Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor-Faktor Risiko dari Acara-Acara Stunting dalam Usia 2-5 Tahun di Desa Watugede Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tahun 2018 Indah Maharany; Linda Andri Mustofa; Siti Asiyah
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.604 KB)

Abstract

Masalah gizi, terutama stunting pada balita dapat menghambat perkembangan anak, dengan dampak negatif yang akan terjadi di kemudian hari 2013 Basic Health Research mencatat bahwa prevalensi stunting nasional mencapai 37,2%. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi status gizi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko untuk kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian dipilih dari 40 balita stunting dengan teknik purposive sampling. Variabel penelitian faktor pendapatan, jumlah anggota keluarga, riwayat pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan gizi ibu. Instrumen penelitian menggunakan teknik wawancara dan kuesioner. Studi ini dilakukan dari 6 Juni hingga 5 Juli 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan <UMK (Upah Minimum Kabupaten) adalah 30 orang (75%), jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang ada 24 responden (60%), balita tidak mendapat ASI eksklusif oleh 22 responden (55%) , dan tingkat pengetahuan yang baik 24 orang (60%) penelitian ini hanya menggambarkan ada tidaknya hubungan. Dari hasil penelitian itu bisa jadi karena keberhasilan program BKKBN (Kementerian Negara Kependudukan / Nasional) pada jumlah maksimum anak 2 sehingga sebagian besar masyarakat membatasi jumlah anak-anak mereka. Pengetahuan dasar tentang gizi yang baik tanpa diikuti oleh sikap, keterampilan dan kemauan untuk bertindak tidak dapat membawa perubahan dalam perbaikan gizi pada anak-anak balita. Selain itu ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi anak-anak seperti riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, faktor genetik, pola konsumsi makanan, penyakit menular, persediaan makanan di rumah dan pengasuhan anak tetapi faktor-faktor ini tidak diteliti.
KADER MAMPU SELAMATKAN IBU HAMIL DENGAN MENDETEKSI FAKTOR RISIKO Linda Andri Mustofa; . Maslihah
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan risiko tinggi berisiko mengalami komplikasi kehamilan dan bisa mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan Bayi. Jumlah Penduduk yang besar, wilayah yang luas serta sistem informasi yang masih manual dan pasif menyulitkan bidan Desa untuk mendeteksi risiko tinggi kehamilan. Diperlukan peran serta masyarakat terutama Kader untuk menemukan dan mengenali secara dini faktor risiko tinggi kehamilan sehingga dapat dirujuk ke bidan untuk mendapatkan penanganan dan perawatan sehingga komplikasi dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.  Cakupan deteksi dini kehamilan dengan risiko tinggi oleh masyarakat di desa Joho Kecamatan Kalidawir sejumlah sejumlah 3 ibu hamil (3,26%)  jauh di bawah target 18 ibu hamil.  Kader di Desa Joho belum pernah dilakukan penyuluhan sehingga belum tau dan tidak bisa melakukan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan kesediaan kader dalam melaksanakan pemantauan risiko tinggi ibu hamil di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Metode yang dilakukan meliputi pelatihan, simulasi dan praktik langsung serta pendampingan dddan fasilitasi kader dalam   melakukan deteksi   dini pada   ibu   hamil. Instrumen yang diacu untuk mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil adalah Kartu Skor Pudji Rochjati.  Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 3 Juli Sampai 15 Agustus 2020.  Evaluasi keberhasilan dengan melakukan pretest dan Post Tes untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan kader serta mengobservasi dan menganalisis hasil pelaksanaan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil yang dilaksanakan oleh kader.  Hasil penghitungan nilai pretest sebagian besar pada kategori cukup (73,3%) dan tidak ada kader yang pengetahuan dan ketrampilannya pada kategori baik.  Pada nilai post test terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader dimana terdapat 36,7% pada kategori baik dan kategori cukup sebanyak 56,7 persen. Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji statistik wilcoxon didapatkan hasil  p = 0.001 < α = 0.05 yang berarti Ho ditolak / Hi diterima berarti ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kehamilan risiko  tinggi  terhadap pengetahuan dan ketrampilan kader dalam melaksanakan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Tulungagung
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) SEBAGAI FAKTOR RISIKO UTAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA SUKOREJO KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI Linda Andri Mustofa; Putri Amalia Wahyuningsih
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting is a growth failure due to the accumulation of nutritional insufficiency that lasts a long time from pregnancy to 24 months of age and has become a global nutrition problem, especially in poor and developing countries. Indonesia is ranked fifth in the world for the incidence of stunting. The prevalence of children under five with stunting in Kediri Regency is 26.1%. Stunting contributes to infant and toddler morbidity.  The purpose of this study was to find the relationship between LBW history and the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the village of Sukorejo.  The study design used correlational analytic with a retrospective cohort approach. In this study, the independent variable was the history of LBW and the dependent variable was the incidence of stunting. The entire population of children aged 24-59 was 106 with a simple random sampling technique.  A sample size of 52 respondents, held on 28-30 July 2020 in Sukorejo Village. The instrument used was secondary data from community reports, and analyzed by using the chi square test. The results showed that a number of 45 (84.6%) had a history of LBW, 6 respondents had a history of LBW stunting. Analysis with the Chi Square test shows that ρvalue = 0.042 <α 0.05, there is a relationship between LBW history and the incidence of stunting in children aged 24-59 months in Sukorejo Village, Gurah District, Kediri Regency. Stunting is a growth failure due to the accumulation of nutritional insufficiency that lasts a long time from pregnancy to 24 months of age. LBW is the dominant factor associated with stunting. Interventions aimed at enhancing the growth and development of children during the early years should consider the factors that trigger LBW.
Kesulitan Akses Pelayanan Kesehatan, Kurangnya Pengetahuan dan Sikap Negatif Tentang Bahaya Pertolongan Persalinan Oleh Dukun Linda Andri Mustofa; Nurjannah Nurjannah
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35966/ilkes.v13i1.254

Abstract

Abstract Delivery assistance by traditional birth attendants causes various problems and the main cause of the high maternal and infant mortality rate is due to the lack of proper attention to safety, hygiene and delivery assistance mechanisms so that various complications can occur which can lead to death. Delivery by traditional birth attendants in Maluku Province is a problem that must be handled appropriately by taking into account the influencing factors. This study aims to describe the causes of the selection of birth attendants between traditional birth attendants and health workers based on the affordability of access to health services, knowledge and attitudes of pregnant women. The quantitative research method with a descriptive research design was carried out on September 5-11 October 2021. The population of all third trimester pregnant women in the working area of the Hitu Health Center, Central Maluku Regency with a total sample of 50 pregnant women with total sampling. The research variables are the affordability of access to health services, knowledge and attitudes. The data collection instrument used a questionnaire whose results were analyzed using a frequency distribution and presented in the form of a bar chart. The results showed that from 50 respondents, 39 respondents (78%) chose to give birth assisted by a traditional birth attendant with the causes of difficulty in accessing health services, lack of knowledge and negative attitudes about the dangers of delivery assistance by non-health workers, each of which was 26 respondents (67%). To be able to change the choice of birth attendant by health workers, it is necessary to have good knowledge and a positive attitude towards the dangers of childbirth assistance by traditional birth attendants and guarantee the ease of accessing delivery services by health workers. The need for cooperation between the government and the local health office in paying attention to the affordability of access to health services as well as providing effective communication and education as well as positive support for health workers for third trimester pregnant women. Keywords: access to health services, knowledge, attitudes, pregnant women, traditional birth attendant