Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

JURNAL ELEKTRONIK BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN SEBAGAI UPAYA MEMOBILISASI PENGETAHUAN ILMU PERPUSTAKAAN Arief Wicaksono
Jurnal Pari Vol 4, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : BRSDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jp.v4i2.7868

Abstract

Jurnal elektronik bidang ilmu perpustakaan merupakan sarana memobilisasi pengetahuanbidang ilmu perpustakaan. Hasil penelitian yang sudah ada membuktikan bahwa jurnal elektronikyang bersifat open source memang mampu memobilisasi pengetahuan yang berada di dalamnya.Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi jurnal elektronikbidang ilmu perpustakaan di Indonesia. Menjawab pertanyaan bagaimana kondisi jurnal elektronik bidang ilmu perpustakaan dapat menjadi gambaran umum pemobilisasian pengetahuan bidangilmu perpustakaan. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan mengambil data melaluipenelusuran jurnal elektronik bidang ilmu perpustakaan, kunjungan ke website jurnal elektroniktersebut, dan pengambilan sampling untuk pencarian judul artikel yang terbit dalam jurnalelektronik untuk diterlusur di Indonesia OneSearch. Temuan penelitian adalah terdapat 25 jurnalelektronik yang sebagian besar diterbitkan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakanpendidikan ilmu perpustakaan. Secara umum jurnal elektronik tersebut terbit secara konsisten.Terdapat beberapa jurnal elektronik yang perlu diperhatikan karena terlihat baru terbit sampaitahun 2015 dan 2016 dan ada yang baru terbit di tahun 2017 saja. Ditemukan pula terdapat 9jurnal elektronik yang tidak ditemukan dalam penelusuran judul artikel di Indonesia OneSeach.Electronic journals in the field of library science are a means of mobilizing knowledge in thefield of library science. Existing research results prove that electronic journals that are open sourceare indeed able to mobilize knowledge that is in it. The question to be answered in this study is howthe condition of electronic journals in the field of library science in Indonesia. Answering the questionof how the condition of the electronic journal in the field of library science can be a general descriptionof the mobilization of knowledge in the field of library science. This research was conductedquantitatively by retrieving data through searching electronic journals in the field of library science,visits to the website of the electronic journal, and sampling for the search for the titles of articlespublished in electronic journals for publication in Indonesia OneSearch. The research findings are25 electronic journals, most of which are published by universities that hold library science education.In general, the electronic journal published consistently. There are several electronic journals thatneed to be considered because they appear to have only been published until 2015 and 2016 andsome have just been published in 2017. There were also found 9 electronic journals which werenot found in the search for the title of the article in Indonesia OneSeach.
Layanan Referensi melalui SMS: studi literatur Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 1 (2017): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.579 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i1.154

Abstract

Layanan referensi virtual menjadi tren dalam dunia perpustakaan. Ada berbagai media yang dapat digunakan perpustakaan dalam menyelenggarakan layanan referensi virtual. SMS merupakan salah satu media yang dapat digunakan. Pemilihan media yang digunakan dalam layanan referensi virtual harus berdasarkan alasan yang kuat  dan tidak hanya sekedar mengikuti tren yang ada supaya terlihat tidak ketinggalan zaman. SMS banyak digunakan perpustakaan untuk layanan referensi di luar negeri termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat. Penggunaan SMS ini didasarkan profil masyarakat yang sering menggunakan SMS dan untuk meluaskan pasar layanan referensi. Tulisan ini bertujuan mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan layanan referensi melalui SMS. Untuk itu dilakukan penelitian kualitatif berupa studi literatur dari tulisan yang ada terkait layanan referensi melalui SMS. Hasilnya SMS disejajarkan dengan media komunikasi virtual lainnya yang digunakan dalam layanan referensi. Berdasarkan literatur yang ada, perpustakaan yang sudah menyelenggarakan layanan referensi melalui SMS mendapati penggunaannya yang terus meningkat walau memang jumlah tidak sebesar media e-mail dan chat. Walau dirasakan sulit untuk melakukan wawancara referensi, namun dalam pelaksanaannya tetap ada pertanyaan referensi yang masuk melalui layanan referensi melalui SMS. Penggunaan teknologi dalam layanan referensi melalui SMS dinilai murah dan mudah dilakukan, mulai dari hanya cukup menggunakan telepon genggam hingga menggunakan software pada komputer. Seperti halnya layanan referensi lainnya, aspek komunikasi memegang peran sendiri untuk menciptakan suasana yang nyaman tanpa merasa direndahkan. Penggunaan SMS menuntut pustakawan untuk mampu menerjemahkan bahasa nonverbal dalam bahasa teks. Berdasarkan studi literatur ini, penulis menilai media SMS mempunyai potensi yang besar untuk meraih pasar yang lebih luas dalam layanan referensi. Kondisi kepemilikan non-smartphone yang lebih besar dibandingkan smartphone, perilaku SMS dari pengguna smartphone, jaringan internet belum merata di seluruh wilayah Indonesia, dan penggunaan internet yang masih kecil merupakan alasan yang sangat kuat untuk penggunaan media SMS dalam layanan referensi.
Frequently Asked Questions pada Halaman e-Resources Perpustakaan Nasional: Suatu usulan Juli Odor Nainggolan; Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 3 (2017): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v24i3.463

Abstract

Abstrak Perpustakaan Nasional mempunyai alamat e-mail khusus untuk menangani pertanyaan terkait layanan e-resources. Alamat e-mail ini menerima banyak pertanyaan dengan pola tertentu. Banyak pertanyaan yang mempunyai tema yang sama. Perpustakaan Nasional dapat membuat Frequently Asked Questions (FAQ) untuk pertanyaan yang memang berulang atau mempunyai tema yang sama. Pertanyaan berulang yang dibuatkan FAQ dapat menjadi solusi yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pemustaka. Penelitian ini menggunakan analisis isi kuantitatif pada transkrip e-mail yang diterima dari bulan April dan Mei 2016. Sebagian besar pertanyaan yang masuk adalah pertanyaan seputar lupa nomor anggota dan lupa password. Masalah lupa nomor anggota dan lupa password ada yang dapat diselesaikan secara mandiri oleh pemustaka. Pembuatan Frequently Asked Questions dinilai menjadi salah satu cara mengurangi pertanyaan teknis lupa nomor anggota dan password pada e-mail khusus layanan e-resources.
Manajemen Berbasis Perpustakaan: Penerapan Konsep Pemberdayaan Masyarakat untuk Membangun Perpustakaan Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 19, No 4 (2012): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v19i4.890

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma baru yang menekankan pada peran serta masyarakat yang berkesinambungan dalam pembangunan. Konsep ini adalah salah satu alternatif pembangunan dengan pendekatan yang lebih partisipatif.Peran serta masyarakat dapat meminimasi ketidakpuasan masyarakat terhadap program pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah. Dalam era pembangunan yang semakin maju, peran serta masyarakat diharapkan dapat terwujud bukan hanya dalam format kerja bakti dan donasi, tetapi masyarakat juga harus diberikan kesempatan untuk terlibat lebih banyak dalam pengambilan keputusan dan penyusunan program pembangunan sehingga program yang disusun dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi publik.Perpustakaan sebaiknya menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat ini dalam membangun perpustakaan. Jika ini dilakukan maka masyarakat akan merasa memiliki perpustakaan. Sehingga jika masyarakat sudah merasa memiliki perpustakaan maka fungsi yang dimiliki perpustakaan akan dimanfaatkan oleh masyarakat secara mandiri tanpa harus perpustakaan bersusah payah lagi mengajak masyarakat untuk datang ke perpustakaan.
Penguatan Layanan Referensi Virtual di Indonesia dalam Rangka Memperluas Akses Masyarakat ke Perpustakaan: Implementasi Undang-Undang Perpustakaan Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 4 (2017): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.122 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i4.521

Abstract

Abstrak Layanan referensi virtual menjadi trend dalam pelaksanaan layanan referensi di perpustakaan. Sifatnya yang virtual atau online menjadi cara memperluas akses kepada masyarakat digital yang terbiasa berkomunikasi dan meminta bantuan melalui media virtual. Profil atas pelaksanaan layanan referensi virtual di perpustakaan Indonesia perlu diketahui untuk mendapatkan pengalaman praktek terbaik. Penemuan profil layanan referensi virtual didapatkan melalui penelusuran dokumen penelitian. Keterbatasan waktu menjadikan pembahasan dilakukan pada delapan penelitian yang terpublikasi mulai dari tahun 2010 sampai dengan saat ini. Ditemukan belum ada pedoman yang mengumpulkan seluruh pengalaman praktek terbaik. Pedoman layanan referensi virtual akan sangat membantu baik bagi perpustakaan yang baru akan memulai maupun bagi perpustakaan yang sudah menyelenggarakan layanan referensi virtual.
Pengembangan dan Pemanfataan iPusnas untuk Masyarakat di Era Milenia Arief Wicaksono
Jurnal IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) Vol. 7 No. 1 (2022): Mei
Publisher : Ikatan Pustakawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

scientifically related to its use. The method used is literature review. Subjective analysis was carried out on existing research in the last year when this study was conducted. Subjectivity occurs because the researcher is a librarian at the National Library. The results show that iPusnas, at the age of 3 years, has advantages and disadvantages that are normal. High utilization in the midst of mediocre promotions is an indication that people can make good use of e-books.