Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Relationship of Farmers Characteristics and Perception of the Occupational Health and Safety (OHS) Application in Farming Activities in Wonosalam District, Jombang Regency, East Java Abdul Farid; Arum Pratiwi; Aan Dwi Auliya Fitri
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 2 (2019): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.096 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v7i2.26974

Abstract

The majority of residents of Wonosalam Subdistrict are farmers who are at high risk of having health problems due to interactions with hazardous materials, such as pesticides. The implementation of occupational safety and health (K3) which is still low triggers the occurrence of accidents and diseases in farmers that have an impact on performance degradation so that it can cause losses. The aim of this study to find out the relationship between farmers 'characteristics and farmers' perceptions in the application of K3 in Wonosalam District, Jombang Regency by using descriptive quantitative methods. Observation variables include age, level of education, training, length of farming, income, land status and land area on perceptions of OHS application. The data used are primary data obtained from 98 farmers using a questionnaire. Analysis of the data used in this study is thecorrelation analysis Spearman Rank. The results showed that the characteristics of farmers associated with farmers' perceptions in applying OSH were the level of education and training. While the characteristics of farmers who are not related to the perception of farmers in the application of OSH are age, length of farming, income, land status and land area.
MOTIVASI PETANI APEL BERALIH DARI BUDIDAYA ANORGANIK KE BUDIDAYA RAMAH LINGKUNGAN DI DESA BULUKERTO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Ikko Novia; IGN Mudita; Arum Pratiwi
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 4, No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.671 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v4i1.5399

Abstract

Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri sendiri maupun dari luar yang menyebabkan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi petani apel beralih dari budidaya anorganik ke budidaya ramah lingkungan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan analisis data Korelasi Rank Spearman dengan bantuan program komputer SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan (1) faktor yang paling kuat hubungannya dengan motivasi petani adalah faktor tingkat pendidikan dengan nilai koefisien korelasi 0,467, pendapatan 0,457 dan peran penyuluh 0,536, (2) tingkat motivasi petani masuk dalam kategori sangat tinggi yaitu 40%.Kata kunci: analisis korelasi, motivasi , petani apel, ramah lingkungan, tingkat motivasi
KAJIAN PENERAPAN JARWO PADA SISTEM MINAPADI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI DAN IKAN NILA Arum Pratiwi; Seto Sugianto P.R.
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.421 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.27

Abstract

Minapadi merupakan salah satu subsistem usahatani padi-ikan di lahan sawah irigasi. Sistem Jajar Legowo (Jarwo) yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh i sistem tanam jajar legowo dan populasi ikan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi dan ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu: Faktor pertama : sistem tanam jajar legowo terdiri dari 4 taraf yaitu: tegel (control), (jajar legowo2 : 1), (jajar Legowo 3 : 1), (Jajar Legowo 4 : 1). Dan faktor kedua kepadatan populasi ikan nila yang digunakan terdiri dari 4 taraf yaitu:(tanpa ikan), (1 ekor bibit ikan/m²), (2ekor bibit ikan/m²), dan (3 ekor bibit ikan/m²). Hasil penelitian menunjukan bahwa sisten tanam jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 60 HST, panjang malai, berat malai perumpun, berat bulir perpetak, produksi padi ton/ha. Sedangkan sistem jajar legowo 4 : 1 memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah anakan produktif, dan berat 1000 bulir gabah. Dan kepadatan populasi ikan nila 3 ekor/m2 memberikan hasil bobot ikan terbaik, sedangkan kepadatan populasi ikan 2 ekor/m2 memberikan hasil terbaik pada parameter tingkat kelangsungan hidup ikan dan bobot ikan per ekor.
Optimalisasi Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum, L) Pada Musim Penghujan Di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu Yustina E.W Lea; Abdul Farid; Arum Pratiwi
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 2 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.36 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i2.90

Abstract

Rendahnya produksi bawang merah pada musim penghujan yang diakibatkan oleh meningkatnya serangan hama dan penyakit karena kondisi tanah yang terlalu lembab menjadi permasalahan utama yang dihadapi petani saat ini. Tujuan dari kajian ini untuk mengetahui jarak tanam yang optimal terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum, L) padamusimpenghujandi Desa Torongrejo. Pelaksanaan kajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Perlakuan yang diberikan adalah jarak tanam 15x15, 20x20, 25x25 dan 30x30cm dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot umbi dan persentase serangan hama penyakit. Hasil kajian menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah pada musim penghujan dengan jarak paling optimal 20x20 cm.
Peningkatan Mutu Beras Giling Menggunakan Zeolit Pada Berbagai Ketebalan Lapisan Pengeringan Gabah Niken Rani Wandansari; Arum Pratiwi; Dwi Purnomo; Latarus Fangohoy
Rona Teknik Pertanian Vol 15, No 1 (2022): Volume No. 15, No. 1, April 2022
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v15i1.24818

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gabah yang dihasilkan pada berbagai kombinasi ketebalan tumpukan gabah dan penambahan jumlah zeolit pada proses pengeringan, serta kualitas beras giling yang dihasilkan berdasarkan persentase kadar air, butir beras kepala dan butir beras patah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimental menggunakan box dryer, sedangkan design penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga kali ulangan pada setiap kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tipis lapisan gabah, maka proses pengeringan menjadi lebih cepat. Demikian pula dengan semakin banyak zeolit yang ditambahkan, maka proses pengeringan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Perlakuan lapisan gabah 30 cm dan komposisi zeolit 10% mampu memberikan waktu pengeringan tercepat, yaitu sembilan jam dengan rerata kadar air gabah 13,5%. Ketebalan lapisan gabah dan penambahan zeolit secara signifikan mempengaruhi kualitas fisik beras giling, meliputi persentase kadar air, butir beras kepala, beras patah, beras menir dan butir gabah. Perlakuan ketebalan lapisan gabah 30 cm dengan persentase komposisi zeolit 10% memberikan nilai persentase butir beras kepala tertinggi, yaitu 92,5% dan butir beras patah terendah, yaitu 4,1%. Sebagian besar perlakuan menghasilkan beras dengan kualitas komersial dengan mutu menengah.Improving The Quality Of Milled Rice Using Zeolite At Various Levels Of Paddy Drying Layer Thickness.Abstract. The aim of this study was to determine the quality of the grain produced at various combinations of the paddy pile thickness and the addition of the amount of zeolite in the drying process, as well as the quality of milled rice produced based on the percentage of water content, head rice grains, and broken rice grains. The method used in this research is an experimental method using a box dryer. While the research design used was a factorial randomized block design with three replications for each treatment combination. The results showed that the thinner the layer of paddy, the faster the drying process. Likewise, the more zeolite was added, the drying process took a shorter time. Treatment of 30 cm paddy layer and 10% zeolite composition was able to provide the fastest drying time, which was nine hours with an average grain moisture content of 13.5%. The thickness of the paddy layer and the addition of zeolite significantly affected the physical quality of milled rice, including the percentage of moisture content, head of rice grains, broken rice, groats, and grain. Treatment of the thickness of the 30 cm grain layer with 10 % zeolite composition percentage gave the highest grain percentage value of rice heads, namely 92.5%, and the lowest broken rice grains, namely 4.1%. Most of the treatments produced rice of medium quality commercial quality.