Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penelitian tentang Pengaruh Pengetahuan Mubazir terhadap Pengeluaran Konsumsi (Studi Deskriptif Analitis di Kecamatan Serang) Wazin Baihaqi
Al Ahkam Vol 3 No 2 (2007): Juli-Desember 2007
Publisher : Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37035/ajh.v1i2.2756

Abstract

Belum
PENGARUH KONTRIBUSI PRODUK SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN ASET PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA 2012-2018 Muhyani Muhyani; Wazin Baihaqi
Syar'Insurance: Jurnal Asuransi Syariah Vol 5 No 2 (2019): December 2019
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/sijas.v5i2.2685

Abstract

The formulation of the problems in this study are: 1). How does the contribution of the product affect the growth of sharia insurance company assets in Indonesia? 2). How much influence does the product's contribution have on the growth of sharia insurance company assets in Indonesia? The purpose of this study are 1). To analyze the effect of product contributions on the growth of sharia insurance company assets in Indonesia.2). To measure how much influence the contribution of Islamic products to the growth of insurance company assets in Indonesia .. The method used in this study is a quantitative method that uses a classic assumption test, hypothesis testing, correlation coefficient test, and coefficient of determination test. The data used are secondary data. Based on the results of the T Test, the value of t calculated product contributions can be -0.501 smaller than t table 2.0345 thus there is no significant effect between the contribution of products to asset growth. While the value of R2 0.009 or (0.9%) which means that the contribution of the product affects the growth of assets by 0.09% while the remaining 99.1% is influenced by other factors not examined in this study.
PENGARUH ISLAM TERHADAP KEKUASAAN POLITIK DI INDONESIA Wazin Baihaqi
Al Qalam Vol 22 No 1 (2005): January - April 2005
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.531 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v22i1.1437

Abstract

Ada tiga fase perkembangan Islam yang dijelaskan dalam tulisan ini. Pertama tetang masuknya Islam ke Indonesia. Pada fase ini Islam sebagai sebuah ide baru di Nusantara mendapatkan tempatnya tidak hanya sebagai agama yang kemudian dianut oleh penduduk asli, tetapi juga mengubah lembaga politik yang semula berbentuk kerajaan bercorak Hindu menjadi bentuk kerajaan yang bercorak Islam. Fase kedua tentang bagaimana Islam bereaksi terhadap kolonialisme yang masuk ke Indonesia. Perlawanan terhadap kolonialisme dilakukan oleh kelompok Islam selama 3,5 abad. Gerakan perlawanan yang semula bersifat sporadis kemudian berkembang menjadi gerakan politik yang lebih modern karena bangkitnya kesadaran dari kelompok terpelajar Islam yang disebut dengan urban Islam (Islam perkotaan). Di tengah kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang menghambat perkembangan dan pelaksanaan syari'at Islam, kelompok Islam bersikap defensif (bertahan) dan bahkan terus berkembang higga Islam tetap sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia. Fase ketiga tentang bagaimana kelompok Islam bersikap pro aktif terhadap persiapan pembentukan negara pasca kemerdekaan. Para tokoh nasionalis islami berusaha untuk menetapkan Islam sebagai asas kehidupan bernegara dan berbangsa setelah pada akhirnya harus berkompromi dengan heterogintas masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Islam, Indonesia, politik, sejarah
TANGGUNGJAWAB ILMUWAN MUSLIM DALAM MASYARAKAT Wazin Baihaqi
Al Qalam Vol 19 No 92 (2002): January - March 2002
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.743 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v19i92.1445

Abstract

Tidak semua pengetahuan memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Pengetahuan ilmiah memiliki kriteria tertentu seperti pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain (obyektif). Dalam kerangka filsaf ilmu, sebuah pengetahuan dapat disebut pengetahuan ilmiah (science) apabila memenuhi aspek-aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis. Karena itu seorang ilmuwan adalah orang yang mampu menyelami dunia pengetahuan ilmiah dengan mengikuti kaidah-kaidah keilmuan yang telah ditetapkan, terutama dalam menggali dan memperoleh data. Jelas sekali bahwa pengetahuan ilmiah mengandalkan kekuatan logika dan hanya membatasi diri pada gejala-gejala konkrit yang dapat diindera oleh manusia.Seorang ilmuwan tidak hanya menunjukan sebuah kemampuan berfikir logis dan argumentatif, tetapi ia memiliki sebuah pandangan tentang bagaimana ilmu tersebut digunakan. Beberapa ilmuwan memilih sikap netral dan menyerahkan penggunaan ilmu pengetahuan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Kelompok ilmuwan lain memilih untuk memiliki sikap formal dengan memperhitungkan kegunaan ilmu pengetahuan tersebut dengan nilai-nilai kemanusiaan, mempertimbangkan kelestarian alam dal memiliki pertimbangan kelestariannya. Ilmuwan memiliki tanggung jawab terhadap profesinya untuk senantiasa prefesional dan loyal terhadap asas-asas profesi seperti kejujuran, obyektif, kritis dan rasional. Selain itu ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat untuk senantiasa tertarik dengan permasalahan masyarakat dan dengan kemampuannya membangun masyarakat tersebut. Untuk itu perlu dibina komunikasi yang baik antara ilmuwan dan masyarakat.Dalam pembahasan ini dirumuskan pula bagaimana idealnya ilmuwan muslim itu. Terdapat istilah ulil albab dan rausyanfikr untuk menunjukkan mentalitas ilmuwan muslim ideal Dijelaskan pula dalam tulisan ini bagaiman Al­Quran justru menuntun manusia pada cara-cara benalar untuk mencapai kebenaran dan menyandingkannya dengan keimanan, sehingga untuk ilmuwan muslim tidaklah mungkin memisahkan antara ilmu dan iman. Karena itu ilmuwan muslim tidak semata-mata mengakui kebenaran yang dihasilkan dari fakta-fakta obyektif yang dapat diuji kritis tetapi juga memiliki keterikatan terhadap nilai-nilai agama. Sehingga dalam mengamalkan ilmunya, ilmuwan muslim mempertimbangkan apakah pemanfaatan ilmu tersebut sesuai dengan etika Islam ?
Pemikiran M. Natsir Tentang Dakwah Islam Wazin Baihaqi
Tsaqofah Vol 1 No 2 (2003): June 2003
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v1i2.3475

Abstract

M Natsir adalah tokoh seorang tokoh fenomenal yang dikenal sebagai birokrat, politisi dan dai ternama. Kiprahnya di dunia politik dilakukan terutama pada masa pendudukan Jepang sampai pada masa orde lama.