Ilham Mirsal, MA
Sekolah Tinggi Agama Islam Tapak Tuan, Aceh Selatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGACAU KELAS (TROUBLE MAKERS): SOLUSI DAN PEMECAHAN DALAM PEMBELAJARAN Ilham Mirsal, MA
FITRA Vol 2, No 1 (2016): Vol. 2 No. 1 Januari - Juni 2016
Publisher : STAI Tapaktuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses pembelajaran, tidaklah selalu berjalan dengan mulus, kadang kala banyak menimbulkan permasalahan, seperti siswa yang dianggap sebagai pengacau kelas (trouble makers). Menghadapi siswa yang seperti ini, kadang kala seorang guru sering melakukan penanganan yang salah. Karena itu, seorang guru perlu mengetahui pendekatan, langkah dan metode yang tepat, sehingga masalah siswa dapat diselesaikan dengan bijak. Adapun pendekatan yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan rasional, emosional dan fungsional. Sedangkan metode yang digunakan antara lain:  metode uswah, nasehat dan pembiasaan. Sementara langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan pengacau kelas (trouble makers) dapat dilakukan dengan melalui, antara lain: langkah penemuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pemantapan. Kata Kunci : Madrasah, Pendidikan Islam, Modern dan Indonesia
KHAZANAH KITAB KUNING: MEMBANGUN SEBUAH APRESIASI KRITIS Ilham Mirsal
Serambi Tarbawi Vol 8, No 1 (2020): Serambi Tarbawi
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/tarbawi.v8i1.3320

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkapkan sebuah peninggalan sejarah yang sangat berharga, yaitu kitab kuning yang dianggap sangat berjasa dan berperan dalam proses mengislamisasi Nusantara. Ada tiga karakter  penulisan kitab kuning pada abad 20 yang lalu. Pertama, Ahmad Khatib (wafat 1915) Minangkabau Indonesia. Beliau tokoh pembaruan Islam dan juga murid Syekh Bantani Nawawi (wafat 1896); Kedua, Kyai Mahfuz Termas (wafat 1919-20); dan Ketiga Muhammad Hasyim Asy'ari (1287-1366 / 1870-1947). Ada dua poin penting posisi dan pentingnya kitab kuning di Pesantren. Pertama, keaslian kitab kuning itu sendiri, yang mana di pensatren dijadikan referensi utama dalam kajiannya yang diakui, dan tidak perlu dipertanyakan lagi, faktanya kitab kuning yang ditulis sejak beberapa abad lalu dan terus digunakan secara kontinyu, ini membuktikan bahwa kitab ini sudah diverifikasi secara sejarah dan mendapat pengakuan kuat dari penerapannya di Dayah/Pesantren; dan Kedua, kitab kuning dipandang urgen oleh Pesantren untuk dijadikan media transfer pemahaman agama yang diajarkan dalam proses belajar mengajar, kitab kuning merupakan rujukan utama untuk menguatkan pemahaman ajaran Islam, namun tidak bertentangan dengan Al-Quran Hadits, bahkan sebaliknya sebagai media yang dapat mempermudah pemahaman tentang ajaran al-Quran-haditas tersebut. Deskripsi singkat dari hasil tulisan ini menunjukkan bagaimana Pesantren/Dayah perlu berusaha keras untuk mempertahankan identitasnya sambil terus melakukan pengembangan untuk mengikuti zamannya tanpa meninggalkan referensi utamanya kitab kuning.
Dayah Cot Kala dan Pendidikan Islam di Nusantara Ilham Mirsal
AT-TA'DIB: JURNAL ILMIAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol. 9 No. 2 (Desember 2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.037 KB)

Abstract

This article discusses the development of Islamic education in Indonesian archipelagostarting from Dayah (traditional Islamic boarding school) of Cot Kala as the first Islamiceducation. Dayah plays a very significant role in the development of Islamic Educationfrom the early period of Islam entering Indonesia to the present days. Moreover, the conceptof education in dayah does not only focus on teaching material things but also covers all aspects of life. However, every period has it ebb and flow, so does dayah education system. During Dutch colonialism, dayah was impacted as the ulama (dayah leader)and santri (dayah student) was fighting in the war. Post the war, dayah was reorganized.Ulama and santri re-build dayah to be a better Islamic education institution and becomea source of reference for all element of the community. These days dayah obtains a goodplace in the community, and all elements of dayah are honored because they are seen asa source of knowledge and are able to guide people to be better.
Konsep Pendidikan Multikultural Dalam Perspektif Pendidikan Islam Ilham Mirsal
AT-TA'DIB: JURNAL ILMIAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol. 9 No. 1 (Juni 2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.191 KB)

Abstract

This paper discusses about multicultural education that is a concept of educationembracing an approach and a transformation to provide students and all the people anunderstanding to appreciate and respect the diversity owned by a nation. The conceptto appreciate and respect diversity has been taught in Islam through the Qur’an so thatpeople can see differences and appreciate the diversity they have, such as tribes, religions,cultures, and others. Multicultural education as a concept of education that forms a socialparadigm encourages schools to take part in instilling awareness of the multiculturalcommunity and growing attitude of tolerance to actualize the need and the ability to worktogether among the diversity existed. In this regard, this paper shall show that the practiceof multicultural education in Indonesia is potential to be conducted flexibly rather thanas a separated lesson or in a monolithic manner. The implementation of multiculturaleducation is based on 5 dimensions. (1) Content integration, (2) knowledge constructionprocess, (3) reducing prejudice, (4) equal pedagogy, and (5) empowered school cultureand structure