Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Siklus Kemoterapi dengan Tingkat Kecemasan pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Roni Rowawi
Sehat MasadaJurnal Vol 11 No 2 (2017): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara yang melapisi duktus (kanker duktal). Beberapa kasus bermula di lobulu (kanker lobular) dan sebagian kecil bermula di jaringan lain. Sel kanker bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia Angka kejadian kanker payudara masih sangat tinggi pada tahun 2015 sebanyak 737 kasus (63%) dan pada tahun 2016 sebanyak 70 kasus (17%) di RSUD Al- Ihsan Provinsi Jawa Barat. Salah satu pengobatan kanker payudara adalah kemoterapi yang berupa pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus. Salah satu efek kemoterapi adalah gangguan psikologis berupa kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan siklus kemoterapi dengan tingkat kecemasan pada penderita kanker payudara di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 70 orang yang diambil secara total sampling. Data yang digunakan adalah data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner DASS 42. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan dari analisis univariat didapatkan karakteristik umur paling banyak dewasa akhir (65,7%), pendidikan SMP (35,7%), pekerjaan ibu rumah tangga (60,0%), stadium III (50,0%), siklus kemoterapi yang paling banyak yaitu siklus ke-5 (32,9%) dengan tingkat kecemasan sedang (40,0%) dan dari hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan antara siklus kemoterapi dengan tingkat kecemasan dimana makna koefesiensi korelasi adalah sedang.menggunakan uji Korelasi Spearman Rank diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05 nilai korelasi RO sebesar -0,434. Disarankan bagi responden yang menjalani kemoterapi untuk bisa mengatasi kecemasannya dengan cara relaksasi nafas dalam dan distraksi agar siklus kemoterapi yang sedang dijalani berjalan dengan lancar.
Pengaruh Guided Imagery terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea di RS. TNI AU dr. M. Salamun Bandung Roni Rowawi
Sehat MasadaJurnal Vol 11 No 1 (2017): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka tindakan Sectio Caesarea di Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan 5,5%, padahal tindakan Sectio Caesarea itu sendiri memiliki dampak dan komplikasi. Nyeri merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien pasca operasi Sectio Caesarae. Pasien dilaporkan 50% mengalami nyeri sedang dan berat pada hari pertama pasca operasi. Strategi penatalaksanaan nyeri non farmakologis yang biasa dilakukan meliputi stimulasi dan massage, terapi es dan panas, stimulasi syaraf elektrik transkutan (TENS), distraksi, Guided Imagery, Hipnosis. Guided Imagery dapat meningkatkan mekanisme koping dan pelepasan endorfin untuk mengurangi nyeri dan dapat menimbulkan efek rileks. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Guided Imagery terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca operasi Sectio Caesarea di RS TNI AU dr. M. Salamun Bandung. Metode yang digunakan adalah pra-eksperimental one group pre-test post-test without control. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebesar 20 orang. Intensitas nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil uji analisis dengan Wilcoxon test, menunjukkan pengaruh secara signifikan p (sig)=0,000 (p<0,05) Guided imagery terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca Sectio Caesarea. Diharapkan perawat mampu melaksanakan manajemen nyeri Guided Imagery secara mandiri kepada pasien.
A Comprehensive Study of the Dynamic Interaction Between Normal Labor Pain and Maternal Anxiety Levels: A Multivariable Approach to Analyzing Psychophysiological Influences and Subjective Perceptions Hidayat Wijayanegara; Teni Nurlatifah H. R.; Roni Rowawi; Yanti Herawati
ENDLESS: INTERNATIONAL JOURNAL OF FUTURE STUDIES Vol. 5 No. 2 (2022): ENDLESS : International Journal of Future Studies
Publisher : Global Writing Academica Researching & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Normal labor is a complex physical and emotional experience for a mother, with pain being a major element in this process. The interaction between labor pain and maternal anxiety levels is an aspect that requires in-depth understanding, given its influence on the psychophysical well-being of both mother and baby. Although the scientific literature has highlighted the importance of pain and anxiety management during labor, comprehensive studies that consider the psychophysiological and subjective perceptual influences on this dynamic interaction are limited. Therefore, this study aimed to explore the relationship between pain in normal labor and maternal anxiety levels through a multivariable approach. This research method uses a quantitative approach with an analytic observational research type. The research design was conducted prospectively. This research method involves maternal respondents who experience normal labor, with data collection through measuring anxiety levels using standardized questionnaires and psychophysiological analysis using objectively measured parameters. In addition, a multivariable approach was used to analyze the complexity of the interaction between the variables involved. The sample size was 100 laboring mothers, randomly selected from the population of mothers who met the inclusion criteria. The population was mothers giving birth at TPMB Midwife Delima in Bandung City. Using cluster sampling, only 40 pomegranate midwives (10 sub-districts) were taken from a total of 127 pomegranate midwives from 30 sub-districts. The results showed that the average level of pain during labor reached 6.8 with an average duration of 8 hours. The average maternal anxiety level reached 55 on a scale of 0-100. A significant correlation was found between pain and anxiety (r = 0.68, p < 0.05), while psychophysiological influences such as frequency of uterine contractions and blood pressure also played a role in the experience of pain. Social support was also shown to influence anxiety levels (p = 0.005). These findings illustrate the complexity of interactions between psychophysiological and social aspects in the context of normal labor, providing a basis for the development of more targeted intervention strategies in the management of maternal pain and anxiety. The conclusion of this study shows that there is a significant relationship between pain in normal labor and maternal anxiety levels. Psychophysiological influences, such as frequency of uterine contractions and blood pressure, as well as social support, play an important role in determining the mother's experience during labor. Therefore, increased attention to pain management and provision of adequate social support may be key to reducing maternal anxiety levels. A suggestion for health practitioners is to strengthen efforts to integrate holistic pain management strategies and enhance aspects of social support during normal labor, in the hope of improving the mother's overall emotional and physical well-being.