Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KINERJA KELELAHAN CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS MENGGUNAKAN MATERIAL HASIL DAUR ULANG DAN POLIMER STYRENE-BUTADIENE-STYRENE Novita Pradani; Bambang Sugeng Subagio; Harmein Rahman
Jurnal Transportasi Vol. 11 No. 3 (2011)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.406 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v11i3.454.%p

Abstract

Pavement recycling technology, as an alternative technology in road pavement construction and maintenance, is continuously developed. The aim of this study is to modify recycled material by adding a polymer that is able to improvethe physical properties and performance of asphalt and recyled mixture. Asphalt mixture used in this study was Aspahlat Concrete-Wearing Course (AC-WC) containing Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), fresh materials, asphalt Pen 60/70, and SBS polymer. The proportion of RAP used was 20% and 30% of the total weight of the mixture. For each RAP variation, asphalt Pen 60/70 was mixed with 0%, 2.5%, and 5% of SBS polymer. Fatigue performance of mixture was, then, measured using 4-Point Bending Test Apparatus. The results show that RAP asphalt has lower penetration and higher viscosity values. Fatigue test shows that the increase in the proportion of RAP will improve the fatigue resistance of the mixture.Keyword: Reclaimed Asphalt Pavement, SBS Polymer, fatigue performance.
Aktivasi Zeolit Alam Asal Bayah dengan Asam dan Basa sebagai Aditif Campuran Beraspal Hangat (Warm Mixed Asphalt) Leo Sentosa; Bambang Sugeng Subagio; Harmein Rahman; R Anwar Yamin
Jurnal Teknik Sipil Vol 25 No 3 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2018.25.3.5

Abstract

AbstrakWarm Mix Asphalt (WMA) adalah campuran beraspal yang diproduksi pada suhu 20-40°C lebih rendah dari HMA. Zeolit merupakan salah satu bahan tambah WMA dengan memanfaatkan kemampuan zeolite membawa air dan melepaskannya pada suhu tinggi sehingga terjadi pembusaan pada aspal yang dapat meningkatkan volume aspal. Selain zeolit sintetis, zeolit alam juga dapat digunakan sebagai aditif. Sebelum digunakan, zeolit alam perlu diaktivasi untuk menghilangkan unsur pengotor, merubah rasio Si/Al, dan meningkatkan penyerapan air. Metode penelitian berupa percobaan di laboratorium dengan proses aktivasi menggunakan larutan asam HCl dan larutan basa NaOH. Variasi ukuran butiran zeolite 75 m (#200) dan 38 m (#400). Sebagai pembanding digunakan zeolite sintetik merek Aspha-min. Hasil penelitian menunjukkan aktivasi zeolite alam dengan NaOH memiliki nilai rasio Si/Al yang lebih kecil dan kadar air yang lebih besar, yaitu 15.65%, (masih di bawah zeolite sintetik dengan kadar air 19.77%). Ekspansi volume aspal terjadi pada suhu 30 0C di bawah suhu HMA dengan penambahan zeolite. Peningkatan kadar zeolite meningkatkan faktor ekspansi aspal dan memperkecil waktu ekspansi. Faktor ekspansi aspal dengan penambahan zeolite alam berada di bawah zeolite sintetik, hal ini disebabkan karena kadar air yang lebih kecil dari pada zeolite sintetik.AbstractWarm Mix Asphalt (WMA) is an asphalt mixture that is produced at a temperature of 20-40 °C lower than HMA. Zeolite is one of the WMA additives by utilizing its ability to carry water and release at high temperatures so that asphalt foaming occurs which results in increased asphalt volume. In addition to synthetic zeolites can also use natural zeolite. Natural zeolite needs to be activated first to remove impurities, change the Si/Al ratio, and increase water absorption. The research method is laboratory experiments. Activation of natural zeolite using HCl and NaOH. Zeolite size variations are 75 m (# 200) and 38 m (# 400). As a comparison, synthetic zeolite (Aspha-min) is used. The results showed that activation of natural zeolite with NaOH had a smaller Si/Al ratio and greater water content, which was 15.65%, but still below synthetic zeolite with a water content of 19.77%. Asphalt volume expansion occurs at 30 °C below the HMA temperature with the addition of zeolite. Increased levels of zeolite increase the asphalt expansion factor and reduce expansion time. Factor of asphalt expansion with natural zeolite is below synthetic zeolite, because the water content is smaller than synthetic zeolite.
Effect of Slag and Recycled Materials on the Performance of Hot Mix Asphalt (AC-BC) Rindu Twidi Bethary; Bambang Sugeng Subagio; Harmein Rahman; Nyoman Suaryana
Jurnal Teknik Sipil Vol 26 No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2019.26.1.1

Abstract

The limitations of road construction materials require alternative materials such as asphalt recycling and utilization of waste potential such as steel slag for aggregate substitutes. In this study, there were tests for slag characteristics and reclaimed asphalt pavement (RAP) then continued with a marshall test to determine the optimum asphalt content (OAC). The nine mixtures planned in this study consist of 10-30% Slag combined with 10-30% RAP with Reclamite as a rejuvenating material. Using a combination of RAP, there is a decrease in the mixing and compaction temperature of 20°C compared to the conventional hot mix. Test results on hot mix asphalt using a combination of RAP and slag generate an increase of 10-30% each using a combined gradation and volume correction. Test result in heat asphalt mixture by using RAP and slag combination with additional of 10-30% each using correction of volume and combined gradation. For the hot mix asphalt with RAP10 and SLAG 10-30 (HMAR10S10-30), the OAC value is 5.83%, 5.95%, and 5.38%, and for the hot mix asphalt with RAP20 and SLAG 10-30 (HMAR20S10- 30), the OAC value obtained is 5.90%, 5.60%, and 5.95%, and for the hot mix asphalt with RAP30 and SLAG 10-30 (HMAR30S10-30), the OAC value is 5.55%, 5.60 %, and 5.33%. Keterbatasan material konstruksi jalan membutuhkan adanya material alternatif seperti daur ulang aspal dan pemanfaatan potensi limbah seperti slag baja untuk pengganti agregat, pada penelitian ini terdapat pengujian karakteristik slag dan daur ulang aspal (RAP) kemudian dilanjutkan dengan pengujian marshall untuk menentukkan kadar aspal optimum (KAO). Sembilan campuran direncanakan dalam penelitian ini yang terdiri dari 10-30% Slag dikombinasikan dengan 10-30% RAP dengan bahan peremaja Reclamite. Dengan menggunakan kombinasi RAP terjadi penurunan temperatur pencampuran dan pemadatan lebih rendah 20°C dibandingkan campuran panas konvensional. Hasil pengujian pada campuran beraspal panas dengan menggunakan kombinasi RAP dan slag dengan penambahan masing-masing sebesar 10-30% menggunakan koreksi volume dan gradasi gabungan, untuk campuran beraspal panas dengan RAP10 dan SLAG 10-30 (HMAR10S10-30) didapatkan nilai KAO sebesar 5,83%, 5,95%, dan 5,38%, sedangkan campuran beraspal panas dengan RAP20 dan SLAG 10-30 (HMAR20S10-30) didapatkan nilai KAO sebesar 5,90%, 5,60%, dan 5,95% dan untuk campuran beraspal panas dengan RAP30 dan SLAG 10-30 (HMAR30S10-30) didapatkan nilai KAO sebesar 5,55%, 5,60%, dan 5,33%.
Study of Flexible Pavement Structure Maintenance in Runways with Pavement Condition Index (PCI) Method Meilinda Atika Rachman; Harmein Rahman; Bambang Sugeng Subagio; Sri Hendarto
Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.1.4

Abstract

AbstractRunway is an area in an airport for aircrafts to land and take off. The maintenance of the facilities on both the airside and landside must be taken care of in order to maximize the performance of the airport. Based on the aircraft type service plan of Balikpapan Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Airport and to maximize the performance of airports at present and in the future, an assessment of the condition of the runway with a Pavement Condition Index (PCI) value parameter on the flexible pavement to obtain the optimal repair or maintenance needs was carried out. The PCI obtained in 2019 was 61 (fair). Based on the PCI value in the runway, an evaluation was conducted with COMFAA and FAARFIELD to obtain the most critical aircraft PCN value in 2019. Segment 1, which is assumed to be half of the runway length which is sta 0 + 000 to 1 + 250, has a PCN value of 34.3 and segment 2, assumed to be of sta 1 + 250 - 2 + 500, has a PCN value of 33.2 where the ACN value for critical aircraft B777 - 300 ER is 89.3. In accordance with the recommendation of FAA AC-5380-6C, the most optimal scenario is scenario 2, which is major rehabilitation with the handling type of inlay - scrape and fill every 7 years when the PCI value is 49 (poor) and in the following years, routine maintenance would be done with patching. The total handling fee for 20 years of maintenance with scenario 2 is Rp. 195,377,000,000.  AbstrakRunway merupakan area pada bandar udara untuk tempat mendarat dan lepas landas bagi pesawat. Fasilitas "“ fasilitas sisi udara dan sisi darat harus diperhatikan pemeliharaannya agar dapat memaksimalkan kinerja bandar udara. Berdasarkan rencana pelayanan tipe pesawat Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan untuk memaksimalkan kinerja bandar udara pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, maka dilakukan penilaian kondisi perkerasaan runway dengan parameter nilai Pavement Condition Index (PCI) pada perkerasan lentur untuk mendapatkan kebutuhan perbaikan atau pemeliharaan yang optimal. Nilai PCI yang diperoleh pada tahun 2019 adalah sebesar 61 (fair). Berdasarkan nilai PCI pada runway tersebut dilakukan evaluasi dengan COMFAA dan FAARFIELD untuk mendapatkan nilai PCN pesawat terkritis pada tahun 2019. Pada segmen 1 yang diasumsikan setengah dari panjang runway yaitu sta 0+000 sampai 1+250 memiliki nilai PCN 34,3 dan segmen 2 diasumsikan dari sta 1+250 "“ 2+500 memiliki nilai PCN 33,2 dimana nilai ACN untuk pesawat kritis B777 "“ 300 ER adalah 89,3. Sesuai dengan rekomendasi FAA AC-5380-6C Skenario yang paling optimal adalah skenario 2  yaitu rehabilitasi mayor dengan jenis penanganan pengupasan dan pengisian perkerasan pada surface (inlay "“ scrape and fill) setiap 7 tahun sekali ketika nilai PCI sebesar 49 (poor) dan pada tahun "“ tahun berikutnya dilakukan pemeliharaan rutin dengan patching. Total biaya penanganan selama 20 tahun masa pemeliharaan dengan skenario 2 sebesar Rp. 195.377.000.000.