Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Bedah Indonesia

Hubungan Gejala Klinis Dengan Tekanan Intraventrikuler Pada Hidrosefalus Akut Donny Argie; Muhammad Zafrullah Arifin; Achmad Adam; Akhmad Imron; Mirna Sobana; Agung Budi Sutiono
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol. 43 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v43i1.73

Abstract

Latar Belakang. Penelitian tentang gejala klinis atau tekanan intrakranial pasien pediatrik yang menderita hidrosefalus akut telah banyak dilakukan, tetapi penelitian yang menghubungkan antara gejala klinis dan tekanan intrakranial pasien pediatrik yang menderita hidrosefalus akut belum banyak dilakukan. Tujuan. Mengetahui hubungan antara gejala klinis dengan tekanan intraventrikuler pada pasien pediatrik penderita hidrosefalus akut. Metode. Penelitian prospektif analitik, dimana data diambil dari tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 17 Agustus 2013 di Departemen/ SMF Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil. Jumlah sampel pasien hidrosefalus akut, sebanyak 27 laki–laki (53%) dan 24 perempuan (47%). Penyebab hidrosefalus akut pada penelitian ini adalah neoplasma yaitu sebanyak 24 kasus (47%), dan infeksi 23 kasus (45%). Hasil uji secara statistik menunjukkan bahwa gejala klinis muntah dan penurunan kesadaran memiliki nilai yang bermakna dengan p<0.05 sedangkan nyeri kepala memiliki nilai yang tidak bermakna terhadap peningkatan tekanan intraventrikuler dengan nilai p >0.05. Kesimpulan. Gejala klinis muntah dan penurunan kesadaran mempunyai hubungan dengan tekanan tinggi intrakranial sehingga dapat digunakan sebagai deteksi dini pada pasien pediatrik penderita hidrosefalus akut yang dis- ebabkan oleh neoplasma maupun infeksi.
Efek Tindakan Bedah Terhadap Kadar Laktat Darah dan Glasgow Outcome Scale Penderita Hematoma Subdural Akut Traumatik Jefri Henky; Achmad Adam; Muhammad Zafrullah Arifin
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol. 43 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v43i1.74

Abstract

Pendahuluan. Hematoma subdural merupakan salah satu cedera otak lokal yang menyebabkan defisit neurologis, memiliki gejala sisa bahkan kematian. Hematoma subdural akut traumatik memicu iskemia serebri melalui peningkatan tekanan intrakranial akibat edema yang menyebabkan gangguan perfusi otak. Angka keberhasilan pengobatan dan perawatan hematoma subdural akut traumatik dinilai menggunakan Glasgow outcome scale yang sederhana, cepat dan mudah dilakukan. Metode. Studi akuasi eksperimental dengan one group pre–post test design dilakukan terhadap 40 penderita hematoma subdural akut traumatik yang masuk Unit Gawat Darurat RS Dr Hasan Sadikin Bandung periode Agustus–Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan uji t–test berpasangan dan uji korelasi Spearman. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05 dan confidence interval sebesar 95%. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata kadar laktat darah pra dan pasca bedah adalah 3,16+1,49 mmol/L dan 2,38+1,23 mmol/L, terdapat penurunan yang bermakna rerata kadar laktat pasca bedah (p<0,001). Uji korelasi Spearman didapatkan bahwa kadar laktat pra bedah memiliki korelasi negatif lemah dengan nilai glasgow outcome scale (r=–0,346; p = 0,026). Kesimpulan. Pemeriksaan kadar laktat darah pra dan pasca bedah dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pemeriksaan rutin dalam menentukan kerusakan seluler dan nilai glasgow outcome scale akibat hematoma subdural akut traumatik