Luh Kadek Susilawati
Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemaafan Pada Remaja Perempuan Yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran Gracia Yemima Natasya; Luh Kadek Susilawati
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 1, No 3 (2020): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v1i3.9913

Abstract

Kekerasan dalam pacaran (KDP) merupakan fenomena yang masih terus menerus terjadi di masyarakat, dan seringkali kejadiannya tidak disadari baik oleh pelaku maupun korban. Remaja merupakan rentang usia yang paling rentan terhadap KDP karena minimnya pengalaman mereka dalam hubungan romantis atau berpacaran.  KDP terjadi seperti siklus, yang artinya tidak akan berhenti dan terus menerus terjadi dengan pola dan tahap yang sama dan justru akan semakin parah setiap kali terjadi. Sehingga, korban yang merupakan pihak yang paling dirugikan harus berani mengambil keputusan untuk keluar dari hubungan tersebut, namun perjalanan mereka tidak akan berakhir sampai disana. Dampak negatif yang diakibatkan oleh KDP akan mulai bermunculan, baik dampak secara fisik maupun psikologis. Dampak psikologis pada umumnya adalah yang paling membutuhkan perhatian dan perawatan. Dampak psikologis yang disebabkan oleh KDP berupa kecemasan, ketakutan, kehilangan rasa percaya diri, trauma, stres, depresi, hingga paling fatal dapat berakhir pada kematian. Sehingga, korban KDP sangat perlu untuk kembali memulihkan keadaan psikologisnya untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, dan sejahtera secara psikologis. Pemaafan atau forgiveness adalah salah satu alternatif cara yang dapat digunakan untuk membantu korban kekerasan dalam pacaran dapat memulihkan keadaannya, tujuan penulisan ini untuk melihat gambaran pemaafan pada remaja perempuan yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Melalui forgiveness seseorang dapat semakin baik secara kognitif dalam menghadapi stress, selain itu forgiveness juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, sehingga melalui forgiveness diharapkan korban kekerasan dalam pacaran akan mampu mengembalikan kesehatan mentalnya kepada keadaan yang baik, dan dapat menghindarkannya dari trauma dan stress yang dapat berujung pada depresi.