p-Index From 2019 - 2024
1.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal PIPER
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Potensi Karbon Dan Emisi Lahan Gambut Pada Tanaman Karet Di Desa Padang Tikar I Kabupaten Kubu Raya Widiya Octa Selfiany
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 31 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i31.434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi besarnya simpanan karbon pada tegakan tanaman karet dan emisi dari dekomposisi lahan gambut penggunaan tanaman karet di Desa Padang Tikar I. Analisis kandungan karbon tegakan tanaman karet menggunakan metode survei dengan cara sensus menggunakan jalur berpetak. Pengumpulan data di lapangan menggunakan meode non destructive sampling (pengumpulan data tanpa pemanenan). Panjang jalur yang dibuat disesuaikan dengan kondisi lapangan, di dalam jalur penelitian dibuat sub-petak pengamatan 20 m x 20 m untuk pertumbuhan tingkat pohon dengan kelas dimater 20 cm sampai lebih; sub-petak 10 m x 10 m untuk pertumbuhan tingkat tiang dengan kelas diameter 10 - < 20 cm; dan sub-petak 5 m x 5 m untuk pertumbuhan tingkat pancang dengan tinggi > 1,5 m – diameter < 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi karbon tanaman karet pada tingkat tiang adalah sebesar 30,05 Ton C/Ha atau setara dengan 110,18 Ton CO2/Ha, sedangkan pada tingkat pohon adalah sebesar 30,64 Ton C/Ha atau setara dengan 112,36 Ton CO2/Ha. Jumlah total karbon tersimpan pada tegakan tanaman karet adalah sebesar 60,69 Ton C/Ha atau setara dengan 222,55 Ton CO2/Ha. Jumlah emisi gas CO2 akibat proses dekomposisi lahan gambut akibat saluran drainase dengan kedalaman 100 cm adalah sebesar 19 ton CO2 ha-1 tahun-1. Emisi lahan gambut akibat proses dekomposisi dapat diserap kembali oleh tegakan tanaman karet dengan jumlah total emisi serapan sebesar 203,55 Ton CO2 ha-1 tahun-1. Kata Kunci : Karbon Tegakan, Tanaman Karet, Emisi Lahan Gambut
Komposisi Jenis Vegetasi Penyusun Hutan Mangrove Di Desa Nipah Panjang Kabupaten Kubu Raya Widiya Octa Selfiany
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keanekaragaman jenis vegetasi hutan mangrove di Desa Nipah Panjang Kabupaten Kubu Raya. Analisi indeks nilai penting (INP), indeks dominansi (C), indeks kekayaan spesies (RI), indeks kemerataan jenis (E) dilakukan menggunakan menggunakan metode survey dengan cara jalur berpetak. Peletakan jalur penelitian dilakukan dengan metode purposive sistematik sampling. Jumlah jalur yang dibuat sebanyak 5 jalur penelitian dengan jarak antar jalur 500 m. Di dalam jalur penelitian dibuat petak ukuran 10 x 10 m (tingkat pohon), petak 5 x 5 m (tingkat pancang), dan 2 x 2 m (tingkat semai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Desa Nipah Panjang tergolong normal. Jumlah jenis vegetasi yang ditemukan tingkat semai berjumlah 8 jenis dengan jumlah individu 11.100/ha, tingkat pancang 7 jenis dengan jumlah individu 2.288/ha dan tingkat pohon 8 jenis dengan jumlah individu 530/ha. INP tertinggi tingkat semai jenis Rhizophora mucronata dengan nilai INP sebesar 41,94%, pada tingkat pertumbuhan pancang nilai INP tertinggi adalah jenis Sonneratia alba dengan nilai INP sebesar 52,83% dan pada tingkat pertumbuhan pohon nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai INP sebesar 91,39%. Nilai keanekaragaman jenis hutan mangrove Desa Nipah Panjang tergolong sedang dengan kemerataan tidak merata dan kekayaan jenis tergolong rendah.
Potensi Biomasa Dan Karbon Pada Tegakan Hutan Mangrove Di Desa Tasik Malaya Kabupaten Kubu Raya Widiya Octa Selfiany
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 29 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i29.346

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang besarnya simpanan biomasa dan karbon pada hutan mangrove di Desa Tasik Malaya Kabupaten Kubu Raya. Analisis biomasa dan kandungan karbon pada tegakan hutan mangrove menggunakan metode survey dengan cara jalur berpetak. Peletakkan jalur dilakukan secara purposive sampling mulai dari pinggir pantai hingga mencapai daratan, dengan jumlah jalur yang dibuat sebanyak 5 jalur penelitian. Dari jalur tersebut dibuat sub-petak dengan ukuran 10 m x 10 m untuk tingkat pohon, dan 5 m x 5 m untuk tingkat pancang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pancang sebesar 1.616 individu/ha, sedangkan jumlah pohon sebesar 302 individu/ha. Potensi biomasa pada tingkat pancang sebesar 31,94 ton/ha, sedangkan pada tingkat pohon sebesar 57,57 ton/ha. Potensi karbon pada tingkat pancang sebesar 15,97 ton C/ha atau setara dengan 58,46 ton CO2/ha, sedangkan pada tingkat pohon potensi karbon sebesar 28,79 ton C/ha atau setara dengan 105,36 ton CO2/ha. Jumlah total simpanan karbon pada hutan mangrove Desa Tasik Malaya sebesar 44,76 ton C/ha atau setara dengan 163,81 ton CO2/ha.
POTENSI KARBON PADA TEGAKAN HUTAN SEKUNDER DI DESA TANJUNG LASA KABUPATEN KAPUAS HULU Widiya Octa Selfiany; Antonius -
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.521

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi karbon padategakan hutan sekunder di Desa Tanjung Lasa Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten KapuasHulu. Analisis kandungan karbon tersimpan pada tegakan lakukan menggunakan metode surveidengan cara jalur berpetak.Pengumpulan data di lapangan menggunakan meode non destructivesampling (pengumpulan data tanpa pemanenan). Panjang jalur yang dibuat sepanjang 1000 meterdengan jumlah jalur yang dibuat di dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 jalur penelitian. Setiapjarak 100 meter dibuat petak 20 x 20 m untuk tingkat pohon, 10 x 10 m untuk tingkat tiang dan 5 x5 m untuk tingkat pancang. Peletakan jalur penelitian dilakukan secara purposive sampling(disengaja) mulai dari 20 meter dari pinggir sungai hingga masuk kedalam sejauh 1000 m. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa potensi karbon tersimpan tegakan hutan sekunder pada tingkatpertumbuhan pancang sebesar 18,68 ton C/ha atau setara dengan 68,54 ton CO2/ha, dengan kanpada tingkat pertumbuhan tiang adalah sebesar 15,65 ton C/ha atau setara dengan 57,44 ton CO2/ha, sementara pada tingkat pertumbuhan pohon sebesar 13,61, ton C/ha atau setara dengan 49,93ton CO2/ha.
KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) DI HUTAN DESA PADANG TIKAR 1 KABUPATEN KUBU RAYA Widiya Octa Selfiany; Mulyadi Mulyadi; Sri Sumarni
Publikasi Informasi Pertanian Vol 18, No 2 (2022): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v18i2.678

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang keanekaragamanjenis kantong semar yang terdapat di dalam kawasan Hutan Desa Padang Tikar 1 Kabupaten KubuRaya. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dengan teknik pengumpulan data menggunakanpetak tunggal. Petak tunggal yang dibuat berukuran 40 x 40 m kemudian di dalamnya dibuat sub petakberukuran 20 x 20 m. Peletakkan petak tunggal dilakukan dengan metode purposive sampling (disengaja)pada lokasi yang terdapat banyak tumbuhan kantong semar. Hasil penelitian menunjukkan setidaknyaterdapat dua jenis kantong semar yaitu jenis Nepenthes ampullaria Jack dengan jumlah individu yangditemukan sebanyak 18 individu dan jumlah INP sebesar 114,29%, sedangkan jenis Nepenthesbicalcarata Hook. f. ditemukan sebanyak 13 individu dan memiliki nilai INP sebesar 85,71%. Kantongsemar di Kawasan Hutan Desa Padang Tikar 1 tidak ada yang mendominasi karena ditemuakan relatifsama (nilai H’ <1) dan penyebarannya relatif merata (nilai E <1).