Daniel Sema
STT ABDiEL

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EXOTIC SCALE DALAM LINTASAN SEJARAH Daniel Sema
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 2 No 2 (2019): November 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.68 KB)

Abstract

Exotic scale (exotic or foreign scales) is a scale that is not covered by Western musical traditions that is outside the major and minor systems. The number of notes in an exotic scale can be less than one octave (for example pentatonic scale) or can be more (for example octatonic scale). Exotic scales are also used to refer to certain cultural scales, for example the Persian or Hungarian scales, or certain composer finding scales, for example whole tone scales, or scales borrowed from types of capital music, such as jazz or world music . This is because these types of music do not heed the tuning system, melodic forms and aesthetic principles of Western tradition. The exotic scales basically existed long before the birth of major and minor systems. For the composer of the twentieth century the sound of this unique exotic scale became the main attraction after more than three hundred years lost by the dominance of the major-minor (1600-1900). In fact, there is now a tendency for exotic scales to be used by musicians to show the composer's identity.
Mendengarkan dan Memahami Musik Daniel Sema
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik ialah seni abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata-kata karena bunyi hampir tak ada sangkut pautnya dengan pengalaman kehidupan manusia sehari-hari. Di dalam keabstrakannya inilah ada tuntutan kepada penikmat seni untuk memberikan perhatian yang lebih besar daripada seni lain yang lebih nyata. Orang pada umumnya mendengarkan musik sebagai aktivitas sampingan, bukan yang terutama, sebab musik biasanya dianggap sebagai sarana hiburan. Oleh karena itu, musik tidak boleh membebani pendengarnya. Akan tetapi, mendengarkan musik sesungguhnya bukan dilakukan dengan cara demikian, sebab pada pengertian hakiki mendengarkan musik ialah mendengarkan dengan seksama demi tercapainya kemampuan apresiasi terhadapnya dan mampu mengalami pengalaman estetis darinya. Agar dapat mendengarkan musik dengan baik dan berhasil (terutama musik seni), seseorang harus memiliki modal yang cukup, yaitu pengetahuan musik yang memadai, yang mencakup mulai dari hal-hal teknis hingga bentuk musik yang kompleks. Kemampuan intelektual seorang pendengar untuk merangkai, mengurai, menyusun pola-pola tertentu yang berkaitan dengan musik akan membuat sejauh mana musik tersebut bermakna. Pengetahuan ini akan membuatnya mengerti apa yang didengarnya dan membawanya kepada pengalaman estetis yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya.