Casmini Casmini
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENGGAGAS KONSELING BERWAWASAN BUDAYA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA INDONESIA Casmini Casmini
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 9, No 1 (2012): Juni
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.927 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2012.091-01

Abstract

Manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagaiabdullhatau hamba Allah SWT, dan sebagaikhalfahatau wakil Allah di muka bumi. Predikat pertama menunjukkan kelemahan, kekecilan, keterbatasan, dan ketergantungan manusia kepada yang lain, sehingga setiap manusia berpotensi untuk mempunyai masalah. Predikat kedua menunjukkan kebesaran manusia dan sekaligus besarnya tanggungjawab dalam menjalani kehidupan di muka bumi. Kedua predikat yang melekat pada diri manusia mensiratkan tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam setiap langkah kehidupannya. Realitas kehidupan dalam konteks sebagai makhluk yang lemah (abdun), manusia akan menjalani kehidupan yang manis, lapang dan kemudahan dan sebaliknya akan mengalami kehidupan yang pahit, sempit, dan berat. Realita manusia dalam kondisi diri yang tak berdaya, maka orang membutuhkan bantuan orang lain. Misalnya membutuhkan dokter dalam memulihkan kondisi kesehatan dan membutuhkan konselor, psikolog atau bahkan psikiater dalam kondisi mental yang kacau (gangguan jiwa). Upaya memperoleh bantuan dari konselor, psikolog atau psikiater bertujuan untuk memulihkan rasa percaya dirinya, meluruskan cara berpikir, berpandangan secara realistis, mampu melihat kenyataan yang sebenarnya, dan mampu mengatasi problema dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan.Terdapat empat dasar filosofis dalam konteks bimbingan dan konseling dalam perspektif keilmuan maupun ajaran Islam. Pertama, bahwa kodrat kejiwaan manusia membutuhkan bantuan psikologis. Kedua, gangguan kejiwaan yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat. Ketiga, meski manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik kepada keburukan lebih banyak dan lebih kuat, sehingga motif kepada keburukan akan lebih cepat merespon stimulus keburukan dan mendahului respon motif kepada kebaikan. Keempat, keyakinan bahwa agama (keimanan) merupakan bagian dari struktur kepribadian, sehingga getar batin dapat dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan.
EVALUASI DAN PENINJAUAN KURIKULUM BKI BERBASIS KKNI Casmini Casmini
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 11, No 1 (2014): Juni
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.124 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2014.111-07

Abstract

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, sebagai bagian dari satuan pendidikan tinggi, tentu mengharapkan para lulusannya mampu dan akan diarahkan pada penguasaan ilmu dan ketrampilan dalam bidang Bimbingan dan Konseling Islam secara professional, dengan memiliki kompetensi sesuai standar serta mampu bersaing secara global. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi tidak cukup hanya melakukan inovasi dan pengembangan institusi, tetapi juga dituntut untuk senantiasa melakukan evaluasi maupun penilaian terhadap seluruh komponen, sistem, maupun sumber daya yang dimilikinya. Hal ini urgen dilakukan guna mencapai kualitas mutu yang diharapkan. Salah satu komponen yang perlu perhatian ekstra adalah kurikulum. Sehingga evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan oleh satuan pendidikan seperti Bimbingan dan Konseling Islam mutlak dilakukan.Maka dari itu, artikel ini dapat memberikan gambaran jelas tetang bagaimana seharusnya evaluasi dan peninjauan kurikulum Bimbingan dan Konseling Islam itu dilakukan. Yaitu, berpedoman pada KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), dengan mempertimbangkan kebutuhan user dan stake-holder, serta mengacu pada Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang meliputi Standar nasional Pendidikan, Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
BACKGROUND ORGANISASI MAHASISWA DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL Muhammad Khoiruzzadi; Casmini Casmini
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 6, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.422 KB) | DOI: 10.31602/jmbkan.v6i3.3770

Abstract

Latar belakang keikutsertaan mahasiswa magister dalam organisasi pada saat kuliah sarjana (S1) mempengaruhi perilaku sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa yang mengambil program magister saat berorganisasi masa S-1dalam membentuk perilaku sosial-akademik. Karakteristik organisasi kemahasiswaan yang pernah diikutinya selama menjadi mahasiswa S-1,  pengalaman dan budaya organisasi yang membentuk perilaku sosialnya. Penelitian ini bersifat kualitatif-fenomenologis dengan partisipan 6 mahasiswa pascasarjana konsentrasi psikologi pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam yang kemudian dianalisis secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang organisasi mahasiswa membentuk karakter solidaritas kepada orang lain dan lingkungan, istiqomah dalam kebaikan dan sikap ketegasan dan kritis sesuai karakteristik dan budaya organisasi yang diikutinya. Pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan selama berorganisasi menjadi pembelajaran kehidupan di masa sekarang sebagai implikasi nilai positif selama berorganisasi. Karakteristik dan budaya organisasi tidak secara penuh berpengaruh pada perilaku sosial, namun ada peran proses kognitif dalam menentukan perilaku sosialnya.
INTEGRASI PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI & IVAN PAVLOV DALAM MEMBENTUK PRILAKU PESERTA DIDIK Umaruddin Nasution; casmini casmini
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 25 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.535 KB) | DOI: 10.24090/insania.v25i1.3651

Abstract

ABSTRAK This study aims to analyze the relationship between the thoughs of al-Ghazali and Ivan Pavlov in establishing educational behaviours. In this study took two figures: The first Imam Al-Ghazali, which is one of the Sufi figures using the riyadhoh concept and dubbed it the hujjatul Islam and secondly Ivan Patrovich Pavlov which is one of the behavioristik learning theory using the clasical conditioning concept dubbed the father behavioristic theory. This type of research is are search library based on the books of the two figures. The approach philosophical-historical and content analysis are a reference in providing an explanation of the results of the data found. The results of this study indicate that by taking the road to habituation will be able to provide a change in one is behavior. Refraction is done in three stages, namely takhalli (unconditioning stimulus), tahalli (conditioning stimulus), and tajalli (conditioning response) in order to reflect the good behavior become a habitual hai'ah in self learners.