Grahita Aditya
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UNISSULA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOREKSI MALOKLUSI KELAS II DENGAN CANTILEVER BITE JUMPER (CBJ) DAN MANDIBULAR ANTERIOR REPOSITIONING APPLIANCE (MARA) Grahita Aditya
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 49, No 124 (2011): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2011 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cantilever Bite Jumper (CBJ), Mandibular Anterior Repositioning Appliance (MARA) merupakan alat turunan dan modifikasi dari Herbst yang sangat membantu praktisi dalam menangani kasus maloklusi skeletal yang membutuhkan distalisasi gigi molar rahang atas, mesialisasi gigi molar rahang bawah dan mengubah inklinasi incisivus ke depan/protrusi dengan tidak merubah maksila. Penggunaan dengan alat tersebut dapat menambah panjang mandibula, tinggi wajah anterior dan posterior. Selain merupakan alat fixed, tidak membutuhkan banyak kooperasi pasien, alat tersebut mudah digunakan, mampu memajukan mandibula secara bertahap, dapat digunakan bersamaan dengan alat ortodontik lain dan cukup nyaman dipakai oleh pasien.Kata kunci: Maloklusi klas II, Cantilever Bite Jumper (CBJ), Mandibular Anterior Repositioning Appliance (MARA)
Perubahan pada Sendi Temporo-Mandibula dan Otot-Otot Pengunyahan Setelah Perawatan Ortodonti dengan Pencabutan Premolar Grahita Aditya
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencabutan premolar dapat menyebabkan Temporo Mandibular Disorder (TMD) masih diperdebatkan kemungkinan terjadinya karena kesalahan diagnostik atau kesalahan pada mekanoterapi saat dilakukan perawatan. Sebagian besar literature menyatakan bahwa tidak terdapat bukti ilmiah bahwa pencabutan premolar merupakan risiko TMD. Namun ortodontis tetap harus mewaspadai kontak gigi anterior selama perawatan ortodontik dilakukan yang terjadi karena retroklinasi gigi insisif, pendalaman gigit dan interferensi insisal. Penggunaan low force masih menjadi andalan untuk retraksi anterior agar tidak terjadi penurunan dimensi vertikal karena loss anchorage.Operator harus berhati-hati terhadap posisi kaninus yang tegak dan miring ke distal agar tidak terjadi ekstrusi gigi posterior. Beberapa cara telah dikemukakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Diagnosis kelainan Temporo Mandibular Joint (TMJ) dianjurkan untuk dilakukan setiap kunjungan pasien dengan lebih akurat untuk mewaspasai timbulnya kelainan TMJ karena kesalahan perawatan yang dilakukan.Tercapainya relasi sentrik merupakan tujuan ideal perawatan ortodontik, sehingga penentuan relasi sentrik pra perawatan merupakan hal yang esensial. Perawatan ortodontik secara umum cenderung memperbaiki daripada memperburuk kondisi TMJ.Kata Kunci : Pencabutan premolar, TMJ, TMD, otot pengunyahan, perawatan ortodontik