M. Taufiq Rahman
Faculty of Social and Political Sciences UIN SGD Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEMBANGUN GERAKAN INKLUSIVISME MODEL JAMAAH PERSATUAN ISLAM M. Taufiq Rahman; Beni Ahmad Saebani
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 1, No 1 (2018): TEMALI VOL 1 NO 1 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v1i1.2488

Abstract

Artikel ini membahas tentang munculnya gerakan inklusivisme dalam gerakan sosial keagamaan. Dengan metode kualitatif artikel ini menemukan bahwa organisasi keagamaan Persatuan Islam yang notabene sebuah organisasi eksklusif di Indonesia telah berubah menjadi inklusif manakala berhadapan dengan pihak-pihak lain, terutama dalam kehidupan ketetanggaan, berbangsa dan bernegara. Hal ini dilihat sebagai skema survival dari organisasi tersebut, sehingga selalu eksis dan tetap dapat menyesuaikan dengan tantangan zaman.
ELIT POLITIK ISLAM NASIONAL DAN PENGEMBANGAN PESANTREN DI DAERAH Moeflich Hasbullah; M. Taufiq Rahman
Socio Politica : Jurnal Ilmiah Jurusan Sosiologi Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Socio-Politica
Publisher : FISIP UIN SGD Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.184 KB) | DOI: 10.15575/socio-politica.v8i1.3461

Abstract

Kajian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan menganalisis dua gerakan politik, yaitu dari pinggir ke tengah dan dari tengah ke pinggir. Yaitu, bagaimana kaum santri maju ke arena politik dan bagaimana politisi Muslim memberi kepada kelompok rujukannya, yaitu kelompok santri. Kajian ini, dengan demikian, bersifat perbandingan gerakan, dengan menggunakan metode analisis tindakan, yaitu menyelidiki makna gerakan dari peristiwa-peristiwa sosial politis. Dengan metode tersebut ditemukan bahwa kaum santri telah mendapatkan manifestasi politiknya melalui berbagai kesempatan sosial politis sehingga berada di tengah-tengah pusaran kekuasaan. Selanjutnya ditemukan pula bahwa keberadaan kaum santri di tengah-tengah kekuasaan itu memberikan ruang kepada mereka untuk membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan tempat asal mereka datang, yaitu institusi pesantren.