Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Media Pustakawan

Layanan Referensi melalui SMS: studi literatur Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 1 (2017): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.579 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i1.154

Abstract

Layanan referensi virtual menjadi tren dalam dunia perpustakaan. Ada berbagai media yang dapat digunakan perpustakaan dalam menyelenggarakan layanan referensi virtual. SMS merupakan salah satu media yang dapat digunakan. Pemilihan media yang digunakan dalam layanan referensi virtual harus berdasarkan alasan yang kuat  dan tidak hanya sekedar mengikuti tren yang ada supaya terlihat tidak ketinggalan zaman. SMS banyak digunakan perpustakaan untuk layanan referensi di luar negeri termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat. Penggunaan SMS ini didasarkan profil masyarakat yang sering menggunakan SMS dan untuk meluaskan pasar layanan referensi. Tulisan ini bertujuan mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan layanan referensi melalui SMS. Untuk itu dilakukan penelitian kualitatif berupa studi literatur dari tulisan yang ada terkait layanan referensi melalui SMS. Hasilnya SMS disejajarkan dengan media komunikasi virtual lainnya yang digunakan dalam layanan referensi. Berdasarkan literatur yang ada, perpustakaan yang sudah menyelenggarakan layanan referensi melalui SMS mendapati penggunaannya yang terus meningkat walau memang jumlah tidak sebesar media e-mail dan chat. Walau dirasakan sulit untuk melakukan wawancara referensi, namun dalam pelaksanaannya tetap ada pertanyaan referensi yang masuk melalui layanan referensi melalui SMS. Penggunaan teknologi dalam layanan referensi melalui SMS dinilai murah dan mudah dilakukan, mulai dari hanya cukup menggunakan telepon genggam hingga menggunakan software pada komputer. Seperti halnya layanan referensi lainnya, aspek komunikasi memegang peran sendiri untuk menciptakan suasana yang nyaman tanpa merasa direndahkan. Penggunaan SMS menuntut pustakawan untuk mampu menerjemahkan bahasa nonverbal dalam bahasa teks. Berdasarkan studi literatur ini, penulis menilai media SMS mempunyai potensi yang besar untuk meraih pasar yang lebih luas dalam layanan referensi. Kondisi kepemilikan non-smartphone yang lebih besar dibandingkan smartphone, perilaku SMS dari pengguna smartphone, jaringan internet belum merata di seluruh wilayah Indonesia, dan penggunaan internet yang masih kecil merupakan alasan yang sangat kuat untuk penggunaan media SMS dalam layanan referensi.
Frequently Asked Questions pada Halaman e-Resources Perpustakaan Nasional: Suatu usulan Juli Odor Nainggolan; Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 3 (2017): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v24i3.463

Abstract

Abstrak Perpustakaan Nasional mempunyai alamat e-mail khusus untuk menangani pertanyaan terkait layanan e-resources. Alamat e-mail ini menerima banyak pertanyaan dengan pola tertentu. Banyak pertanyaan yang mempunyai tema yang sama. Perpustakaan Nasional dapat membuat Frequently Asked Questions (FAQ) untuk pertanyaan yang memang berulang atau mempunyai tema yang sama. Pertanyaan berulang yang dibuatkan FAQ dapat menjadi solusi yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pemustaka. Penelitian ini menggunakan analisis isi kuantitatif pada transkrip e-mail yang diterima dari bulan April dan Mei 2016. Sebagian besar pertanyaan yang masuk adalah pertanyaan seputar lupa nomor anggota dan lupa password. Masalah lupa nomor anggota dan lupa password ada yang dapat diselesaikan secara mandiri oleh pemustaka. Pembuatan Frequently Asked Questions dinilai menjadi salah satu cara mengurangi pertanyaan teknis lupa nomor anggota dan password pada e-mail khusus layanan e-resources.
Manajemen Berbasis Perpustakaan: Penerapan Konsep Pemberdayaan Masyarakat untuk Membangun Perpustakaan Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 19, No 4 (2012): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v19i4.890

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma baru yang menekankan pada peran serta masyarakat yang berkesinambungan dalam pembangunan. Konsep ini adalah salah satu alternatif pembangunan dengan pendekatan yang lebih partisipatif.Peran serta masyarakat dapat meminimasi ketidakpuasan masyarakat terhadap program pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah. Dalam era pembangunan yang semakin maju, peran serta masyarakat diharapkan dapat terwujud bukan hanya dalam format kerja bakti dan donasi, tetapi masyarakat juga harus diberikan kesempatan untuk terlibat lebih banyak dalam pengambilan keputusan dan penyusunan program pembangunan sehingga program yang disusun dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi publik.Perpustakaan sebaiknya menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat ini dalam membangun perpustakaan. Jika ini dilakukan maka masyarakat akan merasa memiliki perpustakaan. Sehingga jika masyarakat sudah merasa memiliki perpustakaan maka fungsi yang dimiliki perpustakaan akan dimanfaatkan oleh masyarakat secara mandiri tanpa harus perpustakaan bersusah payah lagi mengajak masyarakat untuk datang ke perpustakaan.
Penguatan Layanan Referensi Virtual di Indonesia dalam Rangka Memperluas Akses Masyarakat ke Perpustakaan: Implementasi Undang-Undang Perpustakaan Arief Wicaksono
Media Pustakawan Vol 24, No 4 (2017): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.122 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v24i4.521

Abstract

Abstrak Layanan referensi virtual menjadi trend dalam pelaksanaan layanan referensi di perpustakaan. Sifatnya yang virtual atau online menjadi cara memperluas akses kepada masyarakat digital yang terbiasa berkomunikasi dan meminta bantuan melalui media virtual. Profil atas pelaksanaan layanan referensi virtual di perpustakaan Indonesia perlu diketahui untuk mendapatkan pengalaman praktek terbaik. Penemuan profil layanan referensi virtual didapatkan melalui penelusuran dokumen penelitian. Keterbatasan waktu menjadikan pembahasan dilakukan pada delapan penelitian yang terpublikasi mulai dari tahun 2010 sampai dengan saat ini. Ditemukan belum ada pedoman yang mengumpulkan seluruh pengalaman praktek terbaik. Pedoman layanan referensi virtual akan sangat membantu baik bagi perpustakaan yang baru akan memulai maupun bagi perpustakaan yang sudah menyelenggarakan layanan referensi virtual.