Yuan Yovita Setiawan
Universitas Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Use of Theory of Planned Behavior Framework in Improving Self-Adherence of Rheumatoid Arthritis Patients Emilia Arliansyah; Yuan Yovita Setiawan
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 11, No 1 (2022): Volume 11, Issue 1, March 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v11i1.7080

Abstract

Rheumatoid Arthritis (RA) is a chronic disease that requires sufferers to have self-adherence in carrying out treatment. Unfortunately, initial interviews with RA sufferers showed that there were still many of them who lacked self-adherence, which resulted in the worsening of their health condition. This study aims to improve self-adherence RA patients through the Theory of Planned Behavior (TPB) framework which is designed to be an outreach activity. The counseling is carried out in one day and is divided into 3 sessions, each session having a duration of 20 to 40 minutes. Participants in the study were 12 members of the Sahabat Rheumatoid Arthritis (SAHARA) community who were RA sufferers as well as agents of change for other RA sufferers who had not yet joined the community. The results showed that the participants experienced a significant increase in self-adherence (p = 0.005 < 0.05). These results prove that counseling activities designed using the Theory of Planned Behavior framework can increase self-adherence of Rheumatoid Arthritis sufferers in undergoing treatment. Rheumatoid Arthritis (RA) adalah salah satu penyakit kronis yang membuat penderitanya harus memiliki kepatuhan diri dalam menjalankan pengobatan. Sayangnya wawancara awal kepada penderita RA menunjukkan bahwa masih banyak diantara mereka yang kurang memiliki kepatuhan diri sehingga berimbas pada semakin parahnya kondisi kesehatan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan diri penderita RA melalui kerangka kerja Theory of Planned Behavior (TPB) yang di rancang menjadi sebuah kegiatan penyuluhan. Penyuluhan tersebut dilaksanakan dalam satu hari dan terbagi menjadi 3 sesi yang masing-masing sesinya memiliki durasi 20 hingga 40 menit. Partisipan dalam penelitian adalah anggota komunitas Sahabat Rheumatoid Arthritis (SAHARA) berjumlah 12 orang yang merupakan penderita RA sekaligus agen perubahan bagi penderita RA lainnya yang belum tergabung dalam komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami peningkatan kepatuhan diri yang signifikan (p 0.005 < 0.05). Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan penyuluhan yang dirancang menggunakan kerangka kerja Theory of Planned Behavior mampu meningkatkan kepatuhan diri penderita Rheumatoid Arthritis dalam menjalani pengobatan.
Being the Master of Myself : Pelatihan Emotional Intelligence untuk Meningkatkan Psychological Well-Being Asisten Dosen Yuan Yovita Setiawan; Emilia Arliansyah
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol13.iss1.art1

Abstract

Assistant lecturers have a duty as students as well as have additional responsibilities as a bridge between lecturers and students. These heavy duties and obligations carried by assistant lecturer impacted their psychological well being. This training carries emotional intelligence  as a variable that can improve the psychological well being of assistant lecturers. This research will use one group pre-post test experimental design. 21 people participated on this training. The t-test results showed a significance of .169 (p > .05) which meant there was no significant difference in psychological well being level after training. Some factors that influence the unsuccessful emotional intelligence training in improving psychological well being are the use of trait emotional intelligence models, duration of the training, stress levels and education levels of training participants.
Being the Master of Myself : Pelatihan Emotional Intelligence untuk Meningkatkan Psychological Well-Being Asisten Dosen Yuan Yovita Setiawan; Emilia Arliansyah
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol13.iss1.art1

Abstract

Assistant lecturers have a duty as students as well as have additional responsibilities as a bridge between lecturers and students. These heavy duties and obligations carried by assistant lecturer impacted their psychological well being. This training carries emotional intelligence  as a variable that can improve the psychological well being of assistant lecturers. This research will use one group pre-post test experimental design. 21 people participated on this training. The t-test results showed a significance of .169 (p > .05) which meant there was no significant difference in psychological well being level after training. Some factors that influence the unsuccessful emotional intelligence training in improving psychological well being are the use of trait emotional intelligence models, duration of the training, stress levels and education levels of training participants.
Mindfulness-Based Cognitive Therapy untuk Menurunkan Kecemasan dalam Masa Quarter Life Yuan Yovita Setiawan; Andrian Pramadi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 15, No 1 (2023): Mei 2023 : in press
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v15i1.40545

Abstract

Quarter life crisis merupakan sebuah keadaan ketika individu berada di usia dewasa awal dan mengalami banyak ketidakstabilan dalam hidup. Banyak individu yang terdampak quarter life crisis ini, ditunjukkan dari beberapa penelitian baru yang membahas hal ini. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari quarter life crisis adalah kecemasan. Kecemasan yang intens membuat individu semakin tidak produktif dan mengganggu pencapaian hasil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mindfulness-based Cognitive Therapy dalam menurunkan kecemasan individu yang sedang mengalami quarter life crisis. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif single-case experimental design. Partisipan penelitian ini berjumlah 2 orang dengan jenis kelamin perempuan, memiliki usia dalam masa emerging adulthood dan keduanya sedang mengalami quarter life crisis, dibuktikan dengan pengukuran menggunakan Quarter Life Crisis Scale (Agustin, 2012). Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan observasi sebagai metode asesmen utama. Data observasi akan dianalisis menggunakan analisis tren. Selain itu, data juga diambil dari skala Beck Anxiety Inventory (BAI) (Toledano-Toledano et al., 2020) untuk pengukuran kecemasan dan Five Facets Mindfulness Questionnaire (FFMQ) (Gu et al., 2016) untuk pengukuran mindfulness, guna melengkapi hasil observasi. Intervensi dilakukan 5 sesi pertemuan selama 5 minggu dan setiap sesinya memiliki durasi 60 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mindfulness-based Cognitive Therapy efektif menurunkan kecemasan partisipan penelitian, ditinjau dari analisis tren yang dilakukan. Mindfulness-based Cognitive Therapy memperbaiki penilaian ulang individu terhadap situasi kecemasan dan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Penurunan kecemasan yang dialami partisipan diharapkan mampu membentuk persepsi yang baru terhadap quarter life crisis dan meningkatkan optimism.Quarter life crisis is a phase where emerging adults experience a lot of instability in life. Many individuals are affected by quarter life crisis, marked by the emergence of new studies that discuss this topic. One of the effects of a quarter life crisis is anxiety. High level of anxiety makes individual less productive and interferes with their achievement. Therefore, this study aims to determine the effect of Mindfulness-based Cognitive Therapy in reducing the anxiety of individuals who are experiencing a quarter life crisis. This research was conducted using a quantitative single-case experimental design method. There were two female emerging adulthood participants in this study and both were experiencing a quarter life crisis, as proven by assesment using the Quarter Life Crisis Scale (Agustin, 2012). Measurement in this study uses observation as the main assessment method. Observational data will be analyzed using trend analysis. In addition, data was also taken using Beck Anxiety Inventory (BAI) scale (Toledano-Toledano et al., 2020) for measuring anxiety and Five Facets Mindfulness Questionnaire (FFMQ) (Gu et al., 2016) for measuring mindfulness, to complement the results observation. The intervention was carried out in 5 meeting sessions for 5 weeks and each session had a duration of 60 minutes. The results of this study indicate that Mindfulness-based Cognitive Therapy is effective in reducing the anxiety of research’s participants, based on the trend analysis. Mindfulness-based Cognitive Therapy improves the individual's reappraisal of situations that evoke anxiety and the individual's ability to solve problems. Hopefully, the degression in anxiety experienced by participants will be able to form new perceptions of quarter life crisis and increase optimism.