p-Index From 2019 - 2024
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Forum Arkeologi Amerta
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Forum Arkeologi

KAMA DALAM KEHIDUPAN: KAJIAN FILOSOFIS-SIMBOLIS Nyoman Rema
Forum Arkeologi VOLUME 24, NOMOR 2, AGUSTUS 2011
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3309.456 KB) | DOI: 10.24832/fa.v24i2.136

Abstract

DEWA TERTINGGI SIWA-BUDDHA: STUDI ETNO-ARKEOLOGI Nyoman Rema
Forum Arkeologi VOLUME 25, NOMOR 1, APRIL 2012
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5581.442 KB) | DOI: 10.24832/fa.v25i1.440

Abstract

KEHARMONISAN DALAM TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA DANGKA, TEMBAU, DENPASAR A.A Gde Bagus; Nyoman Rema
Forum Arkeologi VOLUME 30, NOMOR 2, OKTOBER 2017
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.446 KB) | DOI: 10.24832/fa.v30i2.442

Abstract

Dangka Tample is one of the temples that keep the archaeological remains of ancient Balinese era, still sacred, by its penyungsung people, because it has important meaning for harmony. This study aims to determine the meaning of harmony that is reflected in the remains of akeologi in the temple. This research is a qualitative research, whose data is collected through direct observation in Pura Dangka, analyzed by iconography, the results are presented in narrative, and completed with drawings. The results of this research are Linga-yoni, statue of Dewi Durga, statue of Ganesha, statue of Nandi. Of all these remains, there is Linga-yoni which has a larger size among the others, which is thought to be the main medium of worship, while the other remains as supporting media in achieving harmony. Pura Dangka adalah salah satu pura yang menyimpan tinggalan arkeologi dari jaman Bali Kuno, masih dikeramatkan, oleh masyarakat penyungsungnya, karena memiliki makna penting untuk keharmonisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna keharmonisan yang tercermin pada tinggalan akeologi di pura tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang datanya dikumpulkan melalui observasi langsung di Pura Dangka, dianalisis secara ikonografi, hasilnya disajikan secara naratif, dan dilengkapi gambar. Hasil penelitian ini berupa Lingga-yoni, arca Dewi Durga, arca Ganesa, arca Nandi. Dari semua tinggalan tersebut, terdapat Lingga-yoni yang mempunyai ukuran yang lebih besar di antara tinggalan lainnya, yang diduga sebagai media utama pemujaan, sedangkan tinggalan lainnya sebagai media pendukung dalam mencapai keharmonisan.
POLA RUANG PERMUKIMAN DAN ARSITEKTUR TRADISIONAL KAMPUNG ADAT DUARATO Nyoman Rema; A.A. Gde Bagus
Forum Arkeologi VOLUME 33, NOMOR 1, April, 2020
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2055.843 KB) | DOI: 10.24832/fa.v33i1.581

Abstract

Duarato Traditional Village is one of the traditional villages in Belu Regency, East Nusa Tenggara, which has space pattern and traditional architecture that still preserved today and reflect the concept of life. This study aims to determine the settlement pattern and architecture of Duarato traditional houses. Data were collected through literature study, direct observation, and interview with traditional figures. The data analyzed qualitatively, then a conclusion is drawn. This study resulted in the unique pattern of the village settlements and the architecture of traditional houses have become the characteristic of Duarato Traditional Village. Based on the analysis, Duarato settlement belongs to cluster pattern. The most sacred area for ancestor worship is built on the highest land and/or the direction of sunrise. The center of activity is in K’sadan, which is surrounded by houses and bosok. The traditional house is in the form of wooden stage house. The space pattern of the house is divided vertically and horizontally which functioned for profane or sacred activities. It is meaningful as an effort to maintain the constancy of tribe personalities. Kampung Adat Duarato merupakan salah satu kampung adat di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang memiliki pola ruang dan arsitektur traditional yang masih lestari dan mencerminkan konsep kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ruang permukiman dan arsitektur rumah adat Duarato. Data penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi langsung, dan wawancara kepada tokoh adat. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif, dilanjutkan dengan penyimpulan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pola ruang permukiman kampung dan arsitektur tradisional rumah adat cukup unik yang menjadi ciri khas Kampung Adat Duarato. Berdasarkan dari hasil analisis, Kampung Adat Duarato menganut pola cluster atau mengelompok. Areal paling suci untuk pemujaan leluhur dibangun pada lahan yang paling tinggi dan/atau arah matahari terbit. Pusat kegiatan berada pada k’sadan, yang dikelilingi oleh rumah dan bosok. Rumah adat kampung ini secara arsitektur berupa rumah panggung dengan konstruksi kayu. Pola ruang rumah ini terbagi secara vertikal dan horizontal yang difungsikan untuk kegiatan yang bersifat profan maupun sakral, yang bermakna sebagai upaya menjaga keajegan kepribadian suku.
FUNGSI BIJA-MANTRA DALAM AJARAN BUDDHA Nyoman Rema
Forum Arkeologi VOLUME 24, NOMOR 1, APRIL 2011
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4007.365 KB) | DOI: 10.24832/fa.v24i1.505

Abstract