p-Index From 2019 - 2024
1.325
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sehat Masada
Dwi Sekar Laras
STIKes Dharma Husada Bandung, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Jarak, Durasi, dan Keluhan Kelelahan Mata dalam Penggunaan Gadget Civitas Akademika STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2020 Venada Nasyahtadila; Edi Djunaedi; Suparni Suparni; Dwi Sekar Laras
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.264

Abstract

Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan pemeriksaan dan perawatan secara teratur. Penggunaan gadget pada masa sekarang sering kali digunakan untuk bermain games, interaksi social media, dan nonton video/film. Membiarkan mata berinteraksi dengan gadget dengan durasi waktu yang lama akan menimbulkan risiko gangguan refraksi miopia, dampak lainnya akan mengalami kelelahan mata, pandangan kabur hingga sakit kepala yang muncul saat menggunakan gadget dengan durasi yang lama, hal inilah yang menyebabkan mata kering (Handrawan, 2014). Untuk mengetahui Durasi Jarak dan Keluhan Kelelahan Mata yang ada pada pengguna gadget, tablet, atau laptop di Civitas Akademika STIKes Dharma Husada Bandung. Melalui pengisian kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling dengan jumlah 258 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli di Kampus STIKes Dharma Husada Bandung. Total sampel pada penelitian ini sebanyak 258 orang. Pada tabel distribusi Jarak, Durasi, dan Keluhan Kelelahan mata, diperoleh 93 orang (36%) menggunakan Gadget dengan jarak 20cm. sebanyak 138 orang (53%) menggunakan gadget dengan durasi >5 jam/Hari, dan sebanyak 236 orang (93%) mengalami Keluhan kelelahan mata. Pengetahuan penggunaan jarak dan durasi pada Civitas STIKes Dharma Husada Bandung masih kurang sehingga masih banyak yang mengalami keluhan kelelahan mata.
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jauh antara Aplikasi Perangkat Lunak Peek Acuity dengan Snellen Chart Dwi Sekar Laras; Dicky Aditya Sukma
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.272

Abstract

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan salah satu pemeriksaan terpenting untuk dapat menilai fungsi visual seseorang. Snellen chart adalah media yang paling sering digunakan untuk pengukuran tajam penglihatan pada praktik kedokteran sehari-hari. Namun, kekurangan kartu Snellen adalah perbedaan ukuran huruf dari baris ke baris berikutnya dan jumlah huruf yang tidak sama di setiap baris. Berkembangnya teknologi telepon selular telah meluncurkan aplikasi pada seluler yang dapat mengukur tajam penglihatan, yaitu Peek Acuity Aplikasi Portable Eye Examination Kit (PEEK) Acuity yang diluncurkan pada sistem android. Peneliti ingin membandingkan hasil tajam penglihatan antara aplikasi perangkat lunak PEEK Acuity dengan Snellen Chart. Dengan metode study literature yaitu cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam penelitian. Berdasarkan hasil kajian literatur didapatkan bahwa aplikasi perangkat lunak PEEK Acuity lebih cepat dalam waktu penggunaan dibanding Snellen Chart, aplikasi perangkat lunak PEEK Acuity tidak membutuhkan luas ruang yang terlalu besar jika dibanding Snellen Chart, aplikasi perangkat lunak PEEK Acuity dapat di unduh gratis namun membutuhkan biaya untuk pengadaan telepon pintar dengan kualitas layar tinggi, dan penggunaan aplikasi perangkat lunak PEEK Acuity dapat disarankan untuk melakukan screening karena sensifitasnya yang tinggi. Namun, tidak disarankan untuk di jadikan rujukan dan/atau digunakan untuk alat utama pemeriksaan visus secara komprehensif di klinik.
Perbandingan Hasil dan Waktu Pemeriksaan Keseimbangan Binokuler antara Metode Humphriss Immediate Contrast (HIC) dan Alternate Occlusion pada Mahasiswa Refraksi Optisi Dwi Sekar Laras; Stazia Lydia Souisa
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan mata salah satunya adalah pemeriksaan refraksi subjektif yang terdiri dari pemeriksaan monokuler dan binokuler. Pemeriksaan binokuler dalam hal ini keseimbangan binokuler. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menyamakan upaya akomodasi antara kedua mata. Tujuan utama dalam keseimbangan binokuler adalah hasil yang tepat dan efektif. Metode keseimbangan binokuler yang digunakan adalah metode humphriss immediate contrast dan alternate occlusion. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbandingan Efektivitas Keseimbangan Binokuler antara metode Humphriss Immediate Contrast dan Alternate Occlusion dengan metode yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian yaitu 38 mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung dengan jumlah sampel 25 responden yang dilakukan pada bulan Mei sampai bulan juni. Hasil penelitian didapatkan bahwa pemeriksaan keseimbangan binokuler dengan menggunakan metode alternate occlusion lebih efektif dibandingkan menggunakan metode humphriss immediate contrast. Efektivitas pemeriksaan keseimbangan binokuler diketahui bahwa dari 25 responden, 20 responden (80%) lebih efektif menggunakan metode alternate occlusion pada pemeriksaan keseimbangan binokuler. Sementara itu, 5 responden (20%) lainnya lebih efektif menggunakan metode Humphriss immediate contrast.
Perbandingan Efektivitas Teknik Pemeriksaan Keseimbangan Binokuler Menggunakan Metode Humphriss Immediate Contrast (HIC) dan Disosiasi Prisma Duochrome Dwi Sekar Laras; Nureka Riziki Amalia
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 1 (2019): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan mata merupakan salah satu jalan terbaik untuk melindungi penglihatan. Dalam pemeriksaan mata, salah satu tahapannya adalah refraksi subjektif yaitu menentukan koreksi terbaik dengan akomodasi minimum berdasarkan respon pasien. Pemeriksaan keseimbangan binokuler merpakan salah satu tahapan dalam refraksi subjektif yang berfungsi untuk menyeimbangkan akomodasi kedua mata setelah dikoreksi secara monokuler. Ada beberapa macam metode dalam pemeriksaan keseimbangan binokuler, dua diantaranya adalah humphriss immediate contrast dan disosiasi prisma duochrome. Namun agar RO memberikan pelayanan terbaik, dalam pemeriksaan ini dibutuhkan metode yang paling tepat dan efektif. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas teknik pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode Humphriss immediate contrast dan Disosiasi Prisma Duochrome.Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang terkumpul dianalisis secara analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti.Hasil penelitian didapatkan pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode humphriss immediate contrast lebih efektif dibandingkan menggunakan metode disosiasi prisma duochrome. Efektivitas pemeriksaan keseimbangan binokuler diketahui bahwa dari 24 responden, 13 responden (54.17%) lebih efektif menggunakan metode Humphriss immediate contrast pada pemeriksaan keseimbangan binokuler. Sementara itu, 11 responden (45.83%) lainnya lebih efektif menggunakan metode Disosiasi Prisma Duochrome.
ANGKA KEJADIAN KELAINAN REFRAKSI YANG TIDAK TERKOREKSI PADA ANAK Thalia Osterlina Niwele; Dwi Sekar Laras
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 2 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab terbanyak kedua kebutaan setelah katarak, atau sebanyak 21% dari seluruh penyebab kebutaan di dunia pada tahun 2015. Angka kebutaan dan gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2020. Angka kelainan refraksi di Indonesia, mencakup 20.7% dari seluruh penyebab kebutaan dan 25% dari seluruh penyebab gangguan penglihatan sedang dan berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian kelainan refraksi yang tidak terkoreksi pada anak berdasarkan usia, jenis kelamin dan jenis kelainan refraksi yang dilihat dari faktor-faktor penyebabnya. Jenis penelitian ini menggunakan metode literature review matrix yaitu dengan menggabungkan berbagai jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Kajian literatur ini diberikan khusus pada anak usia sekolah (5-15 tahun) karena itu adalah usia di mana kelainan refraksi dimulai dan hasilnya juga ada usia anak sekolah banyak kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Hasil untuk kelainan refraksi yang tidak terkoreksi berdasarkan jenis kelamin masih berbanding terbalik antara jurnal yang diteliti dan jurnal yang lainnya. Untuk jenis kelainan refraksi yang tidak terkoreksi prevalensi terbesar adalah myopia.