Iwan Zaenul Fuad
Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Pekalongan Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan Jawa Tengah 51141

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BELENGGU TENGKULAK ATAS PETANI PEMBUDIDAYA LELE: Relasi Patron-Klien Budidaya Lele Di Wonotunggal Jawa Tengah Iwan Zaenul Fuad; Aenurofik Aenurofik; Ahmad Rosyid
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.488

Abstract

Abstract: Within the context of Indonesia as a muslim majority country, Islamic teaching has been widely implemented throughout the country. As a result, Islamic values have become the foundation and basic values within societal economic practices. These values, among others, include social and economic justice and equality. However, these values are not always implemented when people's injustice and greed are in play. One of the cases that can provide example in this case is the relationship between catfish farmers and distributors in Wonotunggal, Batang, Central Java. As a commodity with high economical value, many farmers grow catfish. Thus, there was a big need for catfish distributors to facilitate the rising numbers of catfish farmers, to help them sell the catfish. However, there were many distributors who made attempt to control the market, which give disadvantages to the farmers. One of the examples of such disadvantageous practices is 'ijon', or lending money to the farmers with high interest. As a result many farmers were trapped into debt. This study aims at exploring the relationship between catfish farmers and distributors in Siwatu Village, Wonotunggal, Batang.Abstrak: Keberadaan ajaran Islam yang sarat akan pesan moral, tidak diperuntukkan bagi sebagian golongan saja, melainkan rahmatan li al-‘alamin (berlaku universal). Implikasinya, dalam mendistribusikan kesejahteraan-kemakmuran, harus selalu berpijak pada nilai keadilan dan pemerataan. Namun dalam praktiknya, nilai moral luhur ini berhadapan dengan nafsu keserakahan manusia, yang tidak segan melakukan penindasan dalam mengeksplorasi sumber-sumber kekayaan. Hal ini juga nampak dalam relasi antara petani lele dan tengkulak di Batang. Jawa Tengah. Sebagai komoditas yang punya nilai ekonomis, membuat petani berlomba membudidayakannya. Seiring dengan merebaknya budidaya lele, muncul tengkulak, yang awalnya membantu petani dalam memasarkan budidayanya. Hubungan mulai berkembang dalam pola patron-klien, di mana tengkulak mulai mengendalikan sekaligus menindas petani dengan keunggulan modal dan daya tawar yang dimilikinya. Seringkali ini didahului dengan praktik ijon di mana tengkulak memberikan kredit rente yang mengakibatkan petani lele terjerat hutang berlipat. Penelitian ini bertujuan menguak proses terjadinya hubungan patron-klien antara petani dengan tengkulak sekaligus melihat kekuatan daya ikat hubungan ini dalam budidaya lele, khususnya di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
BELENGGU TENGKULAK ATAS PETANI PEMBUDIDAYA LELE: Relasi Patron-Klien Budidaya Lele Di Wonotunggal Jawa Tengah Iwan Zaenul Fuad; Aenurofik Aenurofik; Ahmad Rosyid
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.488

Abstract

Abstract: Within the context of Indonesia as a muslim majority country, Islamic teaching has been widely implemented throughout the country. As a result, Islamic values have become the foundation and basic values within societal economic practices. These values, among others, include social and economic justice and equality. However, these values are not always implemented when people's injustice and greed are in play. One of the cases that can provide example in this case is the relationship between catfish farmers and distributors in Wonotunggal, Batang, Central Java. As a commodity with high economical value, many farmers grow catfish. Thus, there was a big need for catfish distributors to facilitate the rising numbers of catfish farmers, to help them sell the catfish. However, there were many distributors who made attempt to control the market, which give disadvantages to the farmers. One of the examples of such disadvantageous practices is 'ijon', or lending money to the farmers with high interest. As a result many farmers were trapped into debt. This study aims at exploring the relationship between catfish farmers and distributors in Siwatu Village, Wonotunggal, Batang.Abstrak: Keberadaan ajaran Islam yang sarat akan pesan moral, tidak diperuntukkan bagi sebagian golongan saja, melainkan rahmatan li al-‘alamin (berlaku universal). Implikasinya, dalam mendistribusikan kesejahteraan-kemakmuran, harus selalu berpijak pada nilai keadilan dan pemerataan. Namun dalam praktiknya, nilai moral luhur ini berhadapan dengan nafsu keserakahan manusia, yang tidak segan melakukan penindasan dalam mengeksplorasi sumber-sumber kekayaan. Hal ini juga nampak dalam relasi antara petani lele dan tengkulak di Batang. Jawa Tengah. Sebagai komoditas yang punya nilai ekonomis, membuat petani berlomba membudidayakannya. Seiring dengan merebaknya budidaya lele, muncul tengkulak, yang awalnya membantu petani dalam memasarkan budidayanya. Hubungan mulai berkembang dalam pola patron-klien, di mana tengkulak mulai mengendalikan sekaligus menindas petani dengan keunggulan modal dan daya tawar yang dimilikinya. Seringkali ini didahului dengan praktik ijon di mana tengkulak memberikan kredit rente yang mengakibatkan petani lele terjerat hutang berlipat. Penelitian ini bertujuan menguak proses terjadinya hubungan patron-klien antara petani dengan tengkulak sekaligus melihat kekuatan daya ikat hubungan ini dalam budidaya lele, khususnya di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.