Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Distingsi dan Diaspora Tasawuf Abû al-Ḥasan al-Shâdhilî Saifulah Saifulah
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam Vol. 4 No. 2 (2014): December
Publisher : Department of Aqidah and Islamic Philosophy, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.724 KB) | DOI: 10.15642/teosofi.2014.4.2.353-381

Abstract

This article discusses Shâdhilîyah, one of the most recognized Sufi orders, which possesses quite distinct aspects in the conception of its mystical teachings. This sufi order was founded by Abû al-Ḥasan al-Shâdhilî, a Sufi who has a moderate and open view of the worldly life. Al-Shâdhilî explained how a Sufi should behave towards and deal with worldly matters. Although al-Shâdhilî asserted that a person who practices Sufism should not pay more adoration to the worldly matters (hubb al-dunyâ), the person does not have to abhor and leave such lively aspects as wealth and position behind. The most important thing to a Sufi, according to al-Shadhili, is how he obeys the requirements of shar‘ by avoiding away from immoral deeds and at the same time recognizing God in his heart (ma‘rifat Allâh). Al-Shâdhilî initiated tasawuf ‘amalî which is affiliated to the Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ‘ah school, an Islamic mystical thought that adheres to the principles of sharî‘ah based on the foundation of al-Qur’ân dan H}adîth. The concept of al-Shâdhilî’s Sufism has been subsequently revealed into the great Sufi order spectrum, namely al-Shâdhilîyah, where during its historical development this Sufi order has led to the emergence of many branches with different names.
Dakwah Multikultural Pesantren Ngalah dalam Meredam Radikalisme Agama Saifulah Saifulah
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 8 No. 2 (2014): Maret
Publisher : Postgraduate Studies of Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.171 KB) | DOI: 10.15642/islamica.2014.8.2.421-446

Abstract

The emergence of radical ideology and violent movement that employ terror as a means to achieve goals has become prevalent in today?s life. This has been the subject matter widely discussed by a great deal of scholars, Muslims and non-Muslims alike. Among Muslims themselves, such a phenomenon raises anxieties. If this is not taken care of appropriately, it will have a negative impact on humanity, particularly Muslims who live in Muslim minority countries where Islamophobia is widespread. Along with this, pesantren as one of the oldest Muslim institutions of learning has a significant role in eliminating radicalism and terrorism in the name of religion. As far as the writer is concerned, efforts at dealing with radicalism have not been conducted seriously, although some pesantren have taken part in such projects. This paper tries to offer an alternative solution to eradicate religious radicalism and terrorism based on the experiences of Pesantren Ngalah by implementing the strategy of multicultural learning.
Pembentukan Karakter Sopan Santun Melalui Budaya Ahlan Wa Sahlan Talamidz Istiana Chasana Safarina; Askhabul Kirom; Saifulah Saifulah; Muhammad Nur Hadi
Indo Green Journal Vol. 1 No. 2 (2023): Page: 46 - 83
Publisher : FKIP - Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/green.v1i2.9

Abstract

Melihat kondisi karakter generasi muda yang kian hari kian memilukan, sebagaimana terlihat dari masalah sosial mereka, cara hidup mereka, hingga masalah kejahatan yang menimpa anak di bawah umur. Pembentukan karakter menjadi hal yang sangat urgent untuk segera diimplementasikan, salah satunya melalui budaya sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan implementasi budaya ahlan wa sahlan talamidz di MA Darut Taqwa Sengonagung, (2) Mendeskripsikan implikasi pembentukan karakter sopan santun melalui budaya ahlan wa sahlan talamidz terhadap perilaku peserta didik di MA Darut Taqwa Sengonagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni observasi, wawancara serta dokumentasi terkait, dengan informan meliputi kepala madrasah, waka bidang kurikulum, waka bidang kesiswaan dan peserta didik MA Darut Taqwa Sengonagung. Setelah data dilapangan terkumpul, peneliti menganalisis data dengan teknik kondensasi data, tampilan data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Budaya Ahlan Wa Sahlan Talamidz dilaksanakan setiap hari pada pukul 06:40-06:55 WIB di depan gerbang dengan jadwal guru yang ditentukan. Budaya ini dilakukan melalui strategi pembiasaan dan keteladanan maka dari itu sangat membutuhkan bantuan guru dalam pelaksanaannya. (2) Implikasi pembentukan karakter sopan santun melalui budaya ahlan wa sahlan talamidz terhadap perilaku peserta didik tercermin dari kebiasaan peserta didik diantaranya; berpenampilan sopan, bertutur kata yang santun, jika membutuhkan bantuan tidak berteriak, bersikap ramah, dan terbiasa bersalaman dengan guru maupun teman sebaya.
Pendidikan Akhlak Pesrpektif Syekh Kholil Bangkalan dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam Ahmad Agil Hamdani; Saifulah Saifulah; Askhabul Kirom
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 15 No. 01 (2023): Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37459/tafhim.v15i01.6864

Abstract

  Pendidikan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam akan membentuk generasi muda yang kuat secara mental dan tidak mudah terpengaruh oleh arus modernisasi. Syekh Kholil Bangkalan adalah seorang ulama kharismatik dan tokoh tasawuf yang juga merupakan guru dari para pendiri lembaga pendidikan pesantren ternama di Indonesia. Konsep Pendidikan Akhlak menurut Syekh Kholil Bangkalan bahwa manusia pada prinsipnya terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi materi (fisiologis) dan dimensi immateri (psikologis). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan akhlak perspektif Syekh Kholil Bangkalan dan relevansinya terhadap pendidikan agama Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Analisis data yang dilakukan meliputi reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan akhlak menurut Syekh Kholil Bangkalan mencakup dasar-dasar akhlak dan Islam dalam rangka mencapai kemanusiaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Relevansi pendidikan akhlak Syaikhona Muhammad Kholil dapat ditemukan dalam Kitab Al Matnu asy Syarif buku Biografi Syaikhona Muhammad Kholil Guru Para Ulama dan Pahlawan Nasional dan buku K.H. M. Kholil, yaitu mengutamakan moral dan akhlak, mengutamakan ilmu agama, dan implementasi dalam praktik. Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Syekh Kholil Bangkalan, Pendidikan Agama Islam