Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MANAJEMEN RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK REMAJA Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 1 No. 2 (2016): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v1i2.35

Abstract

Rasulullah saw. adalah guru terbaik. Beliau juga telah berhasil mendidik remaja. Keberhasilan beliau itu ditopang oleh manajemen beliau dalam mendidik remaja. Dalam mendidik remaja, beliau memiliki perencanaan yang baik, strategi pelaksanaan, pengawasaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, didapati bahwa beliau telah melakukan beberapa langkah dan metode dalam mendidik yang sangat baik, diantaranya adalah penekanan masalah akidah, ibadah dan akhlak. Sementara dalam sistem pengawasan maka beliau tidak hanya berpatokan pada pengawasan langsung, tapi juga menekankan pengawasan tidak langsung terutama pengawasan dari dalam diri remaja itu sendiri dengan menanamkan kesadaran bahwa mereka senantiasa diawasi oleh dzat yang maha melihat, tidak pernah lalai, mengantuk ataupun tidur yaitu Allah swt. Sementara dalam hal evaluasi maka beliau telah membuat garis-garis dan batasan-batasan yang dengannya diketahui siapa yang berhasil dan siapa yang gagal dalam menjalani kehidupan ini. Yang berhasil mendapatkan hadiah dan imbalan yang setimpal, sementara yang kalah atau salah diberikan balasan juga yang sesuai.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DAN SOLUSINYA Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i1.51

Abstract

Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits.Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia.Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul, bisa berkenaan dengan masalah yang bersifat internal, maupun eksternal. Di antara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problematika pendidikan agama Islam di sekolah adalah melalui pendekatan parsial, mengoptimalkan peranan ranah afektif dan menciptakan iklim religius di lingkungan pendidikan
PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT SYEKH ABDURRAHMAN HASAN AL-MAIDANI DALAM KITABNYA AL-AKHLAQ ALISLAMIYAH WA USHULUHA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER MASA KINI Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.62

Abstract

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada peserta didik untuk mencapai visi pendidikan bangsa menjadikan generasi muda menjadi generasi emas harapan bangsa. Syekh Abdurrahman di dalam kitabnya telah menjelaskan prinsip dasar pendidikan karakter yaitu Pembinaan dilakukan secara bertahap, memperlakukan semua orang dengan cara yang sesuai dengan tipe dan karakternya masing-masng, mencari momen yang tepat untuk melakukan pembinaan, pembinaan sesuai fitrah, adanya pengarahan dan pemindahan, pemberian motivasi untuk meningkatkan pilihan, menyibukkan dan membiasakan diri dengan perkara positif, menyalakan motivasi dari dalam diri (internal). Sarana dan metode yang dilakukan dalam membentuk karakter mulia menurut Syekh Abdurrahman adalah: latihan diri atau praktik langsung, tinggal dilingkungan yang baik, adanya orang yang bisa dijadikan panutan atau qudwah yang baik, adanya tekanan moral dari masyarakat muslim, perlunya pemimpin di negeri muslim ikut aktif dalam mengupayakan kesuksesan pendidikan karakter karena andil dan pegruh mereka sangat besar. Syekh juga menjelaskan karakter utama yang menjadi target pendidikan karakter yaitu: karakter menyukai kebenaran, penyayang, ambisi besar, suka bergaul dan bermasyarakat, berjiwa sosial, penyabar, dermawan, pemaaf dan berkemauan keras. Peneliti mendapati bahwa apa yang disampaikan oleh Syekh Abdurrahman itu sangat relevan untukdipraktikkan dan dijadikan salah satu rujukan materi pendidikan karakter atau akhlak yang dilaksanakan di sekolah atau lembaga pendidikan lannya.
MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM Landasan Teologis-Filosofis-Historis Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 4 No. 1 (2019): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v4i1.78

Abstract

Pendidikan Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang menjadi satu-satunya agama yang dijamin oleh Allah eksistensinya sampai kiamat. Karena itu, sudah sepantasnya pendidikan Islam itu senantiasa relevan untuk dipakai kapanpun dan dimanapun ia berada. Ia harus mampu menjawab permasalahan Zaman, karena itu kita perlu menggali lagi konsep ajaran Islam dalam pendidikan yang relevan dengan perkembangan Zaman, yang demikian ini menunjukkan pentingnya dilakukan modernisasi atau pembaharuan pendidikan Islam. Selain didukung oleh landasan Filosofis, Modernisasi pendidikan Islam juga didukung oleh landasan Teologis dan fakta Historis. Diantara landasannyaadalah hadis yang menyebutkan bahwa Allah akan mengutus untuk umat ini setiap awal seratus tahun orang yang akan memperbaharui untuk mereka agama mereka.Hal ini dikuatkan denganbanyaknya ayat-ayat Alquran yang menyebutkan tentang akal dan perintah penggunaannya yaitu sekitar 49 kali. Dari semua landasan ini, bisa dikatakan bahwa modernisasi pendidikan Islam itu hukumnya wajib, namun harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah digariskan oleh para ulama
Sekularitas dan Spritualitas: Mencari Format Integrasi Ilmu Untuk Konstruksi Kurikulum Pendidikan Islam Sopian Sinaga
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 4 No. 2 (2019): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v4i2.88

Abstract

Pendidikan Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang menjadi satu-satunya agama yang dijamin oleh Allah eksistensinya sampai kiamat. Karena itu, maka pendidikan Islam akan senantiasa relevan untuk dipakai kapanpun dan dimanapun ia berada. Ajaran Islam cakupannya sangat luas, pembahasannya mencakup semua lini kehidupan di masyarakat, karena itu Islam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jika dalam masyarakat Barat adanya pemisahan agama dari kehidupan dunia, agama hanya ada di greja, maka hal itu tidak terjadi di umat Islam.Ada aliran dan pemahaman sebagian manusia yang memisahkan antara agama dan kehidupan sosial di masyarakat yaitu ajaran sekuler sehingga muncul istilah sekularitas dan spritualitas. Orang-orang sekuler adalah orang yang meyakini keharusan adanya pemisahan antara urusan agama dan urusan keduniaan mencakup masalah politik, ekonomi, hukum, sosial-budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara spritualitas adalah hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian dan agama serta ketuhanan dan kehidupan akhirat. Adapun pandangan Islam terhadap sekularitas, maka dapat dikatakan bahwa ia bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan ilmu secara menyeluruh dan konprehensif. Sekularitas tidak sejalan dengan ajaran Islam bisa dilihat dari kenyataan, nash dan sejarah. Melihat kondisi umat Islam terutama di Indonesia pada khususnya, maka perlu kiranya dilakukan rekonstruksi kurikulum pendidikan Islam agar tujuan penciptaan manusia menjadi hamba Allah dengan misi menjadi khalifah di atas bumi bisa tercapai insya Allah.
PENDIDIK PROFESIONAL MENURUT SYEKHAL-USAIMIN Sopian Sinaga
Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman Vol. 7 No. 2 (2021): Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAI Syubbanul Wathon Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61136/wwj9sz81

Abstract

The independence of our nation is to educatepeople's lives so that we become a dignified nation, a just,prosperous and prosperous nation. For this reason, thegovernment and the DPR have enacted the NationalEducation System Law. One of the important elements ofeducation are educators or teachers or lecturers. The successof education is much influenced by the competence andpersonality of an educator. Therefore, the professionalism ofan educator is emphasized in an effort to achieve educationalgoals. The existence of a figure, namely Sheikh Usaimin, whohas proven successful in giving birth to many figures andscholars, is very interesting to discuss how he thinks aboutprofessional educators. This research is a qualitative typewith a character study approach with a library researchmethod. the information needed was collected from thebooks of Sheikh al-Usaimin namely the book of Majmu'Fatawa wa Rasail Fadilah ash-Shaykh al-Usaimin, the bookof Syarah Riyad as-Salihin and the book of Tafsir Surah alKahf. Analysis of the information obtained was carried out bythe method of content analysis. The results of the study showhow the principles of an educator and how he behaves andbehaves in educating students. Among the principles andattitudes of a professional educator according to Sheikh isthat educators must be happy in teaching, love their students,can be role models for them and be sincere, diligent andcreative in teaching.