Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Teks Cerita Aji Saka dalam Tradisi Tulis Masyarakat Sunda Mamat Ruhimat
Metahumaniora Vol 7, No 1 (2017): METAHUMANIORA, APRIL 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v7i1.23324

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian secara filologis dan resepsi terhadap teks-teks Cerita Aji Saka (CAS) yang terdapat di dalam khazanah pernaskahan Sunda lama. Penelitian terhadap CAS ditujukan untuk mendapatkan suntingan teks, hubungan antarteks,  dan tanggapan masyarakat terhadap cerita tersebut. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kritik teks objektif dan metode interteks. Metode objektif digunakan untuk merunut silsilah naskah. Metode interteks digunakan untuk membandingkan versi-versi CAS sehingga dapat diketahui dari sumber mana versi-versi itu berasal. Naskah-naskah Sunda yang memuat CAS di dalam penelitian ini ada sebelas naskah. Hasil perbandingan antarteks menunjukkan bahwa Cerita Aji Saka sangat populer dalam tradisi tulis masyarakat Sunda. Di dalam naskah Sajarah Galuh, buku Gandasari, Sekar Aosan, dan roman Mantri Jero tokoh Aji Saka dilegitimasi sebagai tokoh sejarah yang benar-benar ada dan hidup pada abad ke-5 Masehi yang peranannya sangat mempengaruhi perkembangan kejiwaan pembacanya untuk meneladani budi pekerti dari peristiwa yang terjadi pada Cerita Aji Saka.
WAYANG DAN KREATIVITAS DALANG DALAM NASKAH SUNDA KUNO: WAYANG DAN KREATIVITAS DALANG DALAM NASKAH SUNDA KUNO Mamat Ruhimat; Rahmat Sopian
KABUYUTAN Vol 1 No 3 (2022): Kabuyutan, November 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i3.84

Abstract

Naskah-naskah Sunda Kuno yang sampai kepada kita di masa sekarang merupakan peninggalan yang sangat berharga. Di dalamnya terkandung aneka ragam gagasan dan kecerdasan orang Sunda masa lalu. Naskah-naskah tersebut sebagian sudah diteliti oleh para ahli dari berbagai bidang. Sebagian lagi masih belum tersentuh secara mendalam. Dari beberapa naskah yang sudah diteliti terdapat naskah-naskah yang berhubungan dengan dalang dan wayang. Wayang sebagai media penyebaran agama, seni, dan kreativitas orang Sunda pada masa lalu tercatat dalam naskah-naskah Sunda Kuno seperti Sewaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Sanghyang Swawar Cinta, dan Pantun Ramayana. Dalang memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat Sunda masa lalu. Sanghyang Siksakandang Karesian memberikan nama kepada dalang dengan sebutan mémén. Seorang mémén tentu harus memiliki keahlian dalam menceritakan kisah-kisah yang sudah ada pada masa itu, terutama kisah-kisah dari parwa Mahabarata. Kemampuan bercerita ini harus dikuasai oleh dalang karena ia akan menjadi tempat bertanya bagi orang-orang yang ingin mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kisah-kisah tersebut. Untuk menguasai kisah-kisah tersebut, tentu saja seorang dalang harus mempelajari teks-teks yang tertulis pada naskah-naskah Sunda Kuno. Naskah-naskah yang menjadi acuan para dalang tersebut sebagian masih dapat dibaca dan diteliti pada masa sekarang.