Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KRITIK TEKS PRASASTI SATRA Hedwi Prihatmoko; Luh Suwita Utami
Forum Arkeologi VOLUME 31, NOMOR 2, OKTOBER, 2018
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2448.471 KB) | DOI: 10.24832/fa.v31i2.521

Abstract

Satra Inscription is one of the inscriptions which have never been wholly studied before, so epigraphy study of the inscription become significant. This research aims to evaluate the information contained in Satra Inscription for the purpose of reconstructing cultural history and placing it in historical context. The methods used in this research consist of data collection, analysis, and interpretation. The data were collected through observation and literature study. Analysis was done using textual critic approach, and interpretation was done by explaining the relevance of Satra Inscription in historical context. The research shows that Satra Inscription is a copied inscription (tinulad), and assumed of being inscribed after the middle of the 15th century AD. The inference is based on the inconsistency between the king’s name and the year mentioned. Palaeography study, the usage, and language pattern of the inscription are also strengthen the inference that Satra Inscription as copied inscription. Textual critic of the inscription shows that the usage of informations contained in Satra Inscription as historical data needs to be carefully used. Prasasti Satra merupakan salah satu temuan prasasti baru yang belum pernah diteliti secara menyeluruh, sehingga kajian epigrafi terhadap prasasti ini menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi informasi yang ada di Prasasti Satra untuk kepentingan rekonstruksi sejarah kebudayaan dan menempatkannya di dalam konteks sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penafsiran data. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan studi pustaka. Analisis data dilakukan melalui kritik teks, dan penafsiran data dilakukan dengan memaparkan relevansi Prasasti Satra di dalam konteks sejarah. Penelitian ini menunjukkan bahwa Prasasti Satra merupakan prasasti tinulad, yang penulisannya diduga setelah pertengahan abad ke-15 Masehi. Dugaan tersebut muncul berdasarkan adanya ketidaksesuaian antara penyebutan nama raja dengan angka tahun yang tercantum. Tinjauan dari aspek paleografi, penggunaan, dan pola bahasanya juga menguatkan dugaan tersebut. Kritik teks terhadap Prasasti Satra diperlukan agar tedapat kehati-hatian ketika menggunakan informasi yang terkandung di dalam Prasasti Satra sebagai data sejarah. Kata kunci: prasasti, satra, kritik teks, tinulad.
UPACARA PRAYASCITTA KESEIMBANGAN MASYARAKAT TAMBLINGAN DENGAN ALAM Luh Suwita Utami
Forum Arkeologi VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2010
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.805 KB) | DOI: 10.24832/fa.v23i1.220

Abstract

JENIS MAKANAN DALAM PRASASTI BALI KUNO Luh Suwita Utami
Forum Arkeologi VOLUME 24, NOMOR 2, AGUSTUS 2011
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2938.124 KB) | DOI: 10.24832/fa.v24i2.137

Abstract

PEWARNA ALAM DALAM PRASASTI BALI KUNA Luh Suwita Utami
Forum Arkeologi VOLUME 23, NOMOR 2, AGUSTUS 2010
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2470.036 KB) | DOI: 10.24832/fa.v23i2.264

Abstract

DORO MPANA: SITUS KUBUR DARI ABAD KE-13-14 MASEHI Ni Putu Eka Juliawati; Luh Suwita Utami; Rochtri Agung Bawono; Ruly Setiawan; Abu Muslim; Aldhi Wahyu Pratama
Forum Arkeologi VOLUME 34, NOMOR 1, APRIL 2021
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/fa.v34i1.684

Abstract

Dompu or ‘dompo’ is a kingdom mentioned in Negarakertagama Book which dates to 1365 AD as one of the kingdoms Patih Gajah Mada wanted to conquer. Then, ‘Dompu’ reappears in Gowa Kingdom Chronicle in early 17th century AD. For three centuries it was unknown how Dompu Kingdom was. The findings of ceramics, pottery, human skeleton and dimpa stone at Doro Mpana, have given a hint of a community’s life and its culture in the past. This study aims to uncover the chronology of Doro Mpana as burial site and the burial cultural form. Data collected through excavation, observation and literature study. The data are analysed contextually related to the relation among archaeological data. To find out the absolute chronology, radiocarbon dating analysis was performed in the laboratory. The result shows the site came from 13th-14th century AD. The use of dimpa stones as grave markers is a characteristic of burial rituals, in addition to providing grave goods such as pottery and ceramics. The use of dimpa stones at Doro Mpana indicates the utilization of surrounding natural resources because the source of dimpa stones, which is diorite stones, found not far from the site. Dompu atau ‘dompo’ adalah nama sebuah kerajaan yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama yang berangka tahun 1365 Masehi, sebagai salah satu kerajaan yang ingin ditaklukkan oleh Patih Gajah Mada. Nama Dompu muncul kembali dalam kronik Kerajaan Gowa pada awal abad XVII Masehi. Selama tiga abad tidak diketahui bagaimana gambaran Kerajaan Dompu. Temuan keramik, gerabah, rangka, dan batu dimpa di Situs Doro Mpana, Dompu telah memberi petunjuk adanya sebuah kehidupan masyarakat dan budayanya di masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap kronologi dimanfaatkannya Situs Doro Mpana sebagai penguburan serta bentuk budaya penguburannya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei lingkungan, dan studi pustaka. Data dianalisis secara kontekstual terkait hubungan antardata arkeologi. Untuk mengetahui kronologi absolut dilakukan analisis radiocarbondating di laboratorium. Hasil analisis menunjukan situs berasal dari abad ke-13-14 Masehi. Penggunaan batu dimpa sebagai penanda kubur menjadi sebuah ciri khas dalam ritual penguburan di Doro Mpana, selain pemberian bekal kubur berupa gerabah dan keramik. Penggunaan batu dimpa di Situs Doro Mpana menunjukkan pemanfaatan sumberdaya alam sekitar karena sumber batu dimpa yaitu batu diorite ditemukan tidak jauh dari situs.
ASPEK KEMASYARAKATAN DI BALIK MAKANAN DALAM PRASASTI BALI KUNA Luh Suwita Utami
Forum Arkeologi VOLUME 25, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.651 KB) | DOI: 10.24832/fa.v25i2.480

Abstract

Old Bali Inscription mentioned that people who lived around Batur lake had a dynamic life. In their religious life, they tied in a religious unity to worship Sang Hyang I Turunan, in Magha month, date nine, in a big ceremony. Still based on the inscription, there were several offerings in that ceremony namely kinds of fi sh called simbur, nyalian, and dlag (gabus). This study aims to know social aspects behind the existance of some foods mentioned in the eighteen inscription related to the people around the lake. Library research method was applied in this study. Library research was applied to some Old Bali Inscriotion which mentioned about the villages around lake Batur. The result of the study shows that foods played an important role in some aspects of the society. Prasasti Bali Kuna memberitakan bahwa kehidupan masyarakat yang berdiam di sekitar Danau Batur sangat dinamis. Dalam kehidupan keagamaannya, masyarakat terikat pada suatu kesatuan religius untuk memuja Sang Hyang I Turuñan, pada bulan Magha tanggal sembilan dalam sebuah upacara besar. Diberitakan adanya beberapa jenis persembahan dalam pelaksanaa upacara tersebut, seperti sejenis ikan yang disebut sebagai ikan simbur, ikan nyalian, ikan dlag (gabus). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek kemasyarakatan yang termuat di balik beberapa jenis makanan yang termuat dalam 18 buah buah prasasti yang berkaitan dengan masyarakat di sekitar Danau Batur. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Studi pusataka dilakukan terhadap beberapa prasasti Bali Kuna yang menyebutkan tentang desa-desa sekitar Danau Batur. Pemeriksaan terhadap beberapa prasasti menunjukkan bahwa makanan mempunyai peranan dalam beberapa aspek dalam masyarakat.
MENJAHIT BENANG MERAH NARASI SEJARAH ISLAM DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Abu Muslim; Luh Suwita Utami
Al-Qalam Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v26i2.885

Abstract

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian sejarah yang bertujuan untuk melihat secara berkesinambungan bagaimana narasi sejarah Islam di Dompu Nusa Tenggara Barat. Tulisan ini diarahkan sebagai inventarisasi narasi sejarah Dompu menggunakan metode sejarah meliputi empat tahapan, yaitu: tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Selanjutnya melihat benang merah Narasi sejarah Islam Dompu, yang belakangan menjadi perbincangan eksistensialis kerajaan yang sering dikaitkan dengan kerajaan tetangganya Bima, dimana pemosisian Dana Mbojo juga turut serta dalam perdebatan itu. Kajian ini menunjukkan bahwa dalam aspek sejarah lokal Dompu, narasi itu dapat ditemukan dalam tinggalan arkeologi sebagai bukti adanya kepercayaan masyarakat pra Islam, tradisi lisan yang berkembang, dokumen Majapahit, Pengaruh Ternate-Tidore, Arsip Makassar berbasis Lontara bilang, serta persinggungan dengan orang melayu. Ke semua itu menunjukkan bahwa dalam narasi sejarah Islam Dompu dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat ditelusuri melalui eksplorasi terhadap tinggalan artefak, kontak dengan kerajaan sekitar, serta penyambungan informasi lokal berbasis lisan yang disampaikan turun temurun. Tulisan ini menyajikan potensi perbincangan itu sebagai hal yang tidak bisa diabaikan dalam usaha memahami lebih dalam apa sesungguhnya yang terjadi di Dompu masa lalu.
AKTIVITAS MASA LALU MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DORO MPANA, DOMPU Ni Putu Eka Juliawati; Sonny Chr. Wibisono; Luh Suwita Utami; Ati Rati Hidayah; Nyoman Rema
AMERTA Vol. 37 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract, Past Community Activities in Doro Mpana Site, Dompu. Research at Doro Mpana Site started with a report from the Head of Kandai Satu Village about the findings of a number of objects which are suspected of being archaeological remains in the form of earthenware fragments, ceramics, metal objects, human bone fragments, and Batu Dimpa. Batu Dimpa is a term given by the community for flat stones which are believed to be ancient grave markers. The purpose of this study was to determine the activities carried out by the community of Doro Mpana Site in the past. Data was collected through excavation, survey, and interview methods. Data were analyzed using specific analysis that focused on the physical characteristics of artifacts and contextual analysis related to the connection between archeological data. Three excavation squares were opened in this first phase of research. The results of excavation are earthenware fragments, foreign ceramic fragments, andesite stones, Batu Dimpa, brick structures, and human bone fragments. In the past, Doro Mpana site was once used for burial. Foreign ceramics findings show that the community in the past had been in contact with the outside world in trade relations. Utilization of Doro Mpana as a settlement in more recent time is supported by brick findings and some historical records. Keywords: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa   Abstrak, Penelitian di Situs Doro Mpana diawali dengan laporan Lurah Kandai Satu tentang temuan sejumlah benda yang diduga merupakan tinggalan arkeologi berupa fragmen gerabah, keramik, benda logam, fragmen rangka individu manusia, dan Batu Dimpa. Batu Dimpa adalah sebutan masyarakat untuk batu pipih yang dipercaya merupakan penanda kubur kuno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas masyarakat pendukung Situs Doro Mpana pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis khusus yang menitikberatkan ciri fisik artefak dan analisis kontekstual yang berkaitan dengan hubungan antardata arkeologi. Tiga buah kotak ekskavasi dibuka dalam penelitian tahap pertama ini. Adapun hasil ekskavasi adalah berupa fragmen gerabah, fragmen keramik asing, batu andesit, Batu Dimpa, struktur bata, dan fragmen tulang individu manusia. Pada masa lalu Situs Doro Mpana pernah dimanfaatkan untuk penguburan. Temuan keramik asing menunjukkan bahwa masyarakat pada masa lalu telah mengadakan kontak dengan dunia luar dalam hubungan perdagangan. Pemanfaatan Doro Mpana sebagai permukiman pada masa yang lebih muda didukung temuan bata dan catatan sejarah. Kata Kunci: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa