Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KESENIAN PĀLA TERHADAP GAYA SENI ARCA CANDI MENDUT Atina Winaya
Forum Arkeologi VOLUME 34, NOMOR 2, OKTOBER 2021
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/fa.v34i2.724

Abstract

Indian culture presents a massive influence in the Early Classic Period in Java. One of the traces found in arts. However, which part of Indian art influenced is rarely mentioned. Some scholars said it was Gupta Art’s influence enormously in the Early Classic Period. Is it just Gupta Art? or another else? This paper aims to add knowledge about another Indian art, namely Pāla Art, which also presents in the Early Classic Period. The style of Pāla Art affects the depiction of Candi Mendut’s sculptures. The data collection using observation techniques and description as well. The data analysis using a qualitative approach by descriptive analysis methods. And finally, the data interpretation using the results of comparative studies. The conclusion reveals the similarities between both data. However, Candi Mendut’s sculptures did not entirely absorb the foreign influences, but they show authentic attributes known as a character of classical Javanese Art. Kebudayaan India memberikan pengaruh yang besar terhadap periode Klasik Tua di Jawa. Jejak kebudayaan India, salah satunya nampak pada bentuk-bentuk kesenian. Meskipun demikian, selama ini jarang disebutkan secara terperinci kesenian India mana saja yang memengaruhi kesenian Jawa klasik. Beberapa ahli berpendapat bahwa kesenian Gupta yang memberikan pengaruh besar terhadap bentuk kesenian Jawa pada periode Klasik Tua. Namun, benarkah hanya kesenian Gupta semata? Tulisan ini bertujuan untuk menambahkan pengetahuan mengenai gaya seni India lainnya, yakni kesenian Pāla, yang juga ditemui pada periode Klasik Tua. Pengaruh kesenian itu terlihat pada penggambaran arca-arca candi Mendut. Telaah dihasilkan melalui tahapan kerja yang bertingkat-tingkat, dimulai dari pengumpulan data dengan cara mengamati dan mendeskripsikan data; pengolahan data melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif; serta penafsiran data berdasarkan hasil studi komparasi. Simpulannya memperlihatkan persamaan gaya seni yang membuktikan bahwa kesenian Pāla memberikan pengaruhnya terhadap gaya seni arca Candi Mendut. Meskipun demikian, pengaruh kesenian Pāla tidak serta merta diserap secara utuh, melainkan terdapat ciri khas yang ditemui pada arca Candi Mendut yang menjadikannya sebagai karakter kesenian Jawa klasik.
How Indonesian People in the Past Deal with Disaster Mitigation? An archaeological perspective Atina Winaya; Ashar Murdihastomo
Kapata Arkeologi Vol. 17 No. 1 (2021)
Publisher : Balai Arkeologi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/kapata.v17i1.13-20

Abstract

Bencana alam adalah bagian dari riwayat bangsa kita sejak masa prasejarah. Meskipun bencana alam merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, namun disadari masih kurang kesadaran dan kesiapan terhadap kondisi ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya angka kerugian material dan non material dalam setiap kejadian bencana. Keadaan ini disebabkan oleh belum optimalnya pelaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya dalam mitigasi bencana. Untuk merumuskan konsepsi baru penanggulangan bencana, masyarakat saat ini harus belajar menghadapi bencana alam dari manusia di masa lalu. Nilai dan kearifan lokal masih relevan hingga saat ini karena kita hidup di nusantara yang sama. Sebagai ilmu yang mempelajari budaya manusia yang telah punah, arkeologi dapat membantu menjelaskan sejarah bencana di suatu wilayah dan dampaknya terhadap kehidupan manusia di masa lalu. Dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aksi mitigasi bencana yang dilakukan oleh leluhur bangsa Indonesia sebagai acuan mitigasi bencana di zaman modern ini. Setidaknya ada dua sorotan nilai yang masih relevan. Pertama, pembinaan mental dan karakter masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, dan kedua pembangunan fisik mengenai sifat bencana di masing-masing daerah. A natural disaster is part of our nation’s journey from the prehistoric era. Even though natural disaster is an inseparable matter with Indonesian people’s lives, but there is still a lack of awareness and readiness due to this issue. The high number sees it as material and non-material losses in every disaster event. This situation is caused by non-optimally disaster management implementation in Indonesia, especially in disaster mitigation. To formulate the new conception of disaster management, modern people should learn how to deal with natural disasters from ancient people. Values and local wisdom are still relevant today since we live in the same archipelago. As a science that studies extinct human culture, archaeology can help explain the history of disasters in a region and its impact on human life in the past. Using the literature study approach, this paper aims to describe disaster mitigation actions implemented by Indonesia’s ancestors as a reference to disaster mitigation in modern times. At least there are two highlights of values that are still relevant. First is the mental and character building of people who live in a disaster-prone area, and second is the physical development regarding the nature of disaster in each region.
PERAN MUSEUM MAJAPAHIT SEBAGAI MEDIATOR PELESTARIAN WARISAN BUDAYA DAN INDUSTRI PEMBUATAN BATA Atina Winaya
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Trowulan, situs arkeologi yang diduga merupakan ibukota Kerajaan Majapahit, mengalami kerusakan yang semakin hari semakin parah seiring dengan perkembangan industri pembuatan bata oleh masyarakat setempat. Museum Majapahit adalah salah satu pihak yang dapat tampil dalam upaya menekan, atau bahkan menghentikan, laju pertumbuhan dan perkembangan industri pembuatan bata tersebut. Penelitian dilakukan untuk memberikan suatu rekomendasi terhadap pengembangan Museum Majapahit pada masa mendatang agar dapat berperan sebagai mediator yang menjembatani kepentingan pelestari budaya (baik pemerintah, arkeolog, akademisi, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan masyarakat Trowulan, khususnya para pembuat bata. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif melalui observasi dan studi literatur, disertai analisis berdasarkan pendekatan new museology dan pendekatan cultural resources management. Berdasarkan hasil penelitian, Museum Majapahit diharapkan berperan sebagai media yang mampu menanamkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat mengenai pentingnya kelestarian Situs Trowulan. Situs yang lestari akan memberikan manfaat dan dampak positif terhadap tiga aspek di dalam kehidupan masyarakat, yaitu aspek ideologis, akademis, dan ekonomis. Kata Kunci: Pelestarian warisan budaya, Industri pembuatan bata, Majapahit, Trowulan Abstract. The Role of Majapahit Museum as a Mediator between Heritage Preservation and BrickMaking Industry. Trowulan, the archaeological site which is believed as the former capital of the Majapahit Kingdom, currently suffers damages caused by the local brick-making industry. Majapahit Museum is one of the institutions which can suppress, or even stop, the growth and development of the brick-making industry. The aim of this research is to provide a recommendation for the development of Majapahit Museum in the future in order to work as a mediator that can bridge both interests between heritage preservation (government, archaeologists, academicians, and non-governmental organizations) and local citizens, especially the brick-makers. The methods used on this research is qualitative method through observation and literature study, followed by analysis based on new museology approach and cultural resources management approach. Based on the result, it is expected that the Majapahit Museum can play a key-role in raising the awareness of local citizens of the importance of the Trowulan site. The preserved site will provide benefits and positive impacts to three aspects in society, which are ideological, academic, and economic aspects. Keywords: Heritage preservation, Brick-making industry, Majapahit, Trowulan