Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEKURANGAN ASUPAN BESI DAN SENG SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK Dyah Kusudaryati, Dewi Pertiwi
PROFESI || JURNAL KESEHATAN PROFESIONAL ISLAMI Vol 10: September 2013 - Februari 2014
Publisher : PROFESI || JURNAL KESEHATAN PROFESIONAL ISLAMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Nutritional inputs are necessary for children’s growth. Deficiencies of iron and zinc are associated with growth faltering in children. Growth faltering is showed with the occurring of stunting where children have HAZ < -2 SD. Negative impact of stunting are impaired of physical, mental, cognitive and intellectual development and also low birthweight of children of women of short stature.  Several result study show that iron or zinc suplementation among stunting children can improve in height and have positive effect on linear growth.   Keywords : iron, zinc, stunting, growth
THE DIFFERENCE IN HEIGHT DIFFERENCE BEFORE AND AFTER Zn SUPPLEMENTATION IN STUNTING TODDLERS Dyah Kusudaryati, Dewi Pertiwi
JURNAL PROFESI || MEDIA PUBLIKASI PENELITIAN Vol 12 (2014): Media Publikasi Penelitian " SEPTEMBER "
Publisher : JURNAL PROFESI || MEDIA PUBLIKASI PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zn deficiency is associated with growth failure in toddlers. One of the effects of growth failure in toddlers is indicated by the occurrence of stunting (short). The purpose of this research to determine the effect of zinc supplementation on height difference of stunting toddlers. The research design was randomized pretest posttest control group design. The total of thirty six stunting toddlers were divided into two groups. The treatment group received syrup with 20 mg ZnSO4 twice a week for three months whereas the comparison group received placebo without Zn. The results showed that there was no significant difference in height before Zn supplementation between treatment and comparison groups (p = 0,361). There is no significant difference in height after Zn supplementation between treatment and comparison groups (p = 0,613). There was significant difference in height difference before and after Zn supplementation on both of groups (p = 0,000). The conclusions of this study, there is a difference in height difference before and after Zn supplementation in stunting toddlers.   Keywords: toddlers, stunting, height, Zn
HUBUNGAN USIA, ASUPAN VITAMIN C DAN BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI ANEMIA Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati; Ratih Prananingrum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.376 KB)

Abstract

Anemia merupakan kondisi dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang sangat sedikit sehingga berdampak pada kadar hemoglobin yang rendah. Kadar hemoglobin seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, asupan zat gizi, pola makan, penyakit kronis, dan aktivitas fisik. Asupan zat gizi yang kurang seperti besi, vitamin C, asam folat, vitamin B12, dan protein dapat menghambat pembentukan sel darah merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia, asupan vitamin C dan besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri yang anemia. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.Subyek penelitian merupakan remaja anemia sebanyak 18 subyek yang diambil secara concecutive sampling. Kadar hemoglobin diperoleh dari pemeriksaan darah sedangkan asupan vitamin C dan besi diperoleh dari wawancara food recall 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan usia dengan kadar hemoglobin (p=0,047). Berdasarkan hasil asupan subyek didapatkan hasil sebagian besar subyek memiliki asupan vitamin C dan besi yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan asupan vitamin C dengan kadar hemoglobin (p=0,027) tetapi tidak ada hubungan asupan besi dengan kadar hemoglobin (p=0,787). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan usia dan vitamin C dengan kadar hemoglobin tetapi tidak ada hubungan asupan besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri anemia.
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN STATUS GIZI SISWA SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA Retno Dewi Noviyanti; Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.294 KB)

Abstract

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan asupan zat gizi anak sekolah. Kebiasaan mengabaikan sarapan pagi dapat mengakibatkan tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi yang cukup sehingga mempengaruhi status gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan selanjutnya dihitung nilai Z score dengan indeks IMT/U. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, status gizi kategori normal sebesar 51,8% dengan nilai rata-rata status gizi berdasarkan IMT/U adalah 0.79 ± 1.65 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,036. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.
HUBUNGAN USIA, ASUPAN VITAMIN C DAN BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI ANEMIA Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati; Ratih Prananingrum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia merupakan kondisi dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang sangat sedikit sehingga berdampak pada kadar hemoglobin yang rendah. Kadar hemoglobin seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, asupan zat gizi, pola makan, penyakit kronis, dan aktivitas fisik. Asupan zat gizi yang kurang seperti besi, vitamin C, asam folat, vitamin B12, dan protein dapat menghambat pembentukan sel darah merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia, asupan vitamin C dan besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri yang anemia. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.Subyek penelitian merupakan remaja anemia sebanyak 18 subyek yang diambil secara concecutive sampling. Kadar hemoglobin diperoleh dari pemeriksaan darah sedangkan asupan vitamin C dan besi diperoleh dari wawancara food recall 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan usia dengan kadar hemoglobin (p=0,047). Berdasarkan hasil asupan subyek didapatkan hasil sebagian besar subyek memiliki asupan vitamin C dan besi yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan asupan vitamin C dengan kadar hemoglobin (p=0,027) tetapi tidak ada hubungan asupan besi dengan kadar hemoglobin (p=0,787). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan usia dan vitamin C dengan kadar hemoglobin tetapi tidak ada hubungan asupan besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri anemia.
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN STATUS GIZI SISWA SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA Retno Dewi Noviyanti; Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan asupan zat gizi anak sekolah. Kebiasaan mengabaikan sarapan pagi dapat mengakibatkan tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi yang cukup sehingga mempengaruhi status gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan selanjutnya dihitung nilai Z score dengan indeks IMT/U. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, status gizi kategori normal sebesar 51,8% dengan nilai rata-rata status gizi berdasarkan IMT/U adalah 0.79 ± 1.65 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,036. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.