Susanti Susanti
STIKes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi dan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Wilayah Puskesmas Cilacap Tengah 1 Susanti Susanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk436

Abstract

High Maternal Mortality Rate in Indonesia, one of the causes is unwanted pregnancy of around 20% in married women, especially not using contraception, and using short-term contraception, therefore to reduce unwanted pregnancies through quality family planning services can contribute in improving maternal health. Where one of the causes of maternal death is 4 too (too young, too old, too close and too often). The purpose of this study was to determine the relationship between education level, occupation and previous contraceptive use with the use of the Long-Term Contraception Method in the Central Cilacap Health Center, using purposive sampling with a sample size of 99 respondents. The analysis used was descriptive analysis and Chi square test. The results of this study indicated variables related to the use of Long-Term Contraception Method of education level (p = 0.488), occupation (p = 0.241), previous use of contraception (p = 0.000). The conclusion of this study is that the use of contraception was previously related to the use of the Long-Term Contraception Method, while the level of education and employment was not related to the use of the Long-Term Contraception Method. Keywords: education level; occupation; previous contraceptive use; long-term contraception ABSTRAK Angka kematian ibu tinggi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sekitar 20% pada wanita yang sudah menikah, terutama tidak menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan kontrasepsi jangka pendek, oleh karena itu untuk mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan melalui Layanan keluarga berencana kualitas dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan ibu. Dimana salah satu penyebab kematian ibu adalah 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu sering). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara jenjang pendidikan, pekerjaan dan penggunaan kontrasepsi sebelumnya dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang di Pusat Kesehatan pusat Cilacap, dengan ukuran sampel 99 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji Chi square. Hasil kajian ini mengindikasikan variabel terkait penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang tingkat pendidikan (p = 0,488), pekerjaan (p = 0,241), penggunaan kontrasepsi sebelumnya (p = 0000). Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya terkait dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang, sedangkan tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak terkait dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka Panjang. Kata kunci: tingkat pendidikan; pekerjaan; penggunaan kontrasepsi sebelumnya; metode kontrasepsi jangka panjang
Hubungan Usia, Tingkat Pengetahuan, dan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Penderita HIV/AIDS Susanti Susanti; Sujianti Sujianti; Yogi Andhi Lestari
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 3 No. 3 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v3i3.458

Abstract

Introduction: In couples, one of whom is diagnosed with HIV, generally the partner is emphasized not to have unprotected sex. This includes the selection of contraceptive methods for women with HIV/AIDS to achieve their reproductive goals. Objective: to analyze the relationship between age, education level, and history of contraceptive use with the choice of contraceptive method in women with HIV/AIDS. Methods: This study uses a descriptive correlative design using Fisher test analysis with a total sample of 20 people who meet the criteria. Results: the relationship between age and current contraceptive use with a p value of 0.241, a history of contraceptive use and current contraceptive use with a p value of 1.00, and the level of knowledge with current contraceptive use with a p value of 0.122. Conclusion: there is no relationship between age, history of contraceptive use, level of knowledge, and current use of contraceptives with p value > 0.005.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP REMAJA TENTANG SEKS BEBAS Susanti Susanti; Widyoningsih Widyoningsih
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i2.721

Abstract

Remaja merupakan tahapan usia dimana didalamnya banyak sekali terjadi perubahan. Baik perubahan biologis, psikologis, maupun sosial, spiritual. Salah satu perubahan biologis yang terjadi adalah adanya hasrat seksual. Banyak faktor yang dapat memicu munculnya hasrat seksual remaja yang membutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual, yaitu seks bebas yang dapat mengarah pada Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Seks bebas juga menjadi salah satu penyebab tingginya HIV/AIDS. Menurut data di Voluntary Concelling and Testing (VCT) RSUD Cilacap, tahun  2014 terdapat 550 orang dengan HIV/AIDS usia antara 10-19 tahun sebanyak 9 anak (2,82%), Cilacap merupakan wilayah Kabupaten yang memiliki penderita HIV/AIDS terbanyak ketiga se-Jawa Tengah. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap tahun 2010 terdapat 44 Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  bagaimana karakteristik remaja yang memiliki prediktor tinggi perilaku seks bebas yang berisiko HIV/AIDS. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 43 responden dan pengambilan data menggunakan purposive sampling dengan analisis Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh karakteristik remaja (kondisi rumah tangga orang tua dengan nilai p 0.868, status pacaran dengan nilai p 0.646 dan tempat tinggal) dengan sikap remaja tentang seks bebas dengan nilai p 0.599.