Tanti Juwita Saragih
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI PENYIMPANAN HIGH ALERT MEDICATION DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X TANGERANG Andriyani Rahmah Fahriati; Gina Aulia; Tanti Juwita Saragih; Dimas Agung Waskito Wijayanto; Linda Hotimah
Edu Masda Journal Vol 5, No 2 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i2.131

Abstract

High Alert drugs are medicines that have a high risk that can endanger patient safety if its not used properly. According to the Minister of Health No. 72 of 2016 regarding Service Standards in Hospitals, it is explained that high alert drugs must be stored separately from other drug storage and given special labeling. The purpose of this study was to identify and evaluate the suitability of storage and labeling of high alert drugs at the Pharmacy Installation of Hospital X Tangerang. This type of research is descriptive research. Data collection was carried out by direct observation using a check list sheet. The samples taken were drug storage data and labeling of high alert drugs. The results of this study indicate that the most appropriate evaluation of the storage and labeling of high alert drugs is the concentrated electrolyte which reaches 100%. The results of the evaluation that received the lowest percentage were the LASA drug class in the main pharmacy installation with 58% for storage and 65% for labeling that was most in accordance with existing regulations. With the discrepancy with the existing provisions so that data on cases of errors that occurred in the pharmacy installation of Hospital X in 1 year were obtained, the most of which were errors in taking the LASA class of drugs, where the error reached 72%, but it did not reach the patient, because in Hospital X Tangerang has been checked for the class of drugs including high alert medications, checked by 2 people, before being given to the patient.ABSTRAKObat High Alert merupakan obat yang memiliki resiko tinggi yang dapat membahayakan keselamatan pasien jika tidak digunakan secara tepat. Menurut Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di rumah Sakit dijelaskan bahwa obat high alert wajib disimpan secara terpisah dari penyimpanan obat lain dan diberi pelabelan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tentang kesesuaian penyimpanan dan pelabelan obat high alert di Intalasi Farmasi Rumah Sakit X Tangerang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara observasi langsung menggunakan lembar check list. Sampel yang diambil adalah data penyimpanan obat dan pelabelan golongan obat high alert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi terhadap penyimpanan dan pelabelan obat high alert yang paling sesuai yakni pada elektrolit pekat yang mencapai 100%. Hasil evaluasi yang paling mendapat presentase rendah yakni pada golongan obat LASA di instalasi farmasi utama dengan umlah 58% untuk penyimpanan dan 65% untuk pelabelan yang paling sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan adanya ketidaksesuaian dengan ketentuan yang ada sehingga diperoleh data kasus kesalahan yang terjadi di instalasi farmasi Rumah sakit X pada 1 tahun, yang terbanyak yakni kesalahan pada pengambilan obat golongan LASA, dimana kesalahan mencapai 72%, namun hal tersebut tidak sampai ke pasien, karena di Rumah Sakit X Tangerang telah dilakukan pengecekan untuk golongan obat yang termasuk high alert medications dilakukan pengecekan oleh 2 orang, sebelum diberikan ke pasien 
STUDI POTENSI INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT X DAERAH CILEDUG Tanti Juwita Saragih
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 2, No 1 (2022): PHRASE (PHARMACEUTICAL SCIENCE) JOURNAL VOL 2 NO 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v2i1.181

Abstract

Penyakit gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pasien yang menderita penyakit gagal jantung biasanya mendapat terapi diuretik dan kombinasi lebih dari dua obat lain, sehingga potensi kejadian interaksi obat semakin besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat dengan obat golongan diuretik pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit X Daerah Ciledug periode Oktober-Desember 2020. Sampel pada penelitian sebanyak 184 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kejadian interaksi obat yang mengalami interaksi obat diuretik sebanyak 172 pasien (93,5%) dengan total 544 kasus yang terbagi menjadi 43 pasangan obat, dengan kejadian paling banyak terjadi pada umur 56-65 tahun 266 kasus (48,9%), dan paling banyak terjadi  pada laki-laki sebanyak 327 kasus (60,1%). Kejadian interaksi obat dengan mekanisme interaksi terbanyak adalah secara farmakodinamik dengan 30 kasus (69,8%), dengan kombinasi obat paling banyak yaitu furosemid dengan bisoprolol. Tingkat keparahan interaksi obat diuretik pasien gagal jantung paling banyak pada tingkat moderat sebanyak 34 kasus (79%) dari total 42 kasus, dengan pasangan paling banyak furosemid dan bisoprolol. Dari hasil penelitian ini ditemukan banyaknya kejadian potensi interaksi obat golongan diuretik dengan obat golongan lainnya pada manajemen terapi gagal jantung. Potensi interaksi obat yang banyak ditemukan terjadi dengan mekanisme farmakodinamik dan dengan tingkat keparahan moderat, sehingga dibutuhkan pemantauan yang ketat terhadap efek farmakologi lain yang dapat ditimbulkan dari kombinasi-kombinasi obat yang direkomendasikan.