Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

KEPATUHAN TERAPI OBAT ANTI HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER Qodir, Abdul; Afiani, Nurma
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepatuhan terapi obat anti hipertensi merupakan faktor utama untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. Kepatuhan yang buruk terhadap terapi antihipertensi menyebakan komplikasi penyakit jantung, stroke dan lama perawatan yang panjang. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis hubungan kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan dekanan darah pasien hipertensi primer. Desain penelitian,  cross sectional telah dilakukan dengan menggunakan 120 responden pasien hipertensi yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Morisky Medication Adherence  scale (MMAS-8) dan sphygmomanometer air raksa. Analisa data menggunakan chi-square untuk menilai jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia, dengan kepatuhan terapi obat antihipertensi. Uji bivariat Kruskal-wallis dan Uji post hoc mann whitney digunakan untuk mengevaluasi hubungan kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tinggi terdapat pada perempuan 30 (41,7%), usia 40-59 tahun 30 (41,7%) dan tingkat pendidikan tinggi 7 (41,2%). Terdapat hubungan signifikan tingkat kepatuhan terapi obat antihipertensi dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pasien hipertensi primer.
Analisis Faktor Determinan yang berhubungan dengan Kepatuhan Rekomendasi Modifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi Abdul Qodir
Journal of Ners and Midwifery Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v7i2.ART.p256-263

Abstract

Penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis dipercaya dapat mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi, tetapi banyak pasien hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol. Hal tersebut dikarenakan kepatuhan yang buruk dalam melaksanakan rekomendasi gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan faktor yang berhungan dengan kepatuhan melaksanakan rekomendasi modifikasi gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional di pukesmas dinoyo Kota Malang tahun 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive Sampling. Kuesioner yang digunakan meliputi : karakteristik demografi, pengetahuan dan rekomendasi mofifikasi gaya hidup pasien hipertensi. Hubungan antara rekomendasi modifikasi gaya hidup dengan variabel independen dianalisis menggunakan uji chi square dan analisis regresi logistik. 140 pasien hipertensi berpartisipasi dalam penelitian ini (60 laki-laki, 80 wanita). Prevalensi kepatuhan adalah 28,6 %. Tingkat pengetahuan berhubungan signifikan  dengan kepatuhan melaksanakan rekomendasi gaya hidup (p=0,00). Jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kepatuhan rekomendasi modifikasi gaya hidup (p= 0,06; p=0,21; p=0,87). Pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan rekomendasi modifikasi gaya hidup. Management of pharmacological and non-pharmacological is believed to control blood pressure and prevent complications,  but many hypertensive patients have uncontrolled blood pressure. This is due to poor adherence to recommended lifestyle modifications. This study was aimed to determine the factors associated with adherence to recommended lifestyle modifications of hypertensive patients. A cross-sectional study was conducted in Pukesmas Dinoyo Malang in 2019. Consecutive Sampling was used to select study subjects. The questionnaire included information about demographic characteristics, knowledge, practice of lifestyle-modification measures. Associations between adherence to lifestyle modification and independent variables were analyzed using chi square and multivariate logistic regression analysis. 140 hypertensive patients participated in the study (60 men, 80 women). The prevalence of adherence was 28.6%. The level of knowledge was significant associated with adherence to recommended lifestyle modifications (p = 0.00). Genders , age, and educational level were no significant associated with to recommended lifestyle modifications (p= 0.06; p=0.21; p=0.87). Knowledge was significant associated with adherence to recommended lifestyle modifications of hypertensive patients.
Survival Rate Prediction of Head Injury Patients with Peripheral Oxygen Saturation Nurma Afiani; Abdul Qodir; Wiwit Widyawati; Intan Purnama
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 8 No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v8i2.512

Abstract

Good management of head injuries can improve patient survival. Examination of peripheral oxygen saturation (SpO2) is a procedure performed at the primary survey. This study aims to predict the survival rate of head injury patients with the SpO2 value. The method used was a prospective study with a cohort design. Samples were head injury patients who came to the ER without comorbidities. The instruments used were the Revised Trauma Score (RTS) and Oximetry. Patients who arrived at the ER were measured for their SpO2 levels, treated according to SOP, and 6 hours later, the survival rates were assessed. The sampling technique used was purposive sampling. The statistical test used is Somers’d Correlation Test. The sample consisted of 46 head injury patients with SpO2 in a good category of 30 (65.2%) and good survival of 32 (69.6%). SpO2 had a strong correlation with survival (p = 0.00; r = 0.846; RR = 8.16). Patients with good SpO2 were 8.16 times more survive than others. Low SpO2 can be used as an early indicator of tissue hypoxia and related to mortality. The ER nurse should be concerned about the patient's oxygen saturation and ensure that the SpO2 level is in the 95% -100% range.
PASIEN GAWAT DARURAT YANG MENDAPATKAN KOMUNIKASI BURUK BERESIKO 12 KALI MENGALAMI KECEMASAN Nurma Afiani; Abdul Qodir
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus gawat darurat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat. Proses perawatan pasien di IGD seringkali mengabaikan aspek psikologis pasien. Kecemasan merupakan salah satu masalah yang banyak dialami pasien di IGD. Sumber kecemasan berhubungan erat dengan lingkungan baru, tindakan medis dan situasi sakit yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berkontribusi pada kecemasan pasien di IGD RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Desain penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek dipilih berdasarkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan antara lain STAI (State Trait Anxiety Inventory) untuk mengukur tingkat kecemasan pasien, kuisioner dukungan keluarga, dan instrumen kemampuan komunikasi perawat. Jumlah responden adalah 83 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji bivariat yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistic. Dari 83 responden, mayoritas mengalami kecemasan sebanyak 62 responden (74,7%). Komunikasi perawat menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien (p=0,000; OR 12,6). Probabilitas pasien untuk mengalami kecemasan dengan komunikasi perawat yang kurang baik adalah 93%. Pasien yang mendapatkan komunikasi buruk beresiko 12 kali mengalami kecemasan. Perawat perlu meningkatkan pelayanan bagi pasien tanpa mengabaikan aspek psikologis, yaitu dengan meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat.
IMPLEMENTASI MODEL PRECEDE-PROCEED DALAM PROMOSI KESEHATAN UNTUK PENCEGAHAN HIPERTENSI Nurma Afiani; Abdul Qodir; Dwi Soelistyoningsih; Wira Daramatasia
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat miskin Desa Gunungrejo Kabupaten Malang. Prioritas masalah yang ditetapkan adalah promosi kesehatan untuk pencegahan hipertensi. Metode yang digunakan adalah PRECEDE-PROCEED meliputi 7 tahap kegiatan yakni (1) pengkajian sosial; (2) pengkajian epidemiologi; (3) pengkajian perilaku dan lingkungan; (4) pengkajian edukasi dan ekologi; (5) pengkajian kebijakan administratif; (6) implementasi; (7) proses evaluasi. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah monitoring tekanan darah, pendidikan kesehatan, serta pemberian motivasi. Median tingkat pengetahuan subjek sebelum memperoleh pendidikan kesehatan adalah 65 (6-94). Sedangkan median tingkat pengetahuan setelah memperoleh pendidikan kesehatan adalah 82 (41-100). Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan memiliki hubungan yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan subjek (p<0,05).
PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENORE. Ari Kurniyanti Mizam
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 1 No. 1 (2020): November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v1i1.7

Abstract

Dysmenorrhea is pain during menstruation. Symptoms of dysmenorrhea are very typical, namely complaints of abdominal pain or stomach cramps. The management of primary dysmenorrhea pain can be done by non pharmacological. One of the non-pharmacological relaxation techniques is hypnotherapy because hypnotherapy techniques can produce a sense of comfort and can produce endorphin hormones that can suppress pain. Aim : Knowing the effect of hypnotherapy on reducing the primary dysmenorrhea pain scale based on literature studies in the last 6 years.Method :The method used in this literature study is to obtain articles from the search results of scientific research articles from the 2014-2020 period using the Taylor & Francis Group, Sienta, DOAJ, Research Gate, and Google Shcolar data base. As many as 120 articles were obtained which were then carried out by the identification and screening process, so that 10 articles were obtained that match the inclusion criteria, with a pre-experimental research design of 5 articles and a quasi-experimental study of 5 articles. Result: The test results of these journals which state that the p value <0.05 is defined as a significant difference between before the intervention was given and after the intervention was given.Conclusion: The conclusion from this literature review is that there is an effect of hypnotherapy on reducing the pain scale of primary dysmenorrhea. Suggestions for nursing students and nurses, to improve the science of hypnotherapy as part of complementary therapy to overcome dysmenorrhea pain problems. Bibliography       : 36 literature (2010-2020) Keywords            : hypnotherapy, primary, dysmenorrhea  
HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIPERTENSI Saudah Saudah
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 1 No. 1 (2020): November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v1i1.10

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi kualitas hidup terutama pada domain fisik. Aktivitas fisik merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan hipertensi. tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup pasien hipertensi berdasarkan studi empiris dalam lima tahun terakhir. Metode penelitian ini menggunkan metode literature review berdasarkan hasil laporan studi empiris selama lima tahun terakhir yaitu 10 jurnal berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris dengan kata kunci dalam pencarian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian berdasarkan 10 jurnal hasil pencarian yang sesuai didapatkan hasil penelitian aktivitas fisik berupa senam dan berjalan terhadap kualitas hidup pada pasien dengan hipertensi. aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien hipertensi terutama pada domain fisik. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik terhadap kualitas hidup pada pasien dengan hipertensi. aktivitas fisik seperti senam, brisk walking dan berjalan sejauh mungkin dalam 6 menit dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan hipertensi terutama pada domain fisik.
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI Abdul Qodir
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 2 No. 1 (2021): Maret
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v1i2.26

Abstract

Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan tekanan darah tidak terkontrol. Self-efficacy atau keyakinan diri pada seseorang dapat menjadi faktor penentu untuk meningkatkan kemampuan dalam mengubah perilaku seseorang. Untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel penelitian 84 responden. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner MASE-R untuk mengukur self-efficacy dan kuesioner MMAS-8 untuk mengukur kepatuhan minum obat. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil peneliti ini, dari 84 responden, sejumlah 48 (57.1%) responden menunjukkan self-efficacy tinggi dan 36 (42.9%) orang yang mempunyai self-efficacy rendah. Untuk kepatuhan minum obat, 32 (38.1%) responden masuk pada kategori patuh tinggi sedangkan patuh sedang 32 (38.1%) responden dan patuh rendah dengan jumlah 20 (23.8%) responden.  Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p 0.000 yang berarti nilai p 0.000<p 0.05. Terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Pasien hipertensi yang mempunyai self efficacy tinggi berkorelasi dengan patuh menjalankan terapi obat anti hipertensi.
PENGARUH AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Abdul Qodir
Media Husada Journal Of Nursing Science Vol. 3 No. 1 (2022): Maret
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/mhjns.v3i1.80

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a non-communicable disease that can be controlled by doing regular physical activity and maintaining a healthy diet. Physical activity and maintaining a diet are carried out so that the blood sugar levels of patients with diabetes mellitus can be controlled. Aim : To determine the effect of physical activity and diet on blood sugar levels in patients with diabetes mellitus based on empirical studies in the last 5 years. Method : This study uses the PICOS framework method, searching for articles using Google Scholar and Science Direct in the last 5 years obtained 14 Indonesian and English-language journals with keywords in the search that match the inclusion and exclusion criteria. Result : Based on 14 search journals, the results of research on physical activity and diet on blood sugar levels were obtained. Physical activity that is carried out regularly is one of them by walking around the house and with eating patterns that pay attention to the 3h pattern (right schedule, type and amount of food). Conclusion: There is a relationship between physical activity and diet on blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. The recommended physical activity is one of them walking around the house for 30-40 minutes. Meanwhile, the recommended eating pattern is to pay attention to the 3j pattern (right schedule, type and amount of food) with a schedule of 3 large meals and 3 snacks. Keywords: Diabetes mellitus;physical activity;diet;sugar levels
THE EFFECTIVENESS OF PHYSICAL ACTIVITY ON BLOOD PRESSURE OF HYPERTENSION PATIENTS Abdul Qodir
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 11 No 1 (2022): April
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33475/jikmh.v11i1.306

Abstract

Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner, strok, gagal jantung kongestif, dan penyakit gagal ginjal kronis. Aktifitas fisik 30-40 menit, 3-4 kali/minggu dengan intensitas sedang sampai berat berpontensi menurunkan tekanan darah. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mendiskusikan bukti terbaru mengenai peran aktivitas fisik dalam penurunan tekanan darah sistolik. Desain penelitian menggunakan studi literatur. Pencarian artikel menggunakan database antara lain Pubmed, google scholar, sciencedirect, dan springer. Kata kunci yang digunakan adalah "physical activity"; "blood pressure"; hypertension. Artikel yang digunakan adalah 10 tahun terakhir diatas tahun 2012. Jumlah artikel yang diperoleh 5,507 (429 dari Pubmed, 993 dari google scholar, 2.174 dari sciencedirect, dan 1.911 dari springer). setelah diseleksi secara manual yang meliputi duplikat dan kriteria inklusi menggunakan PICOS framework. Hasil yang didapatkan berjumlah 16 artikel dengan desain Randomized Controlled Trial (RCT). Aktifitas fisik dengan waktu lebih dari 30-60 menit, frekuensi 3-5 kali/minggu, intensitas sedang sampai dengan berat, jenis aktifitas fisik aerobik, isometric resistance, Dynamic resistance terbukti dapat menurunkan tekanan darah sistolik.