Turnover Intention atau keinginan karyawan untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang kini menjadi sebuah hal yang diperhitungkan diberbagai perusahaan. Menurut Survei Gaji 2015 yang dilakukan oleh Mercer Talent Consulting & Information Solution, ditemukan hasil bahwa tingkat Turnover karyawan dari seluruh industri di Indonesia masih tinggi yaitu 8,4% yang dikutip dari situs swa.co.id. Tingkat turnover ini yang tidak diinginkan oleh perusahaan dikarenakan akan mengakibatkan hal-hal negatif dari turnover itu sendiri. Dampak-dampak yang mungkin terjadi terkadang cukup serius seperti harus mengeluarkan biaya untuk perpisahan, biaya penempatan ulang, menurunnya produktivitas, menurunnya penjualan, atau yang lebih parah bisa kehilangan konsumen. Tujuan dari penelitian ini ysitu untuk mengetahui pengaruh langsung Stress kerja terhadap Turnover intention, untuk mengetahui pengaruh langsung Stress kerja terhadap Lingkungan kerja, untuk mengetahui pengaruh langsung Lingkungan kerja terhadap Turnover intention, dan untuk mengetahui pengaruh tidak langsung Stress kerja terhadap Turnover intention melalui Lingkungan kerja sebagai variabel interventing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis explanatory research. Sampel dalam penelitian ini adalah 150 responden dengan menggunakan kuisioner sebagai metode pengumpulan data. Sedangkan untuk analisis data, peneliti menggunakan pendekatan analisis Path (Jalur) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Stress kerja berpengaruh secara langsung terhadap Turnover intention, Lingkungan kerja berpengaruh secara langsung terhadap Turnover intention, Stress kerja berpengaruh secara langsung terhadap Lingkungan kerja, dan Lingkungan kerja memediasi pengaruh tidak langsung Stress kerja terhadap Turnover Intention. Kata Kunci: Stress Kerja, Lingkungan Kerja, Turnover Intention