Sugiman Setyo Wardoyo
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GRAND DESAIN PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL (STUDI KASUS DI DESA SALAMREJO KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO) Nanik Dara Senjawati; Indah Widowati; Sugiman Setyo Wardoyo
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol 20, No 2 (2019): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v20i2.3492

Abstract

Grand desain adalah sebuah metode dalam memperdalam potensi lokal daerah untuk menjadi landasan dalam mengembangkan suatu daerah. Keterlibatan pemerintah desa, pegurus lembaga, dan warga masyarakat sangat penting dalam merumuskan bentuk pengembangan wilayah tersebut. Atas dasar itu bentuk perencanaan partisipatif dipilih sebagai suatu strategi pengembangan potensi desa. Perspektif grand desain pengembangan desa ini meliputi Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Sosial dan Budaya, Kelembagaan, dan Sumberdaya Lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi yang dimiliki Desa Salamrejo dan menganalisis potensi menggunakan pendekatan SOAR. Metode  penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif pada masyarakat desa Salamrejo kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD). Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pengembangan Desa Wisata pada Desa Salamrejo berdasarkan potensi yang dimiliki sebagai berikut (1) Perencanaan dan pengembangan desa wisata di Desa Salamrejo pada bidang Sumber Daya Alam dengan memanfaatkan sungai progo untuk destinasi wisata; (2) pelatihan inovasi terhadap pelaku industri di bidang produksi, pengolahan, dan   pemasaran produk serat alam dan lidah buaya, serta  memotivasi masyarakat dalam pelestarian industri serat alam; (3) Penguatan kelembagaan dengan mensinergikan seluruh lembaga yang ada; (4) Edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian budaya; (5) Penanaman kembali serat alam dan optimalisasi susukan sebagai sumber irigasi masyarakat.