Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perubahan Konduktivitas Hidraulik dan Daya Hantar Listrik Tanah Akibat Pemberian Urea dan Bahan Organik pada Tanah Ultisol Ida Suryani
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v10i3.805

Abstract

This study aimed to determine the effect of urea added with organic matter in a high C/N (50-70) or low C/N (10-20) ratio on the hydraulic conductivity and electrical conductivity of Ultisol soil. The research was arranged in a Split Plot Design. The main plot is organic matter, ie, without organic matter, calopogonium leaves, and rice straw 1,275 x 10-8 kg/ha, equivalent to 15.3 g/pipe. Sub-plots were urea doses consisting of 0, 100, and 300 kg/ha, equivalent to 0 g/pipe, 0.0425 g/pipe, and 0.0825 g/pipe, respectively, applied to Ultisol soil. Sample of Ultisol soil was taken at a depth of 0 -120 m which were air-dried, then sifted, mixed with TSP, organic matter, and urea according to treatment. The sample was put in a PVC tube (pipe) with the bottom covered with fine gauze to hold the soil but still allow percolation. . Incubation was carried out for two weeks. Observations were made after the incubation period, including hydraulic conductivity and electrical conductivity. The application of organic matter and urea at a dose of 300 kg/ha can increase the electrical conductivity of the soil. Adding the main organic matter with a high C/N ratio (rice straw) increases the hydraulic conductivity. Electrical conductivity (EC) is a good indicator in explaining the dispersive effect of urea and the effect of flocculation of organic matter. High electrical conductivity always results in high hydraulic conductivity in Ultisol soils.
PERMEABILITAS BERBAGAI KEDALAMAN TANAH PADA AREAL KONVERSI LAHAN HUTAN I. Suryani
Jurnal Agrisistem Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.203 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permiabilitas pada berbagai kedalaman tanah pada areal konversi lahan hutan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, bulan Februari sampai Oktober 2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan penampang melintang pada 12 profil tanah pada 4 transek (Barat - Timur dan Utara - Selatan). Selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Unhas. Penetapan permeabilitas tanah dalam keadaan jenuh berdasarkan hukum Darcy. Hasil penelitian menunjukkan umumnya permiabilitas pada Transek 1, 2, 3 dan 4, berfluktuasi dari lapisan atas ke lapisan bawah dan cenderung menurun dengan bertambahnya kedalaman. Penurunan permiabilitas menurut kedalaman ini disebabkan oleh adanya vegetasi dan serasah pada permukaan tanah serta adanya aktivitas jasad hidup tanah, khususnya bakteri yang berperan dalamperombakan bahan organik sehingga stabilitas agregat tanah dan pori dapat dipertahankan.
KAPASITAS TUKAR KATION (KTK) BERBAGAI KEDALAMAN TANAH PADA AREAL KONVERSI LAHAN HUTAN I. Suryani
Jurnal Agrisistem Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.424 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada berbagai kedalaman tanah pada areal konversi lahan hutan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, Februari sampai Oktober 2014. Penelitian menggunakan metode survei di lapangan, penentuan KTK dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Universitas Hasanuddin, dengan menggunakan sampel tanah yang diambil secara komposit di lokasi penelitian. Penetapan KTK ditentukan dengan metode Leaching menggunakan Amonium Asetat 1 N pH 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya KTK pada setiap desa dan masing-masing transek, nilainya berkisar sedang sampai tinggi. KTK untuk seluruh desa pada masing-masing transek umumnya menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah, kecuali pada transek 2 menunjukkan pola distribusi nilai KTK yang relatif sama pada berbagai kedalaman. Nilai KTK yang tinggi pada horizon eluviasi terkait dengan adanya akumulasi bahan organik pada lapisan tersebut.
PENGARUH VEGETASI TERHADAP KANDUNGAN DAN SEBARAN LIAT PADA AREAL PERTANAMAN KAKAO DI PAPALANG, KABUPATEN MAMUJU I. Suryani
Jurnal Agrisistem Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.793 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vegetasi terhadap kandungan dan sebaran liat pada areal pertanaman kakao di Papalang, Kabupaten Mamuju. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan penampang melintang pada 12 profil tanah dibagi dalam 4 transek (Barat–Timur dan Utara–Selatan) pada areal pertanaman kakao di Papalang-Kabupaten Mamuju. Selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Unhas. Hasil analisis tanah untuk pengamatan tekstur dilakukan dengan menggunakan metode pipet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada areal pertanaman kakao, kandungan liat dari semua profil studi berada pada kisaran 45%–65% dengan trend sedikit berkurang dan tidak teratur dengan meningkatnya kedalaman tanah, jumlah ruang pori relatif konstan dengan nilai 40%–50%, ratio debu/liat pada semua profil umumnya meningkat dengan meningkatnya kedalaman tanah. Kandungan liat profil studi relatif tinggi dan ratio debu liat yang rendah dengan tekstur umumnya liat. Hal ini terkait dengan tingginya intensitas pelapukan akibat curah hujan yang tinggi dan batuan induk yang mudah melapuk serta kandungan mineral-mineral yang resisten yang relatif tinggi. Pola distribusi liat dengan kedalaman yang umumnya relatif konstan atau sedikit berkurang pada dasarnya terkait dengan telah hilangnya seluruh atau sebagian horizon A dari profil studi. Secara alami horizon A umumnya mempunyai kandungan liat yang relatif lebih rendah dari horizon B. Pola distribusi pori menurut kedalaman yang sejalan dengan distribusi liat menunjukkan tidak adanya akumulasi liat di horizon B yang diakibatkan tidak adanya periode kering yang jelas di wilayah studi.
PENGARUH VEGETASI TERHADAP KANDUNGAN NITROGEN TOTAL PADA BERBAGAI KEDALAMAN TANAH PADA AREAL KAKAO DI PAPALANG, KABUPATEN MAMUJU I. Suryani
Jurnal Agrisistem Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.179 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vegetasi terhadap kandungan nitrogen total pada berbagai kedalaman tanah pada areal pertanaman kakao di Papalang- Kabupaten Mamuju. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan penampang melintang pada 12 profil tanah dibagi dalam 4 transek (Barat - Timur dan Utara - Selatan). Selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Unhas, dengan menggunakan metode Kjeldahl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada areal pertanaman kakao, secara umum, distribusi kadar N-total tanah menunjukkan pola yang bervariasi menurut kedalaman tanah. Kadar N-total pada transek 1 berkisar antara 0,12% - 0,21%, transek 2 berkisar antara 0,11% - 0,22%, transek 3 berkisar antara 0,11% -0,22% dan transek 4 berkisar antara 0,14% - 0,25%. Pola distribusi kadar N-total cenderung sama menurut kedalaman pada semua profil transek 2. Kadar N-total tanah berada pada kisaran 0,11% - 0,24% pada semua titik pengamatan pada profil P1, P2 dan P3. Kadar N-total tanah pada lapisan atas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan di bawahnya pada semua profil.
Pemanfaatan Limbah Anorganik oleh Kelompok Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Pangkep Ida suryani; Muhammad Amir
DEDIKASI Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v20i1.7917

Abstract

This Community Partnership Program (PKM) aims to utilize inorganic waste, especially plastic, intohandicraft products with good economic value. This program is conducted on March to October 2018 inPa'bundukang village, Pangkaje'ne district of Pangkep Regency, with Lotus Housewives Group and AsokaHousewives Group. The activity in this program consists of counseling, training, mentoring and demonstration. Theresults show that the housewives' creativity and the community in general in reusing from plastic waste increased.Through counseling, training and demonstration on how to use inorganic waste creatively, the inorganic wastematerial can be made into various kinds of interesting and economical handicraft products to increase the income ofhousewives.
Perubahan Konduktivitas Hidraulik dan Daya Hantar Listrik Tanah Akibat Pemberian Urea dan Bahan Organik pada Tanah Ultisol Ida Suryani
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v10i3.805

Abstract

This study aimed to determine the effect of urea added with organic matter in a high C/N (50-70) or low C/N (10-20) ratio on the hydraulic conductivity and electrical conductivity of Ultisol soil. The research was arranged in a Split Plot Design. The main plot is organic matter, ie, without organic matter, calopogonium leaves, and rice straw 1,275 x 10-8 kg/ha, equivalent to 15.3 g/pipe. Sub-plots were urea doses consisting of 0, 100, and 300 kg/ha, equivalent to 0 g/pipe, 0.0425 g/pipe, and 0.0825 g/pipe, respectively, applied to Ultisol soil. Sample of Ultisol soil was taken at a depth of 0 -120 m which were air-dried, then sifted, mixed with TSP, organic matter, and urea according to treatment. The sample was put in a PVC tube (pipe) with the bottom covered with fine gauze to hold the soil but still allow percolation. . Incubation was carried out for two weeks. Observations were made after the incubation period, including hydraulic conductivity and electrical conductivity. The application of organic matter and urea at a dose of 300 kg/ha can increase the electrical conductivity of the soil. Adding the main organic matter with a high C/N ratio (rice straw) increases the hydraulic conductivity. Electrical conductivity (EC) is a good indicator in explaining the dispersive effect of urea and the effect of flocculation of organic matter. High electrical conductivity always results in high hydraulic conductivity in Ultisol soils.
KAJIAN SIFAT FISIKA KIMIA TANAH INCEPTISOL DI BERBAGAI KELERENGAN DAN KEDALAMAN TANAH PADA AREAL PERTANAMAN KAKAO Ida Suryani; Juni Astuti; Nurul Muchlisah
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 11 No 3 (2022)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v11i3.1014

Abstract

This study aims to examine some of the physical and chemical characteristics of the inceptisol soil on various slopes and soil depths in the cocoa planting area. The method used in this research is descriptive method by conducting surveys and taking soil samples based on land position, namely slopes of 3%, 15%, and 40% at depths of 0-25 cm and 25-50 cm, respectively. The results showed that the soil texture on all slopes and soil depths was clay texture. The percentage of clay in the upper layer (0-25 cm) was higher than that in the lower layer (25-50 cm) on the 3 and 40% slopes, while on the 15% slope the opposite occurred. The pH value of each slope and depth ranges from 4.52-5.35 with acid criteria. Bulk density on the slope of 3% and 40% on the top layer (0-25 cm) is lower than the bottom layer (25-50 cm), except for the 15% slope. The bulk density of the top and bottom layers is in the same range. Porosity and soil permeability decrease with the slope height both at the top soil depth (0-25 cm) and at the bottom depth (25-50 cm). Organic C, total N, available P and available K of each slope (3%, 15%, and 40%) decreased from the upper layer (0-25 cm) to the lower layer (25 50 cm).
Penyuluhan dan Pendampingan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Tanaman Sayuran Organik Andi Tenri Fitriyah; Baharuddin Baharuddin; Ida Suryani; Andi Asni; Munirah Munirah
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 10 (2024): Januari
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10642751

Abstract

Pemanfaatan lahan pekarangan akan  memberikan manfaat bagi kehidupan keluarga seperti: sumber pangan dan juga sebagai sumber pendapatan. Salah satu teknologi pertanian yang dapat diterapkan untuk memanfaatkan lahan pekarangan adalah teknologi hidroponik. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan budidaya tanaman organik kepada mitra sehingga mereka dapat mengembangkan tanaman sayuran organik di pekarangan masing-masing agar peserta dapat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur organik untuk kebutuhan pangan keluarga. Metode pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan dan pendampingan cara menanam sayuran organik. Peserta kegiatan berjumlah 20 orang. Dampak setelah kegiatan pengabdian masyarakat adalah pengetahuan peserta meningkat dan adanya keinginan peserta untuk menanam sayuran organik di lahan pekarangan rumah.Â