Imron .
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PATTERNS OF MORPHOMETRIC VARIABILITY IN THREE STOCKS OF FARMED TIGER SHRIMP, Penaeus monodon, IN INDONESIA AND ITS APPLICATION FOR SELECTIVE BREEDING Kadarwan Soewardi; Imron .
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.629 KB)

Abstract

Program perbaikan genetik secara konvensional mengandalkan dan mengeksploitasi pola-pola dan besarnya keragaman genetik pada karakter fenotipik sehingga pemahaman tentang kedua aspek tersebut sangat penting. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi pola dan besarnya keragaman pada beberapa karakter fenotipik udang windu dan mengetahui karakter fenotipik terbaik untuk seleksi peningkatan bobot tanpa kepala. Tiga stok udang windu hasil budidaya di tambak yang masing-masig merupakan keturunan induk udang windu dari perairan Aceh, Cilacap dan Sumbawa dikoleksi dan diukur keragaman pada 22 karakter morfometriknya. Pola-pola keragaman antar karakter fenotipik dianalisis secara deskriptif sedangkan pola keragaman antar stok dianalisis menggunakan uji F. Eksplorasi untuk mendapatkan karakter fenotipik terbaik penduga bobot dilakukan dengan uji koefisien korelasi dan regresi berganda. Keragaman antar karakter fenotipik sangatditentukan jenis karakter fenotipik yang diukur. Keragaman pada karakter yang diukur dengan satuan berat dua kali lebih besar dari pada keragaman karakter yang diukur dengan satuan panjang. Dengan beberapa perkecualian, urutan tingkat keragaman karakter fenotipik antar stok dari rendah ke tinggi adalah Aceh, Cilacap dan Sumbawa. Pada pembandingan berpasangan, banyaknya karakter fenotipik yang berbeda nyata terbanyak pada pembandingan antara Aceh dengan Cilacap dan Aceh dengan Sumbawa sedangkan yang paling sedikit terdapat pada pembandingan antara Cilacap dengan Sumbawa. Karakter morfometrik yang paling baik dalam menjelaskan keragaman bobot tanpa kepala adalah panjang parsial, lingkar abdomen anterior, lingkar abdomen posterior, dan endopod. Implikasi dari hasil-hasil penelitian ini dalam kaitan dengan program perbaikan genetik didiskusikan.Kata kunci: karakter morfometrik, program perbaikan genetik, udang windu, Penaeus monodon.
PATTERNS OF MORPHOMETRIC VARIABILITY IN THREE STOCKS OF FARMED TIGER SHRIMP, Penaeus monodon, IN INDONESIA AND ITS APPLICATION FOR SELECTIVE BREEDING Kadarwan Soewardi; Imron .
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.737 KB)

Abstract

Program perbaikan genetik secara konvensional mengandalkan dan mengeksploitasi pola-pola dan besarnya keragaman genetik pada karakter fenotipik sehingga pemahaman tentang kedua aspek tersebut sangat penting. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi pola dan besarnya keragaman pada beberapa karakter fenotipik udang windu dan mengetahui karakter fenotipik terbaik untuk seleksi peningkatan bobot tanpa kepala. Tiga stok udang windu hasil budidaya di tambak yang masing-masig merupakan keturunan induk udang windu dari perairan Aceh, Cilacap dan Sumbawa dikoleksi dan diukur keragaman pada 22 karakter morfometriknya. Pola-pola keragaman antar karakter fenotipik dianalisis secara deskriptif sedangkan pola keragaman antar stok dianalisis menggunakan uji F. Eksplorasi untuk mendapatkan karakter fenotipik terbaik penduga bobot dilakukan dengan uji koefisien korelasi dan regresi berganda. Keragaman antar karakter fenotipik sangat ditentukan jenis karakter fenotipik yang diukur. Keragaman pada karakter yang diukur dengan satuan berat dua kali lebih besar dari pada keragaman karakter yang diukur dengan satuan panjang. Dengan beberapa perkecualian, urutan tingkat keragaman karakter fenotipik antar stok dari rendah ke tinggi adalah Aceh, Cilacap dan Sumbawa. Pada pembandingan berpasangan, banyaknya karakter fenotipik yang berbeda nyata terbanyak pada pembandingan antara Aceh dengan Cilacap dan Aceh dengan Sumbawa sedangkan yang paling sedikit terdapat pada pembandingan antara Cilacap dengan Sumbawa. Karakter morfometrik yang paling baik dalam menjelaskan keragaman bobot tanpa kepala adalah panjang parsial, lingkar abdomen anterior, lingkar abdomen posterior, dan endopod. Implikasi dari hasil-hasil penelitian ini dalam kaitan dengan program perbaikan genetik didiskusikan.Kata kunci: karakter morfometrik, program perbaikan genetik, udang windu, Penaeus monodon.