This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pendidikan
Mohamad Alfarizi
Tzu Chi Secondary School

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGEMBANGAN MUSEUM VIRTUAL REALITY BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Mohamad Alfarizi; Pujianto Yugopuspito
Jurnal Pendidikan Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jp.v21i2.974.2020

Abstract

The purpose of this research is to develop a virtual reality (VR) museum modules for a citizenship lesson at Tzu Chi Senior High School Jakarta, Grade 10. The module is about the Indonesian national integration within the Bhinneka Tunggal Ika Framework. This research started with the process of analyzing product specifications, attractiveness, and practicality as an inquiry-based learning activities. a module employing the research and development approach of Borg and Gall. Seventeen students were involved in the field test of the module. The data collection was conducted using observations, interviews, and questionnaires.The data was then analyzed qualitatively and quantitatively. This research shows that students consider the VR museum module as attractive, allowing interactivity between user, the content, and easy to use since it includes clear directions to explore. In conclusion, the VR museum as a learning media can be effectively used in citizenship lesson. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan modul museum virtual reality (VR) untuk pembelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Tzu Chi Jakarta kelas 10. Modul tersebut membahas tentang integrasi bangsa Indonesia dalam Kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Penelitian ini dimulai dengan proses menganalisis spesifikasi produk, daya tarik, dan kepraktisan sebagai kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri. Modul dikembangkan yang menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Tujuh belas siswa dilibatkan dalam uji lapangan modul. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner, kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menganggap modul museum VR menarik dan memungkinkan interaktivitas antara pengguna dan konten, siswa dapat dengan mudah menggunakannya karena adanya petunjuk arah yang jelas didalam kegiatan penjelajahan. Kesimpulannya, museum VR sebagai media pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran kewarganegaraan.