Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Defoliasi dan Posisi Penanaman Stek Batang pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Lam. Var. Sari Nur Edy Suminarti; Ratih Novriani
Jurnal Biodjati Vol 2, No 1 (2017): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v2i1.1293

Abstract

Beragamnya produktivitas tanaman ubi jalar diduga sebagai akibat masih bervariasinya teknologi penanaman yang diterapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitiaan yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh defoliasi dan posisi penanaman stek batang telah dilakukan pada bulan Februari 2016 di kebun percobaan Muneng, Probolinggo.  Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah, tingkat defoliasi sebagai petak utama, terdiri dari 3 taraf : (tanpa dirompes ; daun dirompes 50% dan 100 %). Posisi penanaman stek sebagai anak petak, terdiri dari 3 macam :  30o,60o dan 90o. Pengumpulan data dilakukan secara destruktif meliputi komponen pertumbuhan meliputi jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, dan bobot segar total tanaman dan komponen panen mencakup jumlah umbi/tanaman, panjang umbi, bobot umbi/tanaman, bobot umbi ekonomis/tanaman, hasil umbi/ha dan hasil umbi ekonomis/ha.  Uji F taraf 5% digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan, sedangkan perbedaan diantara rata-rata perlakuan didasarkan pada nilai BNJ taraf 5%. Interaksi nyata tidak terjadi pada semua parameter yang diamati, komponen pertumbuhan hanya dipengaruhi oleh prosentase defoliasi, sedangkan komponen hasil hanya dipengaruhi oleh posisi penanaman stek. Pada komponen pertumbuhan, hasil paling rendah didapatkan pada perlakuan defoliasi 100%, sedangkan untuk komponen hasil, posisi penanaman stek 60o dan 90o menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis usaha tani, penanaman stek 90o lebih efisien dari perlakuan lainnya dengan hasil umbi sebanyak  35,31 ton ha-1 dengan nilai B/C tertinggi : 1,04 
Dampak pemupukan N dan zeolite pada pertumbuhan serta hasil tanaman sorghum (Sorghum bicolour L.) Var. SUPER 1 Nur Edy Suminarti
Jurnal Agro Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/3923

Abstract

Nitrogen merupakan unsur hara esensial tanaman yang diperlukan paling banyak dibandingkan unsur hara lainnya. Namun demikian, pemberian pupuk N secara terus menerus berdampak pada menurunnya daya dukung lahan. Zeolit yang dapat digunakan untuk mengefisiensikan penyerapan N. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dampak pemberian zeolit pada berbagai taraf pemberian N pada tanaman sorgum dilakukan dari bulan April hingga Juli 2017 di lahan sawah Desa Sumberduren, Kabupaten Kediri, menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan menempatkan dosis pupuk N (50%, 100% dan 150%) pada petak utama, dan dosis zeolit (0%, 50%, 100% dan 150%) pada anak petak yang diulang 3 kali. Ada tidaknya interaksi atau pengaruh nyata menggunakan Uji F taraf 5% dan dilanjutkan Uji BNJ taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan dosis N 50% pada zeolite 150% mendapatkan hasil biji sorghum sebesar 3,32 t ha-1. Adapun dosis N 100% dan 150 % mengurangi penggunaan zeolite sebesar 43,5% dan 48,12% dengan hasil biji sorghum sebanyak 4,56 t ha-1 dan 5,15 t ha-1. Aplikasi 50% dan 100% zeolit dapat menekan penggunaan N sebesar 13,67% dan 16,19%.ABSTRACTNitrogen is an essential nutrient and needed in the highest amount compared to other elements. However, the continuous use of nitrogen  causes a decrease in the carrying capacity of the land. Therefore to anticipate these problems, zeolite applications is prior to be done. The study aimed to assess the effect of N and zeolite application on sorghum plants which had been carried out from April to July 2017 in paddy fields in Sumberduren Village, Kediri Regency. Split Plot Design was used in this study by placing N fertilizer doses (50%, 100% and 150%) as the main plot, and zeolite dosage (0%, 50%, 100% and 150%) on subplots repeated 3 times. F test at 5% was used to determine the effect of treatments, while the average difference between treatments were referred to HSD value at 5%. The using of 100% and 150% N dosages could reduce the zeolite usage about 43.5% and 48.12% with sorghum yield as much as 4.56 t ha‐1 and 5.15 t ha-1 respectively. However, with the application of 50% and 100% zeolite, it can reduce N use by 13.67% and 16.19%.
Pengaruh Pemupukan N dan Frekuensi Pemangkasan Tajuk pada Aspek Agronomis dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) var. Kretek Nur Edy Suminarti
Jurnal Agro Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/856

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pemupukan N dan frekuensi pemangkasan tajuk yang tepat pada tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.). penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, di Desa Jatikerto, Malang. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Petak Terbagi, dosis pupuk N ditempatkan pada petak utama, terdiri dari 4 taraf : (1) tanpa dipupuk N, (2) dipupuk 67,5 kg N ha-1, (3) dipupuk 135 kg N ha-1 dan (4) dipupuk 202,5 kg N ha-1. Pemangkasan tajuk ditempatkan pada anak petak, terdiri dari 4 macam : (1) tanpa dipangkas, (2) dipangkas 1 kali, (3) dipangkas 2 kali dan (4) dipangkas 3 kali. Pengumpulan data dilakukan secara destruktif meliputi luas daun, masa luas daun, panjang umbi, diameter umbi, bobot umbi per tanaman dan indeks pembagian. Uji F taraf 5% digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan, sedangkan perbedaan diantara perlakuan didasarkan pada nilai Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi nyata pada luas daun, masa luas daun dan bobot umbi per tanaman. Luas daun dan masa luas daun tertinggi umumnya didapatkan pada pemupukan N dosis 202,5 kg N ha-1 dengan tanpa maupun dengan pemangkasan tajuk 1 kali. Bobot umbi per tanaman tertinggi didapatkan pada tanaman yang diberi pupuk N dengan dosis 135 kg N ha-1 dan pemangkasan tajuk 1 kali.     A field reaserch that aimed to get the appropriate of N application and frequency of topping was conducted in the experimental field of Brawijaya University, located in Jatikerto village, Malang. The experimental treatments consist of  four  levels of N (0 ; 67.5 kg N ha-1, 135 kg N ha-1 and 202.5 kg N ha-1) and four levels frequency of topping (without topping, 1, 2, and 3 of topping). These treatments were arranged in a split plot design; N application in the main plot and frequency of  topping in the subplot with three replications. Data was collected destructively including component of growth, component of yield and plant growth analysis.  F test at 5% is used to determine the effect of treatments, while the average difference between treatments was referred to Duncan value at 5%. The result showed there were significantly interaction between N application and frequency of topping on component of growth and   weight of tuber per plant.   Combination of N application dosage 202.5 kg ha-1 and non or once topped had resulted the highest of leaf area and leaf area duration. While the highest of weight tuber per plant was obtained on  N dosage 135 kg ha-1 and topping one times.
Pengaruh Dosis Pupuk N dan Konsentrasi PGPR pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) di Lahan Kering Sri Ngenana Br Tarigan; Nur Edy Suminarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman bit merah adalah tanaman hortikultura yang dikenal sebagai umbi bit. Umbi bit mulai diminati masyarakat, meski permintaannya belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Umbi bit umumnya tumbuh di daerah dataran tinggi, tetapi ada juga yang tumbuh di daerah dataran rendah. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan tanaman bit di lahan kering diantaranya yaitu rendahnya tingkat ketersediaan air dan rendahnya tingkat ketersediaan N bagi tanaman. Oleh karena itu pemberian pupuk N (urea) diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman bit. Akan tetapi, penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan akan merusak kesehatan tanah, oleh karena itu penerapan PGPR diperlukan untuk mengendalikan dampak tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di lahan kering serta menentukan dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah yang paling optimum. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan April 2021 sampai dengan Juni 2021. Rancangan yang digunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi PGPR 20 ml/l air, dosis N optimum sebesar 83,58% (278,66 kg urea ha-1) mampu memperoleh hasil panen maksimum yaitu sebesar 14,63 ton ha-1. Namun demikian, pada perlakuan konsentrasi PGPR 10 ml/l air dengan dosis 100% N mampu memperoleh hasil panen yang lebih tinggi seebesar 1,98 ton ha-1 bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
The Effect of Source of Organic Materials and Application Time on Growth and Yield of Beetroot (Beta vulgaris L.) in Dry Land Natalia Devinta Suprihantono; Nur Edy Suminarti; Sisca Fajriani
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2022.007.2.1

Abstract

Beetroot (Beta vulgaris L.) is a horticultural plant that has many benefits that lie in tubers. Red beets are widely planted in highland areas with loose soil conditions. Currently, the expansion of land for food crops is experiencing problems due to limited productive land. The use of dry land as agricultural land has the main obstacles, namely low soil fertility, low organic matter content, and generally clay and dust-dominated soil. The application of organic matter needs to be added aiming to improve the physical properties of the soil, especially soil texture so that the soil becomes loose so that it does not hinder the tuber development process. The research was carried out from April 2020 to August 2020 at the Agro-Techno Park (ATP) Jatikerto garden. The study used a split-plot design with organic material sources as the main plot, namely B1: goat manure, B2: Azolla compost, B3: UB compost, and the time of application as subplots, namely T1: simultaneously planting, T2: 1 month before planting, and T3 : 2 months before planting. Observational data were analyzed using analysis of variance (Test F), if there was an influence between treatments, further tests were carried out using the Honest Significant Difference (BNJ) test. The results showed that the use of UB compost was better applied 1 month before planting because it produced high tuber weight per harvest plot and was more profitable. Based on the results of farming analysis, the use of UB compost with an application time of 1 month before planting is feasible to cultivate with an R/C reaching 3.67.