Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Bridal Shower in Yogyakarta: The Shifting of Meaning and the Shaping of Social Class Irene Santika Vidiadari; Rebekka Rismayanti
ARISTO Vol 10, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v10i1.4044

Abstract

Bridal shower, a modern ritual of Indonesia modern society, has as well been practiced by people living in Yogyakarta. The adopted “American bridal shower” had been the representation of high-class society for it emphasized on luxurious symbols. Now, the trend has spread to the middle-class and has become a part of pre-wedding events. Yet, although people have started making the bridal shower ritual, they seem to be reluctant to abandon the Javanese bridal showers.  This study finds that the bridal shower trend is shaped and maintained continuously by party planners, parallel with the growth of the trend in other big cities in Indonesia. Interestingly, among the middle-class society, an image of becoming a part of a higher social class is produced when they throw a bridal shower and publish the event on social media.  The findings of this research also indicate that the meaning and the values of bridal shower in Yogyakarta have shifted, which is believed to be the result of the misunderstanding of the very origin of the bridal shower Bridal shower, sebuah ritual modern pada masyarakat Indonesia, juga dipraktikkan oleh masyarakat di Yogyakarta. Ritual ini mengadopsi praktik ritual ‘American bridal shower’ yang merupakan representasi dari kehidupan kelas atas dan ditunjukkan dengan menggunakan simbol kemewahan-tempat acara, dekorasi, akesoris, dan lainnya. Saat ini, praktiknya juga merambah kelas menengah. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian acara menjelang pernikahan. Tulisan ini melihat bahwa tren bridal shower dibentuk dan dipelihara oleh penyedia jasa party planner. Seiring dengan berkembangnya ritual ini di kota besar lainnya- Jakarta, Bandung dan Surabaya. Bridal shower yang meriah merupakan simbol kemewahan. Bagi kelas menengah, citra untuk menjadi bagian dari kelas atas diproduksi melalui acara bridal shower dan mempublikasikannya melalui sosial media. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran makna dan nilai tentang bridal shower di Indonesia, yang dikarenakan adanya perbedaan pemahaman mengenai bridal shower di negara asalnya.    
Pembentukan Konsep Diri Remaja Penonton Film Dilan 1990 di Yogyakarta Rebekka Rismayanti
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 18 No. 1 (2021)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.784 KB) | DOI: 10.24002/jik.v18i1.4036

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan peran film Dilan 1990 pada pembentukan konsep diri remaja di Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui FGD bersama sepuluh siswa SMA di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berupaya membandingkan kehidupan nyata mereka dengan kehidupan tokoh utama film. Penonton remaja menganggap diri mereka tidak lebih baik daripada kehidupan Dilan yang menjadi panutan ideal mereka. Film tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memersuasi penonton dengan membentuk standar dan nilai bagi penonton. Penonton remaja percaya bahwa diri mereka yang sebenarnya (real-self) dan diri mereka yang seharusnya (oughtself) dapat berubah, berdasarkan kriteria yang dibuat oleh film.
POLA KAMPANYE PILKADA 2015 (Analisis isi media Kedaulatan Rakyat tentang kampanye pemilihan kepala daerah di DIY, tahun 2015) Setio Budi HH; Rebekka Rismayanti
ARISTO Vol 4, No 2 (2016): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.989 KB) | DOI: 10.24269/ars.v4i2.192

Abstract

AbstraksiPILKADA serentak tahun 2015 merupakan bagian proses demokrasi di Indonesia, untuk memilih kepala daerah tingkat propinsi (gubenur) dan kepala daerah tingkat II (bupati walikota). Penggunaan istilah serentak merupakan gagasan untuk menyederhanakan, sekaligus efisiensi anggaran, setelah pada waktu sebelumnya jadwal pilkada tersebut sangat bervariasi (waktu). Sebagaimana pada umumnya sebuah pesta demokrasi yang biasa dilakukan di Indonesia, baik ditingkat kabupaten/kota atau propinsi, partai dan para kandidat berkompetisi ketat untuk memenangkan jabatan gubenur dan bupati/walikota tersebut. Para kandidat berlomba untuk menggunakan segala sumber daya dan sumber dana untuk mempengaruhi pemilih. Kegiatan kampanye merupakan bentuk standar yang dilakukan, baik dalam konteks program yang secara langsung menyentuh konstituen dan atau calon pemilih, maupun lewat berbagai media. Variasi kegiatan kampanye baik yang bersifat langsung – tatap muka sampai yang menggunakan media menjadi bagian dari pertarungan mesin-mesin politik tim pemenangan masing-masing pasangan calon bupati di Bantul, Sleman dan Gunung Kidul, DIY. Sebagaimana yang biasa muncul, sebagai suatu pola, di setiap kegiatan kampanye pemilu, pilpres ataupun pilkada sebelumnya. Pertanyaanya adalah variasi pola pola kampanye peserta apakah efektif dalam pencapaian target kemenangan pada pilkada.Kata Kunci: Pilkada, Kampanye, Pemasaran Politik.
Komodifikasi Ritual dalam Praktik Bridal Shower di Yogyakarta Irene Santika Vidiadari; Rebekka Rismayanti
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 16 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.517 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2020.12.2.2993

Abstract

Bridal shower merupakan sebuah ritual yang saat ini menjadi tren di Yogyakarta. Penyelenggaraan acara ini tidak terlepas dari paket acara yang disediakan oleh penyedia jasa Event Organizer (EO) atau Party Planner (PP). Dengan kata lain, paket acara ini menjadi komoditas dari para EO. Artikel ini membahas mengenai komodifikasi ritual dalam praktik bridal shower di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam kepada tiga penyedia jasa EO yang menyediakan jasa paket acara bridal shower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi ini dilakukan oleh para penyedia jasa EO dalam bentuk ragam harga yang mempengaruhi kelengkapan paket acara seperti dekorasi, makanan, videografer, fotografer dan pembawa acara. Dekorasi dan dokumentasi digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang ingin eksis di media sosial, dan mengutamakan pengalaman bersenang-senang bersama teman-teman calon pengantin. Pada sisi harga paket, EO mengacu pada standar harga dari kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Upaya diversifikasi tema bridal shower dan promosi melalui media sosial juga dilakukan oleh para EO untuk memperluas pasarnya.
Pengembangan Public Speaking dalam Kegiatan Sidang Akademi di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan R.A. Vita Astuti; Rebekka Rismayanti; Irene Santika Vidiadari
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.292 KB)

Abstract

Kegiatan pengabdian dengan tema mengenai pelatihan public speaking kepada siswa SMA diadakan dengan tujuan untuk memupuk kepercayaan diri siswa dan memberikan pembekalan mengenai dasar-dasar melakukan public speaking serta mempraktikkan ragam public speaking tersebut. Melihat pentingnya kemampuan berbicara di depan umum, maka seharusnya pelatihan yang terkait dengan hal ini perlu dilakukan, terutama bagi generasi muda. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, sekolah yang disasar untuk diberi pelatihan adalah SMA Pangudi Luhur (PL) Van Lith Muntilan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernama Sidang Akademi (SA). Dari hasil pra riset kepada guru dan evaluasi dari alumni Van Lith, situasi yang dihadapi Sidang Akademi di SMA PL Van Lith adalah materi public speaking yang tidak mengalami perkembangan setidaknya sejak sepuluh tahun lalu. Selain itu, minimnya guru yang memiliki kemampuan tentang public speaking, dan tidak adanya buku pedoman mengenai kegiatan public speaking di Sidang Akademi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian tentang Pelatihan Public Speaking kepada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dilakukan. Hasilnya pelatihan ini memberikan wawasan kepada para siswa mengenai public speaking dan dapat mempraktikkannya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, modul yang menjadi keluaran dari proses pengabdian ini dapat dimanfaatkan sebagai pegangan dalam mengasah kemampuan public speaking para siswa.
Komodifikasi Ritual dalam Praktik Bridal Shower di Yogyakarta Irene Santika Vidiadari; Rebekka Rismayanti
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 16 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.517 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2020.12.2.2993

Abstract

Bridal shower merupakan sebuah ritual yang saat ini menjadi tren di Yogyakarta. Penyelenggaraan acara ini tidak terlepas dari paket acara yang disediakan oleh penyedia jasa Event Organizer (EO) atau Party Planner (PP). Dengan kata lain, paket acara ini menjadi komoditas dari para EO. Artikel ini membahas mengenai komodifikasi ritual dalam praktik bridal shower di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam kepada tiga penyedia jasa EO yang menyediakan jasa paket acara bridal shower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi ini dilakukan oleh para penyedia jasa EO dalam bentuk ragam harga yang mempengaruhi kelengkapan paket acara seperti dekorasi, makanan, videografer, fotografer dan pembawa acara. Dekorasi dan dokumentasi digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang ingin eksis di media sosial, dan mengutamakan pengalaman bersenang-senang bersama teman-teman calon pengantin. Pada sisi harga paket, EO mengacu pada standar harga dari kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Upaya diversifikasi tema bridal shower dan promosi melalui media sosial juga dilakukan oleh para EO untuk memperluas pasarnya.