Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 MENGGUNAKAN METODE ATC/DDD DAN DU 90% Nurshalati Tahar; Alifia Putri Febriyanti; Munifah Wahyuddin; Syahifah Auliyah Hasti
Jurnal Kesehatan THE 2nd ALAUDDIN PHARMACEUTICAL CONFERENCE AND EXPO (ALPHA-C) 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v1i1.18380

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease caused by the pancreas not producing enough insulin or not being able to use the required insulin effectively. Evaluate the use of oral antidiabetic drugs using ATC Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease caused by the pancreas not producing enough insulin or not being able to use the required insulin effectively. Evaluate the use of oral antidiabetic drugs using ATC / DDD and DU 90% methods. Oral antidiabetic used in Makassar Hospita Hospital there are 3 types of metformin as many as 1020 units with a dose per unit that is 500 mg with a total use of 601000 mg 99.56%, more than 48 units with a perunit dose of 60 mg with a total dose of 2520 mg 0 , 41%, the last is 41 units of glimepiride with a perunit dose of 2 mg with a total use of 82 0.01%. Of the 3 types of oral antidiabetic, 3 usage patterns were obtained, namely 84% single metformin, 9% metformin + gliclazide combination pattern and 7% metformin + glimepirid combination. Included in the 90% DU segment or included in the list of incoming drugs is collected 90% of drug use after being sorted from the highest and highest percentage of drug use for compilation and low use is the use of metformin, using the correct use of drugs according to the choice, right dose, right delivery time, exact route and right information.
PERAN FARMASIS DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN TERKAIT OBAT INFEKSI SALURAH KEMIH Alifia Putri Febriyanti; Amhar Jamil
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 5 No 4 (2017): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v5i4.4465

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah bagian dari Permasalahan terkait Obat (PTO) yang menyebabkan resistensi antibiotika, sehingga sangat penting untuk mengatasi PTO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apoteker dalam mengatasi PTO dalam terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK). Penelitian prospektif observasional dilakukan pada pasien rawat inap pada bulan Januari dan Februari 2016. PTO yang paling banyak berasal dari domain masalah efektivitas (n = 42, 64%), diikuti oleh masalah lainnya (n = 14; 22%) dan terakhir adalah masalah reaksi yang merugikan (n = 9; 14%). Analisis PTO menggunakan alat PCNE versi 7.0. Intervensi yang dilakukan oleh farmasis meliputi pemberian informasi kepada penulis resep sebesar 11%, permintaan konfirmasi dari penulis resep sebesar 21%, pemberian intervensi kepada penulis resep sebesar 68%, pemberian konseling obat pada pasien sebesar 100%, perubahan obat sebesar 6%, perubahan dosis sebesar 21%, perubahan formulasi sebesar 11%, perubahan petunjuk penggunaan sebesar 31%, penghentian obat sebesar 22% dan permulaan obat baru sebesar 9%. Semua PTO dapat diselesaikan. Intervensi apoteker sepenuhnya diterima dan diimplementasikan.
Sebuah SOSIALISASI PERNIKAHAN DINI PADA MASYARAKAT DESA PANDANSARI KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG Ahmad Haikal Zamzami Zamzami; Akiful Khoir; Alifia Putri Febriyanti; Binti Ni'matul Mufarrichah; Dewi Nur Aini; Diva Libriyani Syauqi Ningrum; Nada Nafisati Zahrah
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT YAMASI Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Yamasi
Publisher : Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.318 KB) | DOI: 10.59060/jpmy.v2i1.274

Abstract

Berdasarkan penelitian dan wawancara, terdapat 16 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 15 orang perempuan yang menikah di bawah usia 19 pada tahun 2022 dari bulan Januari Hingga Desember. Dampak kesehatan baik secara psikologis maupun biologis kerap terjadi bagi pasangan yang belum siap secara fisik maupun mental. Hal tersebut dapat berupa gangguan kesehatan mental anak, KDRT, kurang gizi, bayi prematur, cacat secara fisik, atau bahkan kematian pada ibu serta janin dan anak. Pernikahan dini biasa dilatarbelakangi oleh hal-hal yang bersifat kemasyarakatan seperti problem ekonomi, faktor tradisi, hamil diluar nikah, tingkat pendidikan yang masih rendah, dan paksaan dari orang tua. Salah satu upaya untuk mengurangi kasus pernikahan dini yang sudah sering dilaksanakan oleh pemerintah Desa Pandansari yang berkerjasama dengan KUA Kecamatan Poncokusumo dan Puskesmas Kecamatan Poncokusumo yaitu melaksanakan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat Desa Pandansari. Di Indonesia sendiri terkait usia minimal seseorang bisa melakanakan pernikahan ada pada usia 19 tahun sebagaimana yang tercantum pada Pasal 7 Undang-Undang Pernikahan No. 16 Tahun 2019. Dalam islam sendiri hukum asal menikah adalah mubah atau boleh, tetapi bisa berubah hukumnya sesuai dengan keinginan atau hajat seseorang. Dalam melaksanakan pernikahan kedua mempelai serta keluarganya haruslah memerhatikan aspek kemalsahatan dari pernikahan tersebut agar tidak menimbulkan kemudharatan di masa depan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia terhadap Penanganan Pertama Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Vaksin Covid-19 Wahyuddin, Munifah; Alifia Putri Febriyanti; Nurshalati Tahar; Khaerani; Andi Arwini Puspitasari
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Desember: on Progress
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i2.51028

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Di Indonesia sedang mengalam krisis pandemi COVID-19 dan kelompok geriatri merupakan kelompok yang rentan atau mudah terjangkit virus COVID-19 ini. Solusi yang diberikan pemerintah yaitu adanya perlakuan vaksinasi sebagai pencegahan penyebaran virus. Namun setelah pemberian vaksin terdapat gejala-gejala yang tidak dapat dihindari, gejala tersebut dinamakan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan geriatri terhadap penanganan pertama KIPI vaksin covid-19. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel lansia yang memenuhi kriteria sebanyak 162 responden. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sekitar 54 responden (33.33%) dengan kategori baik pada pengetahuan dan penanganan KIPI, 97 responden (59,9%) dengan kategori cukup pada penanganan pertama KIPI dan 11 responden (6.8%) termasuk kategori kurang pada pengetahuan dan penanganan KIPI. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square didapatkan p value =0,000 < 0,05 yang artinya adanya hubungan yang bermakna terhadap Tingkat pengetahuan dengan penanganan pertama Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan memiliki peranan yang penting dalam penanganan pertama kejadian ikutan pasca imunasasi (KIPI), sehingga informasi dan edukasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat mengenai manfaat, efek samping dan penanganan yang tepat terkait vaksin COVID-19 terutama pada lansia. Kata Kunci: Covid-19, Geriatri, KIPI, Tingkat Pengetahuan, Vaksin.
Pengaruh Islamic Home Pharmacy Care terhadap Kualitas Hidup pada Pasien Geriratri Diabetes Melitus Tipe 2 Alifia Putri Febriyanti; Wahyuddin, Munifah; Khaerani; Nurul Afia Wardhani
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Desember: on Progress
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i2.51043

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau berkurangnya kemampuan tubuh untuk merespon kerja insulin secara efektif. Apoteker mempunyai kewajiban dan tanggung jawab bahwa pasien mengerti dan memahami serta patuh dalam menggunakan obat sehingga diharapkan mampu meningkatkan angka keberhasilan terapi khususnya kelompok pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronik seperti DM, salah satunya dengan menjalankan program pelayanan kesehatan pemerintah yaitu Homecare Rasulullah saw sebagai sosok teladan yang dapat dicontoh perilaku dan tingkah lakunya yang dapat kita lihat dari banyak hadist terutama membahas soal kehidupan sehari-harinya yang berdampak baik terhadap kesehatan. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Islamic Home Pharmacy Care terhadap kualitas hidup pasien geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 di salah satu Puskesmas di Kota Makassar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian bentuk metode quasi experiment, dengan teknik pre dan posttest. Teknik pengambilan sampel berupa nonprobability sampling dengan jumlah responden sebanyak 26 responden. Hasil: Islamic Home Pharmacy Care mengajarkan pada pasien pola hidup seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW yang dimana pasien DM harus melaksanakan perlakuan tersebut selama kurang lebih sebulan yaitu anjuran membaca Al-Quran setiap hari, berzikir setiap saat, melaksanakan puasa senin-kamis, anjuran untuk tidur setelah melaksanakan sholat isya agar bisa bangun sholat malam dan dilanjutkan sholat subuh, tidur menghadap kanan sesuai ajaran Rasulullah, saat sedang makan dan minum harus duduk, mencuci tangan sebelum makan, membaca basmalah sebelum makan dan minum, makan dengan menggunakan tangan kanan, tidak membiasakan meniup makanan, ketika sedang makan agar tidak berbicara, dan makan tidak berlebihan. Kegiatan tersebut sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kesimpulan: Islamic Home Pharmacy Care berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien geriatri diabetes melitus tipe 2 dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai signifikan 0.010 (P value < 0.05) Kata kunci: Islamic Home Pharmacy Care, Kualitas Hidup, Diabetes Melitus, Geriatri
Studi Pustaka Evaluasi Polifarmasi pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Alifia Putri Febriyanti; Wahyuddin, Munifah; Ummu Khairunnisa Azzahra
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 1 (2022): On Progress
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i1.51056

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Proses menua menyebabkan banyak perubahan pada tubuh lansia seperti perubahan psikologis, sosial dan penurunan fungsional tubuh. Hal ini menyebabkan lansia biasanya lebih rentan terhadap berbagai penyakit sehingga akan terjadi polifarmasi. Polifarmasi sering didefinisikan sebagai penggunaan rutin dari lima obat atau lebih. Polifarmasi pada lansia telah dikaitkan dengan banyak hasil kesehatan yang merugikan. Faktor utama yang berhubungan dengan polifarmasi adalah Penggunaan obat yang tidak tepat atau PIMs (Potentially inappropriate medications). Tujuan: Penelitian ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk menelaah instrumen yang bisa digunakan untuk mengevalusi polifarmasi pada pasien geriatri diabetes melitus. Metode: Studi literatur berupa analisis artikel jurnal yang memiliki hubungan atau kata kunci yang berkaitan dengan evaluasi polifarmasi pada pasien geriatri diabetes melitus dengan menggunakan metode PICOS. Hasil: Pengkajian menunjukkan bahwa Prevalensi PIM yang diresepkan untuk pasien geriatri mengalami peningkatan ketika di evaluasi menggunkan instrumen seperti STOPP / START criteria v2, Beer’s criteria 2019, European list of PIMs (7), The Swedish quality indicators, dan the PRISCUS list. Kesimpulan: Dari analisis beberapa jurnal, instrumen yang bisa digunakan untuk mengevaluasi polifarmasi pada pasien geriatri diabetes melitus yaitu STOPP / START criteria v2, Beer’s criteria 2019, European list of PIMs (7), The Swedish quality indicators, dan the PRISCUS list. Kata kunci: Evaluasi Polifarmasi, Geriatri, Diabetes Melitus, PICO