secara multivariat. Berdasarkan hasil uji interaksi diketahui bahwa terdapat interaksi antara peran keluarga dan peran bidan dengan p value = 0,003. Dari hasil penelitian diketahui peran keluarga dan peran bidan mempengaruhi penerapan P4K. Diharapkan adanya suatu program yang memotivasi dan meningkatkan peran serta keluarga dalam merencanakan persalinan yang aman dengan menggalakan desa dan suami siaga dengan adanya penyuluhan untuk keluarga tentang P4K. 
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita Dwi Pratiwi Kasmara; Desi Sarli
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2023): JIK-April Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v7i1.659

Abstract

Penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab atas kematian sekitar 525.000 anak setiap tahun. Diare karena infeksi tersebar luas di seluruh negara berkembang. Di negara berpenghasilan rendah, anak di bawah tiga tahun mengalami rata-rata tiga episode diare setiap tahun. Faktor yang mempengaruhi kejadian diare menurut beberapa penelitian adalah sebagai berikut pengetahuan, penggunaan sumber air, perilaku mencuci tangan dan ketersediaan jamban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Penelitian analitik dengan desain studi cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita di Puskemas Simpang Bah Jambi sebanyak 117 orang. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 54 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian menjelaskan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p= 0,009). Ada hubungan ketersediaan sarana air bersih dengan kejadian diare pada balita (p=0,022). Ada hubungan perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita (p= 0,003). Tidak ada hubungan ketersediaan sarana jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita (p=0,116).