Syifa Yulia Lestari
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Jakarta I

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR PENYEBAB TINDAKAN PENCABUTAN GIGI PERMANEN DI KLINIK KEMANG CONFI DENTAL CARE PERIODE JANUARI-DESEMBER 2019: CAUSATIVE FACTOROF PERMANENT TOOTH EXTRACTION IN KEMANG CONFI DENTALCARE CLINIC JANUARY-DECEMBER 2019 Indrayati Fadjeri; Eka Anggreni; Vitri Nurilawaty; Syifa Yulia Lestari; Siti Wahyuni Ardina
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.122

Abstract

Latar Belakang: Upaya pemberian layananan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya pencabutan gigi. Tindakan pencabutan gigi merupakan hal yang sering dilakukan oleh seorang dokter gigi merupakan hal yang biasa dilakukan dengan prosedur rutin pada pasien, oleh karena pencabutan gigi merupakan cara terakhir untuk menghilangkan sakit gigi apabila gigi tersebut tidak dapat dipertahankan lagi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data pencabutan gigi permanen berdasarkan faktor penyebab di klinik Kemang Confi Dental Care periode Januari-Desember 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilakukan dalam pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu data yang diambil oleh peneliti melalui riwayat pasien yang tercantum di rekam medis pasien sebanyak 57 rekam meis dengan 57 kasus pencabutan gigi. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukan dari 57 kartu rekam medis dengan 57 kasus pencabutan gigi didapatkan kasus pencabutan gigi paling banyak penyebab pencabutan adalah sisa akar dengan jumlah 22 kasus (38,6%), pulpitis 14 kasus (24,6%), karies 11 kasus (19,3%), dan pertimbangan orthodontik 10 kasus (17,5%). Kasus pencabutan gigi terbanyak pada pasien berusia 26-45 tahun yakni 31 orang (56,0%), usia 46-65 tahun yakni 10 orang (17,5%), usia 12-25 tahun yakni 14 orang (9,0%), dan usia >65 tahun yakni 2 orang (3,55%). Kesimpulan: Pencabutan gigi permanen berdasarkan penyebab pencabutan paling banyak dilakukan dengan diagnosis sisa akar.
LESI GINGIVA PADA PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KLINIK DW 8 DENTAL CARE PERIODE BULAN JANUARI-MARET TAHUN 2020: GINGIVA LESION IN PATIENT USERS OF PARTIAL DENTAL IN CLINIC DW 8 DENTAL CARE PERIOD OF MONTHS JANUARY-MARCH 2020 Dwi Priharti; Emini Emini; Nita Noviani; Syifa Yulia Lestari; Nuranidah Nuranidah
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.123

Abstract

Latar Belakang: Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan adalah perawatan yang dapat dipilih untuk merestorasi kehilangan gigi oleh sebagian besar pasien yang kehilangan gigi sebagian karena biayanya yang lebih terjangkau. Gigi tiruan sebagian lepasan dapat menyebabkan trauma pada jaringan keras maupun lunak di bawah gigi tiruan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lesi gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan sebagian lepasan di klinik DW 8 Dental Care periode bulan Januari s/d Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 44 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Hasil penelitian diperoleh jenis gigi tiruan sebagain lepasan yang digunakan pasien diklinik DW 8 Dental Care adalah akrilik (61,4%) dan valplast (38,6%). Lesi gingiva yang terjadi pasien pengguna gigi tiruan sebagai lepasan yaitu gingivitis (36,4%) dan stomatitis (27,2%). Kesimpulan: Sebagian besar pasien gigi tiruan diklinik DW 8 Dental Care adalah akrilik dan mengalami stomatitis.
Effectiveness of Strawberry Extract with 100% Concentration in Cleaning Teeth with Extrinsic Stain at the Academic Community of Poltekkes Kemenkes Jakarta I Ita Astit Karmawati; Ita Yulita; Rahaju Budiarti; Syifa Yulia Lestari
Health Notions Vol 4, No 7 (2020): July
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn40701

Abstract

Discoloration of teeth can be caused by stains on the surface of the teeth or due to changes in tooth material. Tooth stain can be extrinsic, intrinsic, or age-related. Tooth whitening (bleaching) can be done in the office and at home. Strawberry is a fruit with many benefits, one of which is whitening teeth. The content of malic acid and ellagic acid in strawberries has the effect of tooth whitening. The purpose of this study was to determine the effectiveness of strawberry extract with a concentration of 100% in cleaning teeth with the extrinsic stain on an academic member of the Health Polytechnic Jakarta I. This study was an experiment on 31 people who had upper and lower anterior teeth with the extrinsic stain as samples. Data collection was done by applying strawberry extract with a concentration of 100% on the surface of the anterior teeth, allowed to stand for 5 minutes, then brushed and rinsed with water. This procedure was done 2 times a day for 5 consecutive days. Changes in extrinsic stain were measured using the Lobene Stain Index which measures the intensity and area of the stain, as well as a combined score of both. The average combined score with measurements using the Lobene Stain Index for extrinsic stain before being treated with strawberries was 22.4. The score has decreased every day starting from day 1 to day 5 of treatment. The largest decrease of the average Combined Score was occurred on the 2nd day, namely from a score of 20.0 on the 1st day to 14.6 on the 2nd day with a percentage reduction of 35.0%. Statistical tests showed significant results of 0,000 reducing the Intensity Score and Area Score on day 2 to day 5. It can be concluded that there was a significant decrease in extrinsic stain scores after treatment on day 2. Keywords: extrinsic stain; strawberry extract
FAKTOR PENYEBAB TINDAKAN PENCABUTAN GIGI PERMANEN DI KLINIK KEMANG CONFI DENTAL CARE PERIODE JANUARI-DESEMBER 2019: CAUSATIVE FACTOROF PERMANENT TOOTH EXTRACTION IN KEMANG CONFI DENTALCARE CLINIC JANUARY-DECEMBER 2019 Indrayati Fadjeri; Eka Anggreni; Vitri Nurilawaty; Syifa Yulia Lestari; Siti Wahyuni Ardina
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.122

Abstract

Latar Belakang: Upaya pemberian layananan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya pencabutan gigi. Tindakan pencabutan gigi merupakan hal yang sering dilakukan oleh seorang dokter gigi merupakan hal yang biasa dilakukan dengan prosedur rutin pada pasien, oleh karena pencabutan gigi merupakan cara terakhir untuk menghilangkan sakit gigi apabila gigi tersebut tidak dapat dipertahankan lagi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data pencabutan gigi permanen berdasarkan faktor penyebab di klinik Kemang Confi Dental Care periode Januari-Desember 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilakukan dalam pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu data yang diambil oleh peneliti melalui riwayat pasien yang tercantum di rekam medis pasien sebanyak 57 rekam meis dengan 57 kasus pencabutan gigi. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukan dari 57 kartu rekam medis dengan 57 kasus pencabutan gigi didapatkan kasus pencabutan gigi paling banyak penyebab pencabutan adalah sisa akar dengan jumlah 22 kasus (38,6%), pulpitis 14 kasus (24,6%), karies 11 kasus (19,3%), dan pertimbangan orthodontik 10 kasus (17,5%). Kasus pencabutan gigi terbanyak pada pasien berusia 26-45 tahun yakni 31 orang (56,0%), usia 46-65 tahun yakni 10 orang (17,5%), usia 12-25 tahun yakni 14 orang (9,0%), dan usia >65 tahun yakni 2 orang (3,55%). Kesimpulan: Pencabutan gigi permanen berdasarkan penyebab pencabutan paling banyak dilakukan dengan diagnosis sisa akar.
LESI GINGIVA PADA PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KLINIK DW 8 DENTAL CARE PERIODE BULAN JANUARI-MARET TAHUN 2020: GINGIVA LESION IN PATIENT USERS OF PARTIAL DENTAL IN CLINIC DW 8 DENTAL CARE PERIOD OF MONTHS JANUARY-MARCH 2020 Dwi Priharti; Emini Emini; Nita Noviani; Syifa Yulia Lestari; Nuranidah Nuranidah
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.123

Abstract

Latar Belakang: Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan adalah perawatan yang dapat dipilih untuk merestorasi kehilangan gigi oleh sebagian besar pasien yang kehilangan gigi sebagian karena biayanya yang lebih terjangkau. Gigi tiruan sebagian lepasan dapat menyebabkan trauma pada jaringan keras maupun lunak di bawah gigi tiruan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lesi gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan sebagian lepasan di klinik DW 8 Dental Care periode bulan Januari s/d Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 44 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Hasil penelitian diperoleh jenis gigi tiruan sebagain lepasan yang digunakan pasien diklinik DW 8 Dental Care adalah akrilik (61,4%) dan valplast (38,6%). Lesi gingiva yang terjadi pasien pengguna gigi tiruan sebagai lepasan yaitu gingivitis (36,4%) dan stomatitis (27,2%). Kesimpulan: Sebagian besar pasien gigi tiruan diklinik DW 8 Dental Care adalah akrilik dan mengalami stomatitis.
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN GERAKAN 3M (MENJAGA JARAK, MEMAKAI MASKER, MENCUCI TANGAN) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PANTI ASUHAN DAN PANTI JOMPO: DENTAL HEALTH MAINTENANCE AND 3M MOVEMENT (MAINTAINING DISTANCE, WEARING MASK, WASHING HANDS) DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN ORPHANAGES AND NURSING HOMES Ngatemi Ngatemi; Syifa Yulia Lestari; Ita Astit Karmawati; Ita Yulita; Rahaju Budiarti; Jusuf Kristianto; Erni Mardiati; Ni Nyoman Kasihani
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.144 KB) | DOI: 10.36082/gemakes.v1i1.287

Abstract

Latar belakang : masalah kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kualitas hidup. Hal ini dipengaruhi oleh adanya domain perilaku kesehatan yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang ikut menentukan derajat kesehatan masyarakat yang diperoleh seseorang dalam menentukan sikap dan tindakan seseorang terutama dimasa pandemi covid-19, diperlukan kegiatan yang memberikan pembelajaran di panti asuhan dan panti jompo melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan: pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan gerakan 3M (mejaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) di masa pandemi covid-19. Metode : Metode pelaksaanaan pengabdian masyarakat dengan blended learning, luring bertempat di Yayasan Mizan Amanah Gandul, Yayasan Mizan Amanah Karang Tengah, Yayasan Tuna Rungu Jagakarsa serta Yayasan Panti Jompo Margaguna dan daring menggunkan aplikasi zoom yang terpusat di laboratorium komputer Poltekkes Jakarta I. Kegiatan yang dilakukan penyuluhan dan simulasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan gerakan 3M (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan). Rancangan yang digunakan adalah quasy experiment pretest and posttest design dan data diuji menggunakan uji paired sampel test. Hasil: Penerapan edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan gerakan 3M (mejaga jarak, memakai masker, mencuci tangan) di masa pandemi efektif terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dengan p-value 0.001 dan pengetahuan mencuci tangan dengan p-value 0.050.