Toni Heryadi
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Sirok Bastra

KESALAHAN PENGANALISISAN KALIMAT PASIF DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA Iriantini Sri; Vina Febriani Setiawan; Toni Heryadi
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.255

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan perbedaan antara kalimat pasif dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Jepang. Kalimat pasif bahasa Jepang dapat ditunjukkan dengan verba benefaktif yarimorai yang dilekatkan pada verba inti untuk makna benefaktif, sedangkan dalam kalimat pasif bahasa Indonesia ditandai dengan prefiks di-, ter- dan ke-an. Verba benefaktif dalam bahasa Indonesia bukan kalimat pasif, melainkan kalimat aktif. Perbedaan itu sering membuat pembelajar bahasa Jepang melakukan kesalahan ketika pembelajar mengaplikasikan kalimat pasif bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan analisis pembelajar bahasa Jepang dalam mengubah kalimat pasif bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif, sedangkan teknik penelitian adalah studi kepustakaan dan metode kajiannya adalah kajian distribusional. Hasil penelitian ini adalah prefiks di- yang merupakan salah satu penanda pasif dalam bahasa Indonesia jika diungkapkan ke dalam bahasa Jepang tidak selalu bisa dipadankan dengan bentuk pasif reru/rareru sehingga hal ini menjadi kendala bagi pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia.This study describes the difference between passive sentences in two languages, namely Indonesian and Japanese. Japanese passive sentences can be indicated by the benefactive verb yarimorai which is attached to the core verb for the benefactive meaning, while in Indonesian passive sentences it is marked with the prefix di-, ter- and ke-an. Benefactive verbs in Indonesian are not passive sentences, but active sentences. This difference often makes Japanese learners make mistakes when learners apply Japanese passive sentences. The purpose of this study was to describe the mistakes of Japanese learners in confirming Japanese sentences. The research method applied is descriptive qualitative method, while the research technique is literature study and the method of study is distributional studies. The result of this research is that the prefix di- which is one of the passive markers in Indonesian when expressed in Japanese cannot always be matched with the passive form reru / rareru so this becomes an obstacle for Japanese learners who speak Indonesian as their mother tongue.