Yusuf Adam Hilman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KISRUH PILKADA KABUPATEN PONOROGO Ayub Dwi Anggoro; Yusuf Adam Hilman
Jurnal Riset Komunikasi Vol 1 No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/jurkom.v1i2.32

Abstract

Research is called chaos election district ponorogo (discourse critical analysis model Norman Fairclough about news a lawsuit this election district Ponorogo on may 22 December 2015 - 21 January 2016). Methods used in research is descriptive method the critical analysis discourse model three dimensions “norman fairclough” .The purpose of this research isto review the news textThe result showed that the language of: diction, the use of the word, and selection in the source directly used in research, put the institution the constitutional court in the representation of negative. It is connected to ideology nationalism adopted by institutions the online media more defend sugiri. Nevertheless, representation besides pertaining to ideology adopted, also has connection with political interests from the media is the founder of institutions, in imaging positive on his party.
REVITALISASI KONSEP ALUN ALUN SEBAGAI RUANG PUBLIK: ( Studi pada pemanfaatan alun alun Ponorogo) Yusuf Adam Hilman
ARISTO Vol 3, No 1 (2015): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.322 KB) | DOI: 10.24269/ars.v3i1.9

Abstract

Fungsi Alun alun sebagai ruang publik bagi masyarakat di sekitar kabupatenPonorogo, seharusnya bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, akan tetapi adanyafenomena pergeseran konsep alun alun yang berubah dan mulai mengarah sebagai saranauntuk mengumpulkan provite karena dirubah menjadi pusat perekonomian, menjadikansecara perlahan lahan, masyarakat mulai kehilangan ruang ekspresi, gerak, dan jugaaktualisasi diri, perlu diingat bahwa sebagai makhluk sosial manusia juga membutuhkansaluran saluran yang terbuka, bebas untuk berinteraksi dan bersosialisasi denganmasyarakat ataupun komunitas lainnya, ditengah sombongnya pembangunan yang tidak lagimemihak mereka, pemahaman mansyarakat yang mulai kendur dan bergeser terkait konseppemanfaatan ruang publik, seharusnya menjadi perhatian bersama untuk di revitalisasisupaya semangat untuk berekspres, dan berkreasi bisa kembali muncul sehinggamasyarakatdapat mengembangkan potensi dan juga mengatasi permasalahannya secaramandiri dengan proses proses yang lebih manusiawi dan bermartabat.