Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK ABON IKAN TUNA (Thunnus sp.) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG Titik Dwi Sulistiyati; Jeny Ernawati Tambunan; Mr. Hardoko; Eddy Suprayitno; Bambang Budi Sasmito; Anies Chamidah; Mikchaell Alfanov Pardamean Panjaitan; Heder Djamaludin; Luh Ayu Hesa Frida Nanda Putri; Zulfia Rifka Ayu Kusuma
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.2

Abstract

Ikan tuna mengandung gizi yang tinggi yaitu protein 22,6 – 26 gram/100 gram dan lemak 0,2- 2,7 gram/100 gram dengan proporsi 50-60% bagian tubuh dapat dikonsumsi. Dengan kandungan gizi ini, ikan tuna berpotensi diolah menjadi berbagai produk olahan salah satunya adalah abon ikan. Abon ikan memiliki daya simpan (shelf-life) yang relatif lama, yaitu selama 50 hari pada suhu kamar. Namun, abon ikan masih memiliki kekurangan yakni rendahnya kadar serat. Alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan adalah jantung pisang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf penambahan jantung pisang yaitu 20%, 25% dan 30% dengan 3 ulangan. Uji yang dilakukan adalah organoleptik untuk mengetahui tingkat kesuakaan panelis terhadap produk abon ikan. Uji organoleptik menggunakan 4 parameter yaitu penampakan, tektur, aroma dan rasa. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan keempat parameter tersebut adalah konsentrasi penambahan jantung pisang sebanyak 25% dengan nilai kenampakan 4,067; aroma 3,956; tekstur 4,589; rasa 4,344 dan dengan penerimaan keseluruhan 4,389. Kata kunci: Abon ikan, Jantung pisang, Tuna
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KARAKTERISTIK CUKA BUAH MANGROVE PEDADA (Sonneratia alba) Mr. Hardoko; Nur Hasyim Prihanto; Bambang Budi Sasmito
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 3 (2019): JFMR VOL 3 No. 3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.764 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.6

Abstract

Fruit vinegar is made from fermented fruits using microbes used to make vinegar. The functional properties of fruit vinegar are determined by the type of fruit, the amount of sugar, and the length of fermentation carried out. The purpose of this study was to determine the amount of sugar added and the length of fermentation carried out on the antioxidant activity of pedada mangrove fruit vinegar. The research method used was an experiment of adding sugar (22.5%, 25%, 27.5%, 30%) and fermentation time (5, 7 and 9 days). The results showed that the higher the amount of sugar added tended to increase antioxidant activity, but the length of fermentation carried out could increase antioxidant activity only up to 7 days of fermentation and then antioxidant activity decreased after 7 days of fermentation. The best treatment results were obtained at the 7th day of fermentation and 25% sugar addition with the value of antioxidant activity IC50 48.04 ppm, acetic acid 8.17%, pH 3.13, total phenol 91.3 mgGAE/100g, and vitamin C 104.3 mg /100g.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KARAKTERISTIK CUKA BUAH MANGROVE PEDADA (Sonneratia alba) Mr. Hardoko; Nur Hasyim Prihanto; Bambang Budi Sasmito
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.6

Abstract

Fruit vinegar is made from fermented fruits using microbes used to make vinegar. The functional properties of fruit vinegar are determined by the type of fruit, the amount of sugar, and the length of fermentation carried out. The purpose of this study was to determine the amount of sugar added and the length of fermentation carried out on the antioxidant activity of pedada mangrove fruit vinegar. The research method used was an experiment of adding sugar (22.5%, 25%, 27.5%, 30%) and fermentation time (5, 7 and 9 days). The results showed that the higher the amount of sugar added tended to increase antioxidant activity, but the length of fermentation carried out could increase antioxidant activity only up to 7 days of fermentation and then antioxidant activity decreased after 7 days of fermentation. The best treatment results were obtained at the 7th day of fermentation and 25% sugar addition with the value of antioxidant activity IC50 48.04 ppm, acetic acid 8.17%, pH 3.13, total phenol 91.3 mgGAE/100g, and vitamin C 104.3 mg /100g.
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK ABON IKAN TUNA (Thunnus sp.) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG Titik Dwi Sulistiyati; Jeny Ernawati Tambunan; Mr. Hardoko; Eddy Suprayitno; Bambang Budi Sasmito; Anies Chamidah; Mikchaell Alfanov Pardamean Panjaitan; Heder Djamaludin; Luh Ayu Hesa Frida Nanda Putri; Zulfia Rifka Ayu Kusuma
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 1 (2022): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.2

Abstract

Ikan tuna mengandung gizi yang tinggi yaitu protein 22,6 – 26 gram/100 gram dan lemak 0,2- 2,7 gram/100 gram dengan proporsi 50-60% bagian tubuh dapat dikonsumsi. Dengan kandungan gizi ini, ikan tuna berpotensi diolah menjadi berbagai produk olahan salah satunya adalah abon ikan. Abon ikan memiliki daya simpan (shelf-life) yang relatif lama, yaitu selama 50 hari pada suhu kamar. Namun, abon ikan masih memiliki kekurangan yakni rendahnya kadar serat. Alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan adalah jantung pisang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf penambahan jantung pisang yaitu 20%, 25% dan 30% dengan 3 ulangan. Uji yang dilakukan adalah organoleptik untuk mengetahui tingkat kesuakaan panelis terhadap produk abon ikan. Uji organoleptik menggunakan 4 parameter yaitu penampakan, tektur, aroma dan rasa. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan keempat parameter tersebut adalah konsentrasi penambahan jantung pisang sebanyak 25% dengan nilai kenampakan 4,067; aroma 3,956; tekstur 4,589; rasa 4,344 dan dengan penerimaan keseluruhan 4,389. Kata kunci: Abon ikan, Jantung pisang, Tuna