Ah. Yusuf
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Fenomena Pasung dan Dukungan Keluarga terhadap Pasien Gangguan Jiwa Pasca Pasung Ah. Yusuf; Dian Tristiana Tristiana
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 3 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1521.271 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i3.653

Abstract

Indonesia bebas pasung bagi pasien gangguan jiwa merupakan program prioritas yang harus dicapai pemerintah pada tahun 2019. Saat ini upaya bebas pasung telah dilaksanakan dengan baik, permasalahan baru muncul setelah masa pengobatan selesai dan harus kembali kepada keluarga dan masyarakat. Keluarga tidak menghendaki pasien kembali kepada keluarga, diabaikan, kembali kambuh atau menjadi gelandangan psikotik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca pasung. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif fenomenologi, jumlah partisipan sebesar 9 orang dipilih dengan purposive sampling, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, data dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca pasung diperoleh 2 (dua) tema besar yaitu; fenomena pasung terhadap pasien gangguan jiwa dan dukungan keluarga. Fenomena pasung meliputi; alasan, keputusan, metode, pembebasan dan dampak pemasungan. Dukungan keluarga meliputi; dukungan penilaian, instrumental, informasional dan dukungan emosional. Dukungan keluarga dibutuhkan pasien untuk dapat mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Pengetahuan yang kurang terhadap cara perawatan pasien gangguan jiwa pasca pasung menyebabkan dukungan keluarga yang diberikan terhadap pasien tidak optimal. Pandangan keluarga dan masyarakat yang keliru terhadap pasien gangguan jiwa mempengaruhi penanganan yang tepat terhadap pasien gangguan jiwa.Kata kunci: Dukungan keluarga, gangguan jiwa, pasung. AbstractIndonesian free of pasung for mental disorders is a priority program to be achieved by the government in 2019. Currently the effort of free of pasung for mental illness has been well implemented. A new problems arise after the treatment period is over and patients must return to family and community. Families do not want patients to return to then, ignored, relapse or become psychotic homeless. This study aims to obtain a description of pasung phenomenon and family support for patients after having pasung. This research used qualitative phenomenology design, the number of participants for 9 people was chosen by purposive sampling, data collection was done by indepth interview, the data were analyzed by thematic analysis. The result of the research showed two big themes that are; pasung phenomenon and family supports after the patient having pasung. The pasung phenomenon includes; reasons, decisions, methods, exemptions and the effects of deprivation. Family support includes; support assessment, instrumental, informational and emotional support. Family support is needed for patients to achieve healing and prevent recurrence. The lack of knowledge about the way patients care for post pasung mental disorders cause the family support provided to patients is not optimal. Misrepresentation of family and community opinions on psychiatric patients affects the proper treatment of psychiatric patients.Keywords: Family support, mental disorder, pasung.
Penggunaan Terapi Non Farmakologi untuk Mengurangi Kecemasan Perioperatif Anak-Anak: Tinjauan Sistematik Ahmad Abdul Ghofar Abdulloh; Ah. Yusuf; Nuzul Qur'aniati
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 3 (2023): Jurnal Keperawatan: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i3.841

Abstract

Persepsi pasien terhadap prosedur pembedahan yang “menakutkan” menyebabkan mereka mengalami kecemasan perioperatif yang mempengaruhi banyak hal, termasuk hasil perawatan yang buruk. Penggunaan obat penenang dianggap menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan dan dapat menghambat proses pemulihan pasien. Oleh karena itu, diperlukan terapi alternatif yang bermanfaat bagi pasien. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui terapi non farmakologi apa yang sering digunakan dan terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan perioperatif pada anak. Tinjauan sistematis ini dilakukan pada 3 database jurnal elektronik berbahasa Inggris (Scopus, SAGE, dan PubMed), dengan kata kunci pencarian yang digunakan disusun berdasarkan PICO Framework. Tahun publikasi artikel yang termasuk dalam ulasan dibatasi dari 2017-2022. Penilaian kualitas artikel menggunakan alat penilaian kritis JBI. Pemilihan dan ekstraksi artikel mangacu pada pedoman PRISMA. Sebanyak 6 artikel RCT dimasukkan dalam tinjauan menggunakan berbagai jenis terapi non farmakologis (terapi musik, guided imagery, hipnosis, terapi kehidupan anak, terapi smartphone). Hasil tinjauan menunjukkan penurunan yang signifikan pada kecemasan perioperatif pediatrik. Namun faktor individu, lingkungan, keluarga, dan faktor penghambat lainnya perlu dipertimbangkan lebih lanjut sebelum memberikan terapi non farmakologi tertentu kepada anak agar hasil yang optimal dapat tercapai.