Eritrika A. Nulik
Universitas Kristen Artha Wacana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSEP “PERIKHORESIS” DALAM PELAKSANAAN “GEREJA RUMAH” OLEH JEMAAT GMIT TALENALAIN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Merensiana Hale; Eritrika Nulik
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v3i1.207

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a profound impact on life, including the life of the church. The church requires the congregation to worship at home, not in the church building. This change in places of worship was followed by Christian families, particularly in the GMIT Talenalain congregation, although there were differences of opinion. Even though they worship at home, they miss worship in the church building. The theological understanding of home churches influences the difference in views about places of worship during the Covid-19 pandemic. This paper aims to show fluid or practical-operative ecclesiological concepts for the congregation during this pandemic. The extent to which the Christian family lives the concept of perichoresis in implementing the home church. This research uses a case study qualitative research method. The results show that the family interprets the home church as a communion of perichoresis Trinitarian praxis because it contains perichoretic values.
ADAPTABILITAS GEREJA UPAYA MENEMUKAN BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN PASTORAL GEREJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP HUKUM GEREJA DAN DALAM SPIRIT REFORMASI CALVINIS Eritrika A. Nulik
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 6 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i6.2021.1569-1579

Abstract

Tulisan ini merupakan refleksi atas makna kepemimpinan pastoral gereja masa kini dalam kaitan dengan adaptabilitas gereja oleh karena munculnya berbagai perubahan dalam gereja dan masyarakat. Pertanyaan yang mendasari refleksi ini ialah mengapa gereja memerlukan adaptabilitas ketika berhadapan dengan perubahan? Apakah gereja menjadi gereja yang konservatif (tradition oriented) dengan cara tidak mengambil bagian dalam perubahan dunia (tidak beradaptasi) atau justru gereja menjadi terlalu cepat (progresif) beradaptasi sehingga gereja kehilangan identitas yang seharusnya? Apa manfaat adaptasi bagi sebuah kepemimpinan pastoral gereja? Lebih lanjut lagi kita bertanya, dalam spirit reformasi Calvinis masa kini yang berusia 504 tahun, bagaimana gereja menata diri melalui pendeta yang adaptif terhadap perubahan?   Dalam upaya menjawab persoalan ini, saya akan membahas mengenai beberapa isu tata gereja yang berkaitan dengan kepemimpinan dan peran pendeta sebagai wujud adaptabilitas gereja. Gagasan yang mendasarinya ialah bahwa adaptabilitas merupakan salah satu ciri mendasar dari gereja sebagai sebuah realitas eskatologis. Dengan adaptabilitasnya gereja bertumbuh menjadi profetis dan karismatik sebagai identitasnya melalui kepemimpinan yang berwatak profetis dan karismatik dari pejabat gerejawinya. Untuk itu, pendekatan eklesiologis berdasarkan prinsip Hukum Gereja akan saya pakai dalam mengkonstruksi gagasan ini. Pada bagian pertama tulisan ini saya akan membahas mengenai gereja dalam realitas eskatologis dengan adaptabilitas sebagai salah satu ciri mendasarnya dan pengaruhnya bagi kepemimpinan profetis dan karismatik. Pada bagian kedua akan dibahas mengenai adaptabilitas Johanes Calvin dalam kaitannya dengan tata gereja dan kepemimpinan. Lalu pada bagian akhir saya akan menyorot relevansi adaptabilitas dalam konteks GMIT terkait kepemimpinan dan peran pendeta khususnya addendum berupa Kode Etik Pendeta yang dipakai di GMIT.