I Gusti Agung Paramita
Postgraduate Hindu University Of Indonesia Denpasar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Mitos Dan Religi Dalam ‘Geguritan I Dukuh Siladri’ Karya Sastra Kreatif Dan Dinamis A.A. Kade Sri Yudari; I Gusti Agung Paramita; I Gusti Ayu Ngurah
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.863 KB) | DOI: 10.37329/jpah.v5i1.1239

Abstract

This article is a small part of research report on the oral tradition of ‘Nyurud di Setra’ in the Klungkung-Bali Pakraman community Village Pemenang. One of the subsections reveals the relationship between myth and religion towards the traditional inherentance of Pura Dalem Suladri which is implicitly described in ‘geguritan I Dukuh Siladri’. With the qualitative interpretative descriptive methods, it is understood that religion is one elements of universal culture which containts of beliefs and behavior related to supernatural power and powers. Meanwhile, myth is an important part of human life as a psychological necessity due to woory and fear of the wrath universe. In order for humans to avoid disaster, sacred and sacred stories are about objects that govern the universe are built, strengthened by sacred buildings and religious rituals. Thus, the‘geguritan I Dukuh Siladri’ appears to be a creative and dynamic literary work following the reality cummunity of social life according to the time.
KONSEP SURGA, NERAKA DAN MOKSA DALAM KAKAWIN CANDRA BAIRAWA Ida Ayu Gde Apsari Saraswati; I Gusti Agung Paramita
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 15 No 28 (2016): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.383 KB) | DOI: 10.32795/ds.v15i28.58

Abstract

The core teaching of Candra Bairawa is Catur Yoga Marga implementation in its entirety which cannot be treated separately. From the concept of catur yoga marga there raises the teaching of karma sanyasa that includes karma marga, bhakti marga, jnana marga, and yoga marga while those who only take the jnana marga and the yoga marga will give rise to the concept of yoga sanyasa teaching. These two concepts are depicted by the main character, Candra Bairawa as the sanyasa yoga, and Yudhistira as the character of karma sanyasa. Both are equally reaching the realm of moksha by releasing their spirit; Yudhistira to the realm of Shiva, whereas Candra Bairawa takes the jnana yoga marga to reach the same realm. Essencially, both are equally regarded to have Samyajnana or having the right knowledge.
BENCANA, AGAMA DAN KEARIFAN LOKAL I Gusti Agung Paramita
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 18 No 1 (2018): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.086 KB) | DOI: 10.32795/ds.v1i18.100

Abstract

Artikel ini membahas tentang bencana dalam sudut pandang agama dan kearifan lokal Bali. Dalam kebudayaan Bali, antara bhuana agung dan bhuana alit memiliki hubungan yang bersifat integralistik. Apapun yang terjadi di dalam bhuana agung, memiliki hubungan secara langsung dengan bhuana alit – begitu pula sebaliknya. Segala jenis aktivitas ritual yang dilakukan umat Hindu di Bali untuk memuliakan dan menjaga keseimbangan kosmik didasarkan pada munculnya kesadaran manusia yang terpusat pada alam (kosmos). Di sinilah ekosentrisme muncul. Segala ekspresi keagamaan manusia berorientasi pada kosmos – menyucikan gunung, danau, hutan dan laut. Secara fenomenologis, intensionalitas kesadaran manusia yang terpusat pada alam inilah membentuk kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Bali. Kesadaran akan bencana juga muncul dari pola ini. Masyarakat Bali menggunakan tanda-tanda alam untuk menjelaskan terjadinya bencana. Setidaknya, hal ini tersirat dalam beberapa teks lontar khususnya Roga Sangara Bumi dan Bhama Kertih.
RESPON BUDDHISME PADA KAPITALISME PASAR I Gde Jayakumara; I Gusti Agung Paramita
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 23 No 2 (2023): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v23i2.4841

Abstract

Artikel ini merupakan refleksi sederhana atas ajaran-ajaran Buddhisme tentang efek samping berlangsungnya kapitalisme. Untuk memperoleh pandangan Buddhisme tentang responnya terhadap kapitalisme pasar, maka digunakan ajaran-ajaran dua boddhisatva, yaitu Sakyamuni dan Vimalakirti sebagai objek material studi ini. Hasilnya: pertama respon dalam Buddhisme disampaikan dengan cara metaforik, yaitu penggunaan kata-kata yang satu kata dengan kata lainnya tersusun dalam kalimat secara kontradiktif dari sisi arti. Posisi ini bertentangan dengan pandangan kalitalisme pasar yang mendewakan rasionalitas yang ketat. Hal ini diarahkan agar manusia selalu tetap dalam pencarian akan spiritualitasnya; kedua, karena efek dari kapitalisme pasar menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan tubuh maka konsep pengobatan Buddhisme, yaitu kesembuhan dipandang bukan hanya lancarnya proses-proses metabolisme tubuh, tetapi juga persoalan psikis penderita. Artinya, kesembuhan hanya mungkin dicapai bila lingkungan sekitar pasien juga merasakan hal yang sama hingga kesembuhan mahluk hidup di semesta.