Fakhrurrozi Fakhrurrozi
Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

METODE PEMAHAMAN HADIS KONTEMPORER (MENURUT MUHAMMAD AL-GAZALI DAN YUSUF AL-QARDAWI) Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 1 No. 1 (2016): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v1i1.14

Abstract

Muhammad al-Gazali dan Yusuf al-Qardawi adalah dua ulama besar kontemporer. Keduanya, telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dalam kajian Islam, khususnya dalam memahami teks-teks kesyariahan. Al-Gazali dalam kitabnya as-Sunnah an-Nabawiyah menawarkan empat metode dalam memahami sebuah hadis. Artinya, untuk memahami hadis dengan baik, menurutnya, harus berhadapan secara langsung dengan Alquran, Hadis, fakta sejarah dan kebenaran ilmiyah. Hadis yang bertentangan dengan inti ajaran Alquran menurut beliau langsung tertolak, bahkan beliau terlihat sangat tengas dan berani dalam menghukumi sebuah hadis, tanpa memperpanjang kalam. Sedangkan Yusuf al-Qardawi, dalam hal ini tampaknya lebih berhati-hati. Menurut al-Qardawi, untuk memahami Hadis Nabi, ada delapan langkah yang bisa dilakukan, yaitu: 1) Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran, 2) Menghimpun hadis-hadis yang setema, 3) Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis yang kontradiktif, 4) Memahami hadis sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi serta tujuannya, 5) Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan tujuan yang tetap, 6) Membedakan antara ungkapan hakiki dan majaz, 7) Membedakan yang gaib dan yang nyata, 8) Memastikan makna kata-kata dalam hadis.
KAJIAN HADIS DALAM PERSPEKTIF LIBERAL Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 1 No. 2 (2016): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v1i2.32

Abstract

Liberal tidak terpaku terhadap teks-teks Agama baik dari Alquran maupun Hadis, tetapi lebih terikat dengan subtansi yang terkandung dalam teksteks tersebut. Pokok-pokok pemikiran liberal antara lain ialah: mengakuipluralitas Agama, bahwa nilai islami itu bisa terdapat pada semua tempat, di semua agama, dan semua suku bangsa. Oleh karena semua agama memiliki tujuan yang sama, subtansi yang sama, nilai-nilai universal yang sama, maka sebagai implikasinya pembedaan antara muslim dengan non-muslim harus dihapuskan. Menurut Liberal, Muhammad tidak lebih dari sekedar tokoh historis yang harus dikaji secara kritis, oleh karenanya, tidak wajib meniru Rasulllah secara leterlek. Kehadiran Rasulullah di tengah-tengah masyarakat bertujuan untuk merubah konteks Arab dari peradaban Jahiliyah menuju peradaban Islamiyah. Atas dasar itu pula, umat Islam harus mampu menerapkan nilai itu sesuai dengan konteks yang ada dalam bentuk yang lain.
TAKHRIJ HADIS KENCING BERDIRI Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i1.43

Abstract

Hadis-hadis Nabi tentang kencing berdiri ditemukan di Kutub Tis`ah, kitab induk hadis yang sembilan, kecuali Muwatta‟ Imam Malik. Secara keseluruhan hadis-hadis tersebut bersumber dari jalur sanad Huzaifah Ibn al-Yaman. Penelitian ini memfokuskan diri pada hadis kencing berdiri yang ditakhrij oleh Imam ad-Darimi dalam kitabnya Sunan ad-Darimi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kritik hadis sebagaimana telah ditentukan oleh ulama hadis dalam kitab-kitab ulumul hadis, yaitu dengan memeriksa lima kriteria kesahihan hadis pada jalur yang sedang diteliti. Dari hasil penelitian sanad terhadap hadis tersebut disimpulkan bahwa seluruh keriteria kesahihan sanad terdapat pada jalur hadis tersebut, dengan demikian kualitas sanad hadis ad-Darimi tentang kencing berdiri dinyatakan sahih.
KAJIAN TENTANG HADIS HASAN Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.55

Abstract

Hadis hasan terbagi dua, yaitu hasan lizatihi dan hasan ligairihi. Hadis hasan lizatihi ialah hadis yang sanadnya bersambung-sambung, melalui perawi yang siqah-siqah, dabit-dabit meskipun salah satu mereka kurang sempurna, serta terhindar dari kecacatan. Hasan ligairihi ialah hadis yang secara pribadi kualitasnya daif tetapi menjadi hasan ligairihi karena dukungan riwayat lain. Imam at-Tirmizi menggunakan beberapa istilah terkait hadis hasan, antara lain: hasan sahih, hasan garib, sahih garib dan hasan sahih garib. Terdapat beberapa istilah umum yang berlaku untuk hadis hasan dan sahih, seperti: salih, hasan alisnad, jayyid, qawiyy, ruwatuhu siqat, sahih al-isnad, hadisun sahih, hadis hasan dan lain sebagainya. Ibn Hajar mengelompokkan ungkapan-ungkapan jarh ta`dil kepada dua belas tingkatan. Tingkatan keempat dari ungkapan ta`dilnya menunjukkan nilai hasan. Ulama telah menyepakati tentang bolehnya mengamalkan hadis hasan dan dijadikan sebagai hujjah baik dalam akidah maupun hukum. Sunan al-arba`ah ditambah Sunan ad-Daruqutni, kitab Musnad Ahmad dan Musnad Abi Ya`la merupakan referensi hadis-hadis hasan. Kitab-kitab tersebut meskipun tidak disusun secara khusus untuk hadis hasan, tetapi isinya didominasi oleh hadis-hadis hasan.
STUDI KITAB SUNAN ABI DAUD Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 4 No. 1 (2019): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v4i1.68

Abstract

Salah satu kitab Sunan Arba‟ah ialah kitab Sunan Abi Daud. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang menghimpun koleksi hadis Nabi saw. Penulisnya terkenal sebagai sosok ulama yang terpercaya karena integritas kepribadian dan kapasitas intelektualnya. Isi kitab ini penting dikaji, difahami untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup. Penelitian menunjukkan bahwa hadis-hadis dalam kitab ini umumnya berkualitas hasan dan merupakan hasil sortiran dari 500.000 menjadi 4.800 hadis saja, melalui penyeleksian yang sangat ketat. Kitab ini disusun dalam rentang waktu yang longgar. Meskipun sudah rampung di usia Abu Daud yang kedua puluhan, tetapi penambahan dan pengurangan terus dilakukan. Kitab ini memuat hadis-hadis hukum, yang disusun dengan sistematika fikih. Kitab ini juga banyak menyita perhatian umat Islam: ada yang mensyarah, meringkas dan bahkan menjadi pusat kajian para peneliti. Sebagaimana kitab lain, kitab Sunan juga memiliki nilai positif negatifnya. Di antara ulama yang mengkritik kitab Sunan adalah Imam Ibn al-jauzi, dengan alasan menurutnya kitab tersebut memuat beberapa hadis maudu`. Namun kritikan tersebut telah disanggah oleh Jalaluddin as-Suyuti.
Metode Talaqqi Ulama Hadis Fakhrurrozi Fakhrurrozi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 4 No. 2 (2019): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v4i2.85

Abstract

Hadis nabi saw., berfungsi sebagai penjelas tentang kandungan-kandungan Alquran. Banyak permasalahan di dalam Alquran yang bersifat umum, kemudian dirinci dan diperjelas oleh hadis-hadis Nabi saw., seperti salat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya. Keutamaan hadis Nabi ini pula lah yang kemudian mendorong para sahabat dan ulama-ulama setelah mereka untuk berantusias mempelajari, mendalami hingga mengajarkannya kepada umat setelah mereka. Salah satu kisah menarik dalam hal ini adalah kisah Umar bin Khattab bersama salah satu tetangganya. Di mana mereka berdua saling bertukar hadis, bergantian pergi belajar dan menuntut ilmu kepada nabi saw. Hadis-hadis nabi saw., sampai ke tangan umat belakangan melalui tangan-tangan para ulama. Hadis-hadis nabi tersebut berpindah-pindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Para sahabat adalah umat yang adil. Hadis-hadis nabi di zaman mereka betul-betul murni dan terjaga. Hingga datang pertengahan abad kedua hijriah. Ketika itu, mulailah bermunculan perawi-perawi yang suka berbohong dan mengatasnamakan hadis nabi saw. Seiringan dengan keadaan itu, tumbuh pula ilmu jarh dan ta`dil. Jadi, berita yang dibawa seseorang tidak langsung diterima sehingga diperiksa hafalan dan keadilannya terlebih dahulu, riwayatnya dibanding-bandingkan dengan riwayat yang siqah bahkan mereka melakukan rihlah untuk sekedar memastikan sebuah hadis itu berasal dari sanad aslinya.