Reni Yuli Astutik
Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Faktor Perinatal dan Neonatal terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum Yuliawati, Dwi; Astutik, Reni Yuli
Journal of Ners and Midwifery Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.414 KB) | DOI: 10.26699/jnk.v5i2.ART.p083-089

Abstract

Ikterus neonatorum adalah penyebab 6,6% bayi baru lahir usia 0-8 hari di Indonesia. Ikterus dapat bersifat fisiologis dan patologis yang dapat menimbulkan gangguan menetap atau kematian Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan faktor perinatal dan neonatal dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian yaitu korelasi dengan pendekatan kohort retrospektif. Sampel penelitian sebanyak 54 responden menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan rekam medik pada bulan Oktober 2017. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher Exact test. Hasil uji didapatkan terdapat hubungan antara berat lahir (p= 0,018; POR 0,085 95% CI 0,10-0,713), usia gestasi (p= 0,044; POR= 0,202 95% CI 0,049-0,836), komplikasi perinatal (p= 0,031; POR= 4,714 95% CI 1,250-17,784) dengan kejadian ikterus neonatorum dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,441; POR=0,503 95% CI 0,143-1,767) dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan kejadian ikterus neonatorum kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang lebih berpengaruh. Kondisi BBLR, prematuritas, jenis kelamin laki-laki, komplikasi perinatal (asfiksia/sepsis/sefalhematom) mengarah pada terjadinya ikterus patologis pada bayi.
Differences in Counseling Using Leaflets with Videos On Perineal Wound Treatment Astutik, Reni Yuli; Purwandari, Eka Sri
Journal of Health Education Vol 6 No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v6i2.40146

Abstract

Background: Perineal wound needs to be treated to prevent infection, so postpartum needs counseling about perineal wound care. The perineal wound healing can be identified if the wound is dry, skin has been fused, not palpable and painless. This research aims to determine the different of counseling using leaflet with video toward perineal wound care behavior in primipara postpartumMethods: Quasi experiment with pre test and post test control group design. Pre test was conducted on the first day of the post partum, post test on the 7th day when the respondent controls the perineum wound. Instrument in this research used questionnaire regarding the behavior of perineal wound care. Samples in the research of a number of 30 people were taken in purposive sampling. Data analysis used the independent T test.Results: There were significant difference in counseling using leaflets and videos about the behavior of perineum wound care. The group that received perineal wound care counseling using video was better (p=0.015) than the leaflet group (p=0.034).Conclusions: Counseling about perineal wound care used videos more effective than leaflets.
KEPATUHAN ANTENATAL CARE IBU HAMIL RESIKO TINGGI DENGAN KETEPATAN RUJUKAN DI DESA SEPAWON KECAMATAN PLOSOKLATEN Reni Yuli Astutik; Tia Rusdianawati
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.021 KB)

Abstract

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI dikatakan mustahil tanpa adanya ketepatan rujukan yang efektif terutama pada kasus komplikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan Antenatal Care (ANC) ibu resiko tinggi dengan ketepatan rujukan. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan tanggal 27 Juli-05 Agustus 2017 di Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Populasi berjumlah 42 orang dengan sampel 38 responden yang memenuhi kriteria inklusi. . Variabel Independen kepatuhan ANC. Variabel dependen ketepatan rujukan. Teknik sampling menggunakan Proportional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan buku KIA responden dan wawancara. Analisa data menggunakan Spearman Rank (rho). Dari 38 responden, sebagian besar patuh dalam melakukan ANC (44,7%) dan sebagian besar responden sudah sesuai dalam memilih rujukan yaitu 65,8%. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank (rho) diperoleh hasil p<0.001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan antenatal care ibu hamil resiko tinggi dengan ketepatan rujukan. Tingkat hubungan rendah, dibuktikan dengan r = 0, 374. Kepatuhan ANC pada ibu hamil resiko tinggi sangat berpengaruh terhadap ketepatan rujukan karena dapat diketahui secara dini komplikasi kehamilan, sehingga ibu dirujuk sesuai dengan faktor resiko. Semakin patuh ibu untuk memeriksakan kehamilan maka akan sesuai ketepatan rujukan ibu resiko tinggi.
Hubungan Faktor Perinatal dan Neonatal terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum Dwi Yuliawati; Reni Yuli Astutik
Journal of Ners and Midwifery Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v5i2.ART.p083-089

Abstract

Ikterus neonatorum adalah penyebab 6,6% bayi baru lahir usia 0-8 hari di Indonesia. Ikterus dapat bersifat fisiologis dan patologis yang dapat menimbulkan gangguan menetap atau kematian Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan faktor perinatal dan neonatal dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian yaitu korelasi dengan pendekatan kohort retrospektif. Sampel penelitian sebanyak 54 responden menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan rekam medik pada bulan Oktober 2017. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher Exact test. Hasil uji didapatkan terdapat hubungan antara berat lahir (p= 0,018; POR 0,085 95% CI 0,10-0,713), usia gestasi (p= 0,044; POR= 0,202 95% CI 0,049-0,836), komplikasi perinatal (p= 0,031; POR= 4,714 95% CI 1,250-17,784) dengan kejadian ikterus neonatorum dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,441; POR=0,503 95% CI 0,143-1,767) dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan kejadian ikterus neonatorum kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang lebih berpengaruh. Kondisi BBLR, prematuritas, jenis kelamin laki-laki, komplikasi perinatal (asfiksia/sepsis/sefalhematom) mengarah pada terjadinya ikterus patologis pada bayi.
Pengaruh Faktor Sosiodemografi terhadap Kejadian Lesi Prakanker dengan Skining Inspeksi Visual Asetat (IVA) di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Wuri Widi Astuti; Reni Yuli Astutik
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i3.890

Abstract

Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian wanita di dunia. Salah satu metode yang efektif, mudah, murah dan sederhana untuk mendeteksi kanker serviks dini adalah Inspeksi Visual Acetat (IVA). Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh faktor sosiodemografi terhadap insidensi lesi prakanker serviks dengan menggunakan pemeriksaan IVA di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Desain penelitian menggunakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan jumlah sebanyak 90 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui data rekam medik dan wawancara responden. Penelitian ini telah dilakukan pada Oktober 2017 di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan pada variabel usia responden (p=0.013), usia pertama berhubungan seksual (p=0.000), pengguna pil KB (p=0.000) dan riwayat kanker dalam keluarga (p=0.016). Variabel paritas dan merokok mempunyai hubungan yang tidak signifikan (p≥0.05). Variabel dominan yang terkait dengan lesi prakanker serviks adalah pengguna kontrasepsi KB dengan OR = 18,784. Disimpulkan bahwa wanita pengguna kontrasepsi oral berisiko 18 kali lebih besar mengalami kejadian lesi prakanker dibandingkan dengan variabel lain. Disarankan kepada bidan dan petugas kesehatan lainnya untuk terus memberikan penyuluhan dan KIE kepada perempuan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi secara teratur sebagai pencegahan kanker serviks.
Analysis of Factors Associated with Visit of Infants and Toddlers to Posyandu in Wonorejo Village, Wates Subdistrict, Kediri Regency Dwi Yuliawati; Reni Yuli Astutik
Jurnal Kebidanan Midwiferia Vol 6 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/midwiferia.v6i1.422

Abstract

Posyandu provides convenience to the community in obtaining basic health services. The coverage of toddler weighing in Indonesia amounted to 71.4% in 2011 which means it has not met the target. The purpose of the research is to know the factors related to the visit of infants and toddlers to Posyandu in Wonorejo village, Wates subdistrict, Kediri regency. Design research uses correlational research design with a retrospective cohort approach. The research sample was infants and toddlers in January – October 2018 that meet the criteria of 120 people through proportional random sampling. Data collection using the data collector sheet on November 26-30, 2018. Data analysis with Chi-Square and Fisher Exact Test with a signification rate of α = 0.05. From the Chi-Square statistical test, there was a relationship between the mother's age (P = 0.043; POR = 2,911 95% CI: 1,126-7,527), mother's education (P = 0.020; POR = 0,281 95% CI: 0,102-0,774), child's age (P = 0.004; POR = 5,489 95% CI: 1,739-17,330) with infant and toddler visits to the Posyandu and from Fisher Exact test, there was a relationship between mother’s job (P = 0.029; POR = 0,290 95% CI: 0,103-0,819) with the visit of infants and toddlers to Posyandu. From the above results are known that the dominant variables associated with the visit of infants and toddlers to Posyandu is the age of the child indicating that the age of children < 24 months have a chance of 5.489 times more to the child's age ≥ 24 months.
Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr. Iskak Tulungagung Reni Yuli Astutik; Nency Ferawati
Jurnal Kebidanan Midwiferia Vol 4 No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/mid.v4i1.1845

Abstract

Birth weight is one factor of neonates that can cause asphyxia neonatorum and is one indicator ofthe health of the newborn. The result of Riskesdas 2013 explained the low birth weight infants is 10.2% and WHO data shows every year about 3% of 120 million newborn have asphyxia. This study aims to analyze the correlation of low birth weight infants with neonatorum asphyxia incidence in dr. Iskak Tulungagung Hospital year 2016. This study was executed on July 18 to 19 2017 in dr.Iskak Tulungagung Hospital. The type research used analytical survey with correlational design and retrospective cohort study. Independent variable was low birth weight infants and dependent variable was neonatorum asphyxia. The population was 949 and sample was 162 with Simple Random Sampling technique, and used medical record instruments. From the 162 samples, found that almost half of respondents were 46.9% experienced low birth weight infants and almost all of the respondents were 88.3% experienced asphyxia neonatorum. Based on chi square test obtained (p)=0.001<(α)=0,05 and C=0,257, it means there is significant correlation between low birth weight infants and asphyxia with low correlation neonatorum. Odds ratio is 9,116, it means that risk of asphyxia neonatorum at low birth weight infants is 9.116 times great than normal birth weight infant. At the low birth weight infants a lot of risk of problems in the body because immaturity of organ system, so easily attacked by complications such as an asphyxia neonatorum.
PROGRAM KUMPULAN WANITA MENOPAUSE AKTIF OLEH KADER DESA SUMBERBENDO KECAMATAN PARE Reni Yuli Astutik; Mirtha Sari Palupi
Jurnal LINK Vol 15, No 2 (2019): NOVEMBER 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.97 KB) | DOI: 10.31983/link.v15i2.5155

Abstract

Kader kesehatan merupakan perpanjangan tangan dari bidan yang berfungsi sebagai penggerak, motivator serta pemberi informasi kepada masyarakat, termasuk dalam peningkatan kualitas hidup wanita menopause. Di desa Sumberbendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri peran kader belum dapat dilaksanakan secara maksimal, hal ini dikarenakan kader belum pernah mendapatkan pelatihan tentang peran kader serta kurangnya informasi tentang menopause. Dalam rangka memenuhi salah satu tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka dosen perlu berperan dalam meningkatkan kualitas hidup wanita menopause. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggerakkan kader sehingga mampu menjalankan program Kumpulan Wanita Menopause Aktif (KUWAT) yang dapat diterapkan pada wanita menopause. Kegiatan ini dilaksanakan dalam empat kali pelatihan yaitu pelatihan 1 materi tentang kader bagi wanita menopause, menopause. Pelatihan 2 materi tentang konsep dasar gizi, gizi masa menopause. Pelatihan 3 tentang ketrampilan pembuatan bobok jahe kunyit (bojanyit) untuk mengurangi keluhan arthritis. Pelatihan 4 tentang pemanfaatan kain perca dan bekas gelas teh menjadi barang yang bernilai ekonomi. Harapan dari kegiatan ini adalah adanya pendampingan dari UMKM Kabupaten Kediri untuk memberikan pelatihan yang bervariasi.
Pendampingan Ibu Postpartum Multipara dalam Penurunan Keluhan Afterpain di Kabupaten Kediri Reni Yuli Astutik; Eka Sri Purwandari
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 1 No 3 (2022): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.261 KB) | DOI: 10.26714/jipmi.v1i3.29

Abstract

Latar belakang: Afterpain masa postpartum multipara terjadi akibat adanya peningkatan sensitivitas pada sistem saraf pusat yang digambarkan seperti kram, tarikan yang kuat atau bahkan seperti ditusuk benda tajam atau tumpul. Ibu postpartum memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam menurunkan keluhan afterpain sehingga diperlukan keterlibatan dosen kebidanan untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam bentuk pendampingan pada ibu postpartum. Tujuan: Tujuan pendampingan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu postpartum multipara dalam mengatasi keluhan afterpain dengan menggunakan kompres hangat. Metode: Pendampingan dilakukan kepada 22 ibu postpartum multipara pada hari ke 3-10. Tim pengabdi melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga masa postpartum dan hari kesepuluh masa postpartum. Pada hari ketiga, ibu postpartum diberikan informasi dan konseling terkait pengertian, penyebab dan cara mengatasi afterpain menggunakan kompres hangat. Pada hari keempat sampai kesembilan postpartum, tim pengabdi menanyakan tingkat nyeri menggunakan WhatsApp. Pada hari kesepuluh tim pengabdi melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui penurunan tingkat nyeri. Hasil: Hasil pendampingan didapatkan sejumlah 88% peserta memiliki pengetahuan baik, 100% dapat mempraktekkan penggunaan kompres hangat dengan baik, sejumlah 63,6% peserta mengalami tingkat nyeri ringan dan sejumlah 36,4% peserta tidak mengalami nyeri. Kesimpulan: Terapi komplementer berupa kompres hangat dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi keluhan afterpain yang dialami oleh ibu postpartum multipara. Kata kunci: pendampingan, postpartum multipara, afterpain, kompres hangat _____________________________________________________________________________________________ Abstract Background: Multiparous postpartum afterpain occurs due to increased sensitivity in the central nervous system, which is described as cramping, strong pulling or even being stabbed by a sharp or blunt object. Postpartum mothers need knowledge and skills in reducing afterpain complaints so the involvement of midwifery lecturers is needed to apply their knowledge in the form of mentoring for postpartum. Objective: The purpose of this assistance is to increase the knowledge and skills of multiparous postpartum in overcoming afterpain complaints by using warm compresses. Methods: Assistance was provided to 22 multiparous postpartum mothers on days 3-10. The service team made home visits on the third day of the postpartum period and the tenth day of the postpartum period. On the third day, postpartum were given information and counseling related to the understanding, causes, and ways to deal with afterpain using warm compresses. From the fourth to the ninth postpartum day, the service team used WhatsApp to inquire about the level of pain. On the tenth day, the service team made a home visit to check on the reduction in pain levels. Results: The results of the mentoring showed that 88% of participants had good knowledge, 100% could practice using warm compresses well, 63.6% of participants experienced mild pain, and 36.4% of participants did not experience pain. Conclusion: Complementary therapy in the form of warm compresses can be an alternative to overcome the afterpain complaints experienced by multiparous postpartum mothers. Keywords: mentoring, postpartum multiparous, afterpain, warm compress