Vivi Eulis Diana
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Sebagai Pewarna Anggi Kartika Sitorus; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4391

Abstract

Pendahuluan: Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin yang tinggi. Didalam kosmetik pewarna merupakan salah satu penyebab iritasi dan alergi dikulit, sehingga peneliti membuat formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna alami dari buah naga merah. Tujuan: Untuk membuat formula lipstick menggunakan zat warna yang diekstraksi dari buah naga merah dan mengetahui sediaan lipstick menggunakan pewarna dari esktrak buah naga merah tidak menyebabkan iritasi. Metode: penelitian ini menggunakan metode eksperimental, formulasi sediaan lipstik yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya cera alba, lanolin, vaselin alba, setil alkohol, oleum ricini, nipagin, oleum rosae serta penambahan ekstrak buah naga merah dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji oles, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar serta uji iritasi. Hasil: Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah naga merah sebagai pewarna yang dibuat cukup stabil, didapatkan hasil yang tidak homogen karena ekstrak buah naga merah tidak dapat terdispersi dalam komponen lipstik lainnya dan pada konsentrasi 20% stick membentuk lubang dimana penyebab utamanya adalah jumlah minyak lubrikasi (Oleum ricini) yang terlalu sedikit. pH berkisar 4,9-6,1 (kurang mendekati pH fisiologis bibir yaitu ± 4), tidak memiliki daya oles yang baik karena warna kurang merata, serta tidak menyebabkan iritasi.Kesimpulan: Formulasi lipstik dengan penambahan konsentrasi ekstrak buah naga merah tidak banyak memberikan pengaruh secara visual, hasil uji menunjukkan bahwa keempat sediaan lipstik yang dibuat tidak homogen. Perlu dilakukan penyempurnaan formulasi lipstik, dilakukan formulasi lipstik dengan ekstrak buah naga merah dengan penambahan emulsifier.
Uji Kandungan Merkuri (Hg) pada Kosmetik Krim Pemutih Wajah yang Dipasarkan di Pasar Petisah Kota Medan Wulandari Ndari; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4420

Abstract

Pendahuluan: Merkuri termasuk kedalam salah satu logam berat berbahaya dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Merkuri merupakan salah satu bahan aktif yang sering direkomendasikan dalam kosmetik sebagai pemutih khususnya pada krim pemutih wajah, karena merkuri dianggap dapat menghambat sintesis melanin pigmen kulit di sel melanosit. Pemakaian merkuri dapat mengakibatkan efek negatif mulai dari iritasi kulit hingga gangguan pada susunan syaraf pusat, otak dan ginjal. Tujuan: penelitian ini adalah untuk menguji kualitatif kandungan merkuri (Hg) pada kosmetik sediaan krim pemutih wajah yang dipasarkan di Pasar Petisah Kota Medan tahun 2017. Metode: yang digunakan pada penelitian ini adalah secara deskriptif yang dilakukan dengan analisa kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah  sebanyak 10 sampel krim pemutih wajah, tehnik pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling. Analisa kualitatif dilakukan dengan menggunakan  peraksi warna dengan Kalium Iodida, Natrium Hidroksida dan uji nyala api dengan menggunakan kawat tembaga. Hasil: penelitian ini menunjukkan 9 sampel positif mengandung merkuri (Hg) yang semuanya tidak memiliki izin edar dari BPOM dan 1 sampel negatif mengandung merkuri (Hg) yang memiliki izin edar dari BPOM. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri masih banyak ditemui di Pasar Petisah Kota Medan, maka diharapkan perlu adanya pengawasan lebih ketat lagi oleh instansi terkait tentang pentingnya bahaya kosmetik ilegal yang beredar dipasaran, dan disarankan kepada konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik khususnya krim pemutih wajah, mengingat bahan berbahaya yang terkandung dalam krim pemutih wajah seperti merkuri yang dapat membahayakan kesehatan.
Formulasi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) sebagai Sediaan Sabun Cair Beby Harus Sari; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4395

Abstract

Pendahuluan: Kekeringan kulit merupakan masalah bagi jutaan orang dan sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan stres psikologis. Gejala klinis kulit kering di antaranya permukaan kulit terasa kencang dan kaku, kasar, kusam, bersisik, gatal, kemerahan bahkan nyeri oleh sebab itu sangat dibutuhkannya sabun untuk perawatan kulit kering. Sabun cair merupakan sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang terbuat dari bahan sabun dengan penambahan bahan-bahan yang diinginkan. Tujuan:  Untuk memelihara kulit, salah satu bahan yang di percaya dapat melembabkan kulit wajah adalah ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.)   Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental laboratorium, meliputi, penyiapan bahan uji, identifikasi/determinasi bahan uji, pengambilan ekstrak daun pegagan, uji daya hambat ekstrak dari daun pegagan, uji daya hambat ekstrak daun pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.)  sebagai sabun wajah cair.  Hasil: Hasil dari penelitiaan terhadap pemeriksaan pH sediaan masih memenuhi syarat untuk pH kulit yang berkisar antara 4,5-6,5. Hasil pemeriksaan organoleptis pada sediaan F1 berbentuk cair, warna putih dan berbau mawar,pada sediaan F2 berbentuk cair, warna hijau muda dan berbau khas ekstrak, sediaan F3 berbentuk cair, warna hijau tua dan berbau khas ekstrak dan pada sediaan F4 berbentuk cair, warna hijau pekat dan berbau khas ekstak. Hasil dari uji iritasi menunjukan tidak terjadi reaksi iritasi. Hasil uji homogenitas diketahui semua formula homogen.  Kesimpulan:  berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.) dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun cair untuk melembabkan wajah. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian kelembapan pada sediaan sabun wajah cair.
Formulasi Sediaan Selai Kulit Ari Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.,) Rasa Cokelat Nur Laily; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4419

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pisang diketahui mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kulit pisang mengandung senyawa pektin yang cukup besar kandungan pektin pada kulit pisang berkisar antara 0,9% dari berat kering. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Selai kulit  ari pisang kepok (Musa paradisisaca L.,) rasa cokelat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental variabel bebas dan variabel terikat di laboratorium. Sediaan selai kulit ari pisang kepok dibuat dalam 4 formula, dengan gula, bubur kulit ari pisang kepok dan bubuk cokelat. Menggunakan Uji kesukaan, uji hedonik dan uji daya oles. Hasil: penelitian menunjukan bahwa Uji organoleptis, uji hedonik dan uji daya oles diperoleh hasil bahwa selai yang paling disukai adalah Formula selai keduaatau F II dan Formula selai pertama  atau F I. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula dapat menjadi selai yang baik meskipun terdapat perbedaan disetiap formula, dimana formula yang baik adalah formula II dan selai yang kurang baik terdapat pada formula IV karena terjadi konsentrsiBubuk Cokelat maka kekentalan selai kulit ari pisang kepok semakin besar.