Abdulmuhaimin Fakhri
Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABU ‘UBAID AL-QASIM DAN ADAM SMITH MENGENAI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Junaidi Safitri; Abdulmuhaimin Fakhri
Millah: Journal of Religious Studies Vol. XVII, No. 1, Agustus 2017 Sistem Moral dan Keadilan Ekonomi Islam Untuk Kesejahteraan
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol17.iss1.art5

Abstract

This article compares Abu 'Ubaid Al-Qasim and Adam Smith’s thought on international trade. Abu ‘Ubaid argued that the role government in international trade is needed to ensure that the laws in Holy Qur'an and Sunnah are implemented. According to Adam Smith, the roles government  is not necessary. Trade capitalism in Smith's thought of improving a country's economy in trade between nations, by removing tariffs and non-tariffs to increase aggregate sales without concern for its own economic goals, that is to achieve prosperity for society. In contrary, Abu 'Ubaid argued the importance of a fair economy for society. This article shows that Abu 'Ubaid's thought provides more certainty for realizing the goals of economic development and creating social welfare. –(Artikel ini membandingkan pandangan Abu ‘Ubaid Al-Qasim dan Adam Smith berkaitan dengan perdagangan internasional. Abu ‘Ubaid Al-Qasim berpandangan bahwa intervensi pemerintah dalam perdagangan internasional  sangat dibutuhkan untuk memastikan hukum-hukum dalam Al-Qur'an dan Sunnah dijalankan.  Sedangkan menurut Adam Smith, peran pemerintah dalam konsep ekspor dan impor di dalam perdagangan internasional harus diminimalisir bahkan sampai pada posisi tidak diperlukan. Kapitalisme perdagangan dalam pemikiran Smith untuk meningkatkan perekonomian suatu negara dalam perdagangan antar bangsa, dengan menghapus berbagai hambatan tarif dan non tarif untuk meningkatkan penjualan yang agregat tanpa memperhatikan tujuan ekonomi itu sendiri, yaitu mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Pandangan ini berbeda dengan Abu ‘Ubaid yang mengarahkan perdagangan international untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil bagi masyarakat. Artikel ini menunjukkan bahwa pemikiran Abu ‘Ubaid Al-Qasim lebih memberikan kepastian untuk mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan sosial.)— Keywords: International trade, export and import, Abu ‘Ubaid Al-Qasim, Adam Smith